20. duapuluh ♡₊˚ 🦢・₊✧

18 3 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

Hari ini, adalah hari libur, seminggu ke depan akan libur sekolah karena guru-guru akan menilai semua hasil ujian para siswa.

Pembagian raport juga akan di laksanakan Minggu depan, setelah itu, akan berlanjut libur.

Tak terasa waktu berlalu begitu sangat cepat, baru tahun lalu Nadya mendaftarkan diri nya di sekolah ini. Sebentar lagi, ia akan menjadi contoh untuk para adik-adik kelas nya.

Walaupun masih tahun depan, tapi, hal itu akan terasa nanti, karena waktu terus berjalan.

Life goes on.

Pagi ini, Nadya tidak ada aktivitas di luar yang harus ia lakukan. Karna hari ini Nadya hanya ingin membantu Umma membersihkan pekerjaan rumah.

"Nadya, amal sholih ngepel, Nak!" seru Umma.

Sedangkan Mahen menyuci pakaiannya dan pakaian milik Nadya. Hal ini, tak hanya Mahen yang melakukannya, menyuci pakaian ini tugasnya bergantian, kadang Nadya, kadang pun Mahen yang melakukannya.

Karena Minggu lalu Nadya sudah yang menyuci, kini giliran Mahen yang menyuci.

"Iyaa, Umma. Habis ini," ucapnya.

Setelah selesai dengan pekerjaan satu, Nadya beralih mengerjakan tugas yang di berikan Umma.

Dengan iringan musik membuat Nadya sedikit bersemangat.

"Kak, nyucinya udah sampe mana? Apa yang belum di cuci? Mau Lia bantu, ga?" tanyanya pada Mahen.

"Dikit lagi, kok, ini. Bentar lagi juga selesai, kamu ngepel aja."

Kalau mengerjakan tugas rumah bersama-sama seperti ini akan meringankan, bukan? Semua pekerjaan akan cepat selesai jika mengerjakannya bersama-sama.

Selesai dengan semua pekerjaan rumah, Nadya kembali membantu Umma untuk memasak. Menu kali ini, bayam dengan tempe orek.

Nadya hanya membantu sedikit, hanya memotong bawang merah, dan memilah sayur yang bagus untuk di makan.

"Bantu umma untuk potong-potong tempe nya, Nak," titah Umma.

"Oke," sahut Nadya.

Suasana hati Nadya entah mengapa sedang membaik, entah apa yang membuat nya sesenang ini.

****

"Nanti sore, Mas sama Adek, izin keluar ya." Mahen meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengajak adiknya pergi.

"Asal pulangnya bawa oleh-oleh, mah, gapapa, Mas."

Mas, panggilan Umma dan Ayah saat di rumah. Berbeda dengan Nadya, ia memanggil Mahen dengan sebutan Kakak. Lain memang.

"Ih, tumben banget mau ngajak keluar. Ada apa?" tanya Nadya keheranan. Pasalnya momen ini memang sangat langka terjadi. Hal ini akan terjadi jika Nadya yang mengajaknya atau kadang, saat Nadya sedang tidak mood.

"Gapapa. Emang salah?"

Nadya lantas menggeleng, "engga, aneh aja,"

"Ya selagi engga masalah, ya gapapa dong? Apa salahnya?"

"Mau ngajak kemana emang?"

"Lo mau nya kemana? Gue akan ikut kemanapun, selagi itu hal yang bikin lo seneng," ujar Mahen pada Nadya.

Umma dan Ayah merasa senang, melihat kedua anaknya akur seperti ini. Senyum mereka terbit begitu saja.

Tak terasa, waktu memang sangat cepat berlalu, cepat sekali. Padahal, baru saja kemarin Umma menimang Nadya, dan mengantarkan Mahen sekolah. Sekarang, mereka sudah semakin besar. Nadya yang sebentar lagi lulus dari sekolahnya, dan Mahen yang tinggal memantapkan hati dan dirinya untuk segera menikah.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang