21. duapuluhsatu ♡₊˚ 🦢・₊✧

20 2 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

Pukul 4 Nadya sudah bangun, untuk melaksanakan kewajibannya. Setelah selesai melaksanakan solat subuh, Nadya ingin kembali melanjutkan tidurnya.

Niat untuk kembali ke kamar ia urungkan karena Umma, memanggilnya. "Nadya, temani umma ke pasar," ajak Umma pada anak bungsunya.

"Baru aja Nadya mau balik ke kamar, buat lanjut tidur lagi." jawab Nadya jujur.

"Ya sudah, kalau gitu, lanjutkan saja. Umma pergi sama Mas mu,"

"Maaf, Umma." umma tersenyum menanggapi permintaan maaf dari anaknya.

Hari ini Nadya akan berleha-leha di rumah, bangun lewat dari biasanya. Walaupun tadi bangun untuk melaksanakan solat subuh, setelah itu ia melanjutkan tidurnya.

Tubuhnya terlalu lelah beraktivitas karna kemarin membantu Umma membersihkan rumah, dan setelahnya pergi bersama Mahen.

Hari ini juga jadwal kuliah Mahen akan di adakan pada pukul 9 pagi. Masih ada beberapa jam untuk ia merenggangkan tubuhnya, dan menjernihkan pikirannya.

"Hari ini kamu ada janji sama siapa?" tanya Mahen saat dirinya sampai di depan meja makan.

Nadya yang tengah asik membuat sereal, menjawab pertanyaan kakaknya. "Engga ada janji kemana-mana, Lia mau di rumah aja," ujar Nadya.

Mahen mengangguk paham, "Kakak pulang sore, nanti, pas kakak pulang, kakak mau tes hadits-hadits, kamu."

Nadya memperagakan sikap hormat, lalu kembali lanjut dengan aktivitasnya.

Pukul 8.20 Mahen sudah siap, dan akan menuju kampus. Perjalanannya akan sedikit memakan waktu yang cukup lama. Karena jaraknya cukup jauh. Mahen yang sibuk bersiap-siap ke kampus, berbeda dengan Nadya, sangat bertolak belakang dengan Nadya yang masih berleha-leha.

Akhir pekan ini ia akan melihat hasil ujiannya, apakah hasilnya memuaskan, atau kurang? Nadya berharap, hasilnya sangat memuaskan. Aamiinn..

Biarlah Nadya me-refreshkan segala pikiran nya yang sudah berusaha untuk berpikir kuat akhir-akhir ini.

"Umma, Mahen berangkat ya," pamit Mahen.

Saat ini Mahen sudah berada di hadapan Umma, meminta restu agar semua urusan di kampus mendapatkan kelancaran.

"Nadyaaa!" teriak Mahen memanggil Nadya.

Nadya yang sudah paham, buru-buru keluar dari kamarnya, dan bergegas menuju sumber suara.

"Hati-hati, ya, jangan ngebut." titah Nadya.

"Iyaa, assalamu'alaikum."

****

Pukul dua belas siang sudah, Nadya segera bergegas mengambil wudu' dan menunaikan ibadahnya. Setelah selesai dengan beribadah, Nadya melanjutkan dengan makan siang.

Hari ini Umma tidak masak, jadi, Nadya berinsiatif untuk membuat suatu makanan.

"Enaknya, makan siang apa?" monolog Nadya bingung. Pasalnya saat ini hanya tersisa sosis saja di lemari pendingin.

Oh! Nadya tau!

"Kenapa engga bikin sosis goreng kering,"

Nadya mulai memotong sosis itu setipis mungkin, yap, setipis kesabaran, setipis harapannya kepada lelaki yang tanpa sengaja masuk kedalam hatinya.

Dengan kesabaran yang penuh, akhirnya Nadya selesai memotong semua sosis yang sudah ia sisihkan. Sekarang, saatnya ia memanaskan minyak, dan mulai menggoreng.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang