16. enambelas ♡₊˚ 🦢・₊✧

30 4 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

"Nad, katanya ada adek kelas 10 yang suka sama crush, lo,"

Bukannya merasa cemburu, Nadya justru tersenyum manis. "Gapapa, semua berhak mencintai dia. Gue nggak ngelarang seseorang buat ga suka dia. Gue bukan siapa-siapa nya, Gue cuma orang asing yang tiba-tiba masuk di kehidupannya."

Bukan sebuah rahasia lagi, kini semua teman-teman kelasnya mengetahui jika Nadya menyukai laki-laki itu. Bahkan laki-laki itu pun tahu jika perempuan yang selalu saja di comblangkan oleh temannya itu, telah menyukainya.

Hal ini juga sudah sampai ke beberapa teman kelas laki-laki itu. Yang dimana, Nadya juga kenal dengan teman-teman laki-lakinya itu.

Hal ini bukannya membuat laki-laki itu risih, ia justru bersikap biasa saja. Seperti tidak terjadi sesuatu.

Haikal Azhari, seperti yang kalian tahu, laki-laki itu lah yang sudah membuat Nadya jatuh hati kepadanya.

Haikal tak sendiri, ia memiliki teman yang selalu mengikutinya kemanapun dia berada. Itu adalah Satya, dan Raka. Teman setianya Haikal hingga detik ini.

Satya maupun Raka, juga membantu Nadya dalam hal ini, terkadang mereka menjadi CCTV untuk Nadya. Lucu sekali, bukan?

"Nad, di lihat-lihat sih, Ka Satya ganteng juga, ya." kata Hanum yang membuat Nadya sedikit shock.

Kini mereka sedang beristirahat di jam pertama.

"Suka?" tak ada jawaban.

Karena merasa tidak ada respon dari Hanum, Nadya malah memanggil laki-laki itu, "Ka Satya, sini, deh." panggil Nadya.

Satya yang merasa dirinya di panggil, menoleh, dan ikut duduk di samping Hanum.

"Apa, Dek?" sahut Satya.

"Tuh, temenku suka sama dirimu," ujar Nadya to the point pada Satya.

Hanum menepuk pundak Nadya, "boong, kak. Bercanda aja tadi,"

Jujur saja Nadya ingin membalaskan dendamnya pada Hanum yang lelah membongkar rahasianya yang mengagumi Haikal. Tak hanya itu, teman kelasnya jadi mengetahui hal ini karena Hanum.

"Ga usah bohong, Num. Noh pipi lo ga bisa di bohongin."

Satya terkekeh geli melihat tingkah dua sejoli ini, tak habis pikir dengan keduanya.

****

Bel pulang sudah berbunyi, beberapa menit lagi adzan ashar akan berkumandang. Minggu ini Nadya tidak ikut, karena seperti biasa bulannya seorang perempuan.

Bukannya turun, Nadya malah berdiam diri di dalam kelas. Hanum sudah mengajaknya untuk turun, tetapi ia malah menggelengkan.

"Nanti kalau ada guru yang keliling, gue ga tanggung jawab ya, Nad. Gue udah ngajakin lo buat turun tapi lo nggak mau."

"Iyaa,"

Dan benar saja, ada guru yang keliling ke setiap kelas, untuk memastikan jika semua siswa sudah turun, dan melaksanakan solat berjama'ah.

"Kenapa ngga ikut turun?"

"Lagi ngga ikut solat, Buk."

"Bener?" tanyanya yang kurang meyakinkan.

Nadya mengangguk, "Bener, Bu,"

"Yowess, turun." dengan terpaksa, Nadya menuruti perintah Guru kesiswaannya itu.

Selesai sudah, padahal niatnya ingin berdiam diri di kelas, tetapi malah terkena apes.

Selesai membaca do'a ada pengumuman mengenai ujian nanti. Pengumuman itu, di beri tahu kan oleh kepala sekolah selaku penanggung jawab pelaksanaan.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang