24. duapuluhempat ♡₊˚ 🦢・₊✧

8 3 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

Netra Nadya tertuju pada seorang perempuan. Nadya tersenyum jahil memanggil perempuan itu yang tak jauh dari sana.

"Kak, sini mampir," panggil Nadya.

Ayah tahu maksud Nadya, dengan jahil ia menambahi. "Sini, Nak. Mampir."

Nadya menghampiri si perempuan, dan mengajaknya agar masuk ke dalam rumah.

Netra Mahen dan si perempuan itu bertemu. Buru-buru ia memalingkan wajahnya. Si perempuan itu, tersenyum tipis.

"Sini, Kak," Nadya menyambut perempuan itu, dan mengajaknya masuk kedalam rumah. Sedangkan si perempuan hanya bisa pasrah.

Ayah menepuk pundak anak sulungnya, lalu tersenyum. Mahen mengikuti jejak langkah Ayah.

"Ummaa!!"

"Liat ini kedatangan tamu siapa?"

"Ya ampun, Aida."

Yap, yang datang Aida. Perempuan yang selama ini selalu di bicarakan oleh keluarganya.

"Kamu habis dari mana, Kak? Sore sore gini baru pulang. Emang nggak ada yang cariin?" tanya Nadya

"Habis dari rumah temen, Nad. Di cariin siapa, sih? Kamu ini ada-ada aja," jawab Aida.

"Tuh," Jarinya menunjuk ke arah Mahen. Yang di tunjuk kikuk.

"Aida makan malam di sini aja, ya. Umma masaknya kebanyakan, takut mubazir."

"Engga usah, Bunda juga udah masak, Umma," tolak Aida hati-hati.

"Gapapa, Nduk. Nanti biar Umma yang bilang sama Bundamu, kalau anaknya ada disini, ya."

"Lia, ajak Aida main dulu di kamarmu, gih. Sambil nunggu masakannya mateng," lanjut Umma.

Dengan semangat 45 Nadya mengajak Aida untuk menuju ke kamarnya.

****

"Nad, maaf ya," perkataan Aida membuka percakapan mereka setelah beberapa menit saling diam.

"Kenapa, Kak? Why say sorry?"

"Yang waktu aku ngechat kamu as cegil mas mu. Itu sebenarnya bukan aku, itu si Alma yang kirim."

"Gapapa, Kak. Santai aja."

Flashback ..

Nadya terkekeh geli mengingat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadya terkekeh geli mengingat itu.

"Terus, sekarang udah suka belum?" tanya Nadya. Pertanyaan itu secara tiba-tiba keluar dari mulutnya.

"Mana ada, Nad. Ngga ada." elaknya.

"Umma sama Ayah juga udah tau, Kak. Gapapa, jujur aja."

"Tau apa?" tanya Aida dengan polosnya.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang