Tante Irna sudah menunjukan kamar mana yang akan aku tempati selama kost disini. Jadi aku mulai membersihkannya supaya nanti malam bisa aku tempati langsung, apalagi mama akan datang. Kamar ini sudah ada fasilitas satu single bed beserta dipannya dan satu lemari baju kecil untuk kugunakan.
"Perlu tante bantu, Cher?"
"Gak perlu tan. Makasih. Tan aku pinjem sapu, ember sama alat lainnya ya tan buat bersihin ini."
"Ya udah kalau gitu. Buat peralatannya kamu ambil aja di belakang rumah tante."
"Iya tan"
Aku mulai membersihkan kamar dari mulai lap-lap lemari yang udah berdebu, sapu-sapu sama ngepel, lanjut dengan bersihin kamar mandi. Untungnya nih kamar mandinya di dalam, males kalau kamar mandi diluar dan dipake barengan, harus ngantri apalagi kalau pagi-pagi udah kebayang antrinya.
Saat aku lagi bersihin kamar mandi dering handphone ku terdengar nyaring. Kuhentikan sejenak aktifitas bersih-bersihku. Barangkali aja mama yang telpon soalnya aku belum telpon mama lagi. Saat ku lihat itu adalah v-call dari Real. Ku lihat jam ternyata memang sudah waktu istirahat kedua.
Antara senang dan ragu yang kurasakan saat akan menerima panggilannya. Jantungku berdebar kencang memikirkan apa yang akan dia katakan dan apa yang harus ku kakatan. Akhirnya aku angkat panggilan itu setelah ku Tarik nafas dalam supaya aku bisa sedikit relax.
"Cheeeeerrr" Teriak Gita, Gia, Joana dan Amel.
Bisa kulihat mereka berlima di layar handphoneku. Gita yang memegang handphone Real sedang Real berada di belakang mereka. Seketika aku sedih dan kecewa. Terlebih saat teman-teman yang lain menyapaku, hanya Real yang tidak. Dia diam meskipun bisa kulihat dia tersenyum. Senyum terpaksa. Huft!
"Hai." Aku berusaha tersenyum.
"Ya Ampun Cher... lo kenapa?" Seketika Gita langung menyadari keadaanku wajahku.
'Apa kamu menyadarinya juga Real?' Batinku sambil kuperhatikan ekspresi Real yang masih saja diam.
"Gapapa"
"Gapapa gimana lo. muka lo kayak gitu. Apa yang terjadi?"
"Jadi karena itu lo gak masuk sekolah, cher?". Aku menganggukan kepalaku.
"Lo dimana? Belakang lo rasanya asing."
" Gue di kostan"
"Kostan siapa?"
"Gue. Gue di usir dari rumah"
"Kok bisa? Shareloc alamat lo. Ntar balik sekolah kita ke tempat lo."
Tak banyak obrolan dalam panggilan ini dan kami memutuskan hubungan telpon kami setelah aku shareloc alamat dimana aku tinggal sekarang.
***
Disinilah kita duduk berlima di gazebo kostan sambil menikmati siang menjelang sore yang cukup panas.
"Real gak ikut?"
Tanya ku dengan sedih untuk membuka percakapan sambil memainkan gelas yang berisi es jeruk yang disuguhkan tante Irna barusan. Sebenarnya pertanyaanku ini gak perlu jawaban. Aku hanya memperjelas kenyataan yang sebenarnya membuatku kecewa.
"Sebanarnya apa yang terjadi antara kalian huh? Kenapa kalian saling diem?" Tanya Gia.
"Real gak cerita?"
Mereka semua menggelengkan kepalanya. Huft...Aku pikir Real sudah menceritakan semuanya sama mereka...Huft..Apa yang harus ku katakan sama mereka. Reaksi seperti apa kalau aku jujur sama mereka mengenai apa yang terjadi antara kami. Tepatnya apa yang kulakukan sama Real. Aku masih diam, bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next to You (GxG)
Jugendliteratur"Sekuat apapun kita menyangkal nyatanya kekuatan cinta akan menyatukan rasa. dan sekuat apapun cinta yang kita miliki pada akhirnya hanya akan tunduk pada takdir" ...