03. tiga ♡₊˚ 🦢・₊✧

126 13 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

Dua minggu telah berlalu. Seminggu kemarin Nadya melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Ya, seperti yang kalian tau, kegiatan nya masih sama seperti biasanya.

Tak terasa waktu menunjukkan jam makan siang, biasanya Nadya selalu membawa bekal yang di siapkan oleh Umma.

Umma memang selalu menyiapkan bekal untuk Nadya, sedari Nadya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Mungkin kalau semuanya Nadya yang menyiapkan akan memakan waktu yang lebih banyak, pasti akan telat nantinya.

Jika tanpa Umma, sudah di pastikan Nadya akan ribet sendiri.

Dikarenakan hari ini ia tidak membawa bekalnya, jadi ia akan membelinya di kantin.

"Num, anterin gue ke kantin beli makan."

"Iya. Sekalian gue juga mau beli makan." Keduanya berjalan menuju kantin.

Tak membutuhkan waktu yang cukup lama, mereka sampai di kantin langganan mereka berdua.

"Lo mau pesen apa, Num?" tanya Nadya pada Hanum.

"Mie ayam sama es teh,"

"Bu, nasi goreng satu, mie ayam satu sama es teh manis nya 2 ya. Yang satu es batunya ekstra." ucap Nadya pada penjual kantin.

Nadya memang sangat suka makan es batu, sudah menjadi rutinitasnya jika membeli es. Es batunya harus ekstra banyak.

"Bisa diantar ke meja paling pojok sana bisa ndak, Bu?" tanya Nadya sambil menunjuk bangku yang ia maksud.

"Bisa, Nduk. Nanti Bi Sari yang antar ke meja mu." ucap Bu Maya--penjual kantin--

"Nggeh Bu, suwun."

"Sami-sami nduk."

30 menit kemudian, Bi Sari datang dengan membawa nampan yang berisi satu piring nasi goreng, dan satu mangkok mie ayam, juga dua gelas es teh manis.

Keduanya makan di selingi dengan pembicaraan. Entah itu tentang rencana mereka pada weekend nanti, atau tentang tugas yang deadline nya akan datang.

Tak memerlukan waktu yang lama, mereka selesai dengan makan nya.

Masih ada beberapa waktu luang untuk mereka. Nadya dan Hanum menelusuri koridor sekolah.

Tak sengaja mereka berpapasan dengan kakak kelasnya.

Masih ingat dengan kakak kelas yang kemarin? Iya, Kemarin.

"Hai kak," sapa Hanum.

Orang itu mengangguk dan pergi meninggalkan mereka.

"KAK, KATANYA NADYA SUKA!" teriak Hanum pada seorang laki-laki itu.

"Hanum, apaan sih!" cibir Nadya sambil memukul tangan Hanum.

"Maaf, Kak. Temenku emang suka ngarang orangnya." ucap Nadya meminta maaf.

"Gapapa."

****

"Nadya! Ih, tunggu. Tungguin gue."

Setelah kejadian tadi di jam istirahat, Nadya pergi meninggalkan Hanum. Nadya kesal dengan sahabatnya ini.

Hanum menyesuaikan langkah nya dengan langkah Nadya.

"Masih marah ya lo sama gue?" tanya Hanum.

Nadya tak menjawab.

"Maaf...."

"Nadya sumpah gue minta maaf." mohon Hanum pada Nadya.

Pasalnya Nadya benar-benar mendiamkan dirinya. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Nadya sejak kejadian itu.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang