17. tujuhbelas ♡₊˚ 🦢・₊✧

27 2 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

Seminggu berlalu, begitu cepat bukan? Kini semua siswa mempersiapkan diri mereka untuk ujian yang akan mendatang di hari Senin. Perasaan mereka campur aduk, tegang, takut, menjadi satu.

"Ruangan berapa lo, Ar?" tanya Nadya yang berpapasan dengan Arkan.

"Ruang satu. Lo ruang dua?" tanya Arkan, dan Nadya mengangguk.

"Iya gue di ruang dua, semangat ya. Nanti ajarin gue pas mapel bahasa Arab, ya,"

Arkan terkekeh, "okeh," ucapnya lalu melenggang pergi.

"Arkan," panggil Nadya, Arkan lantas membalikkan badannya.

"Semangat," ucap Nadya diiringi dengan kepalan tangan ke atas.

Arkan tersenyum manis, membuat siapa saja terpana dengan senyuman itu. Tetapi, berbeda dengan Nadya.

Arkan mengangguk, "lo juga semangat, kita pasti bisa."

Setelah Arkan pergi meninggalkan Nadya, tak lama Hanum datang. "Eh, Bu Bos. Ngapain?"

Nadya tak menanggapi, Dia justru pergi begitu saja. Hanum mengangkat bahunya, "aneh,"

****

Jam pulang sekolah sudah tiba dari lima belas menit yang lalu, dan kini Nadya bersiap untuk pulang.

Nadya mengambil benda pipih persegi panjang dari dalam saku rok nya. Lalu menghubungi Mahen melalui WhatsApp.

 Lalu menghubungi Mahen melalui WhatsApp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Nadya merekah. Seperti sedang berbunga-bunga, dan jatuh cinta. Tapi, memang iya.

Tepat di sebrang sana, ada Haikal. Tampan, dan manis. Huftt, detak jantungnya berdetak sangat cepat.

Haikal menekan klakson, "duluan, ya,"

"Iya, kak. Hati-hati."

Setibanya di rumah, Nadya membantu membersihkan pekerjaan rumah, lalu bergegas membersihkan dirinya.

Selesai dengan kegiatan membersihkan dirinya, ia merebahkan tubuhnya sejenak. Tak menunggu waktu yang lama, Nadya sudah terlelap tidur.

Adzan maghrib berkumandang, Mahen mengetuk pintu kamar Nadya. Membangunkan adiknya yang terlelap itu.

"Adek, bangun, udah maghrib," ucapnya sambil mengguncangkan tubuh Nadya.

"Lima menit lagi, kak," jawab Nadya masih dengan mata yang terpejam.

"Bangun atau mau gue siram, hm?"

Mau tak mau, Nadya menurut. "Iya, ini bangun," ujarnya.

"Cepet ambil wudu, habis itu solat berjama'ah," ucap Mahen sambil mengusap wajah Nadya dengan tangan nya membuat Nadya menggerutu kesal.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang