05. lima ♡₊˚ 🦢・₊✧

98 12 0
                                    

🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨

"Hanum." panggil Nadya tanpa melihat lawan bicaranya. ia tengah fokus dengan tulisan yang ada di papan tulis. Hanum yang tengah fokus dengan tugasnya menoleh ke arah sumber suara.

"Apa?" jawabnya.

"Laki-laki yang jadi imam waktu itu siapa namanya?" tanya Nadya yang berusaha untuk mengingat nama seseorang.

"Kapan?" tanya Hanum yang ia sendiri pun lupa.

"Ih, yang lalu. Gatau, ga inget juga." ucap Nadya, pasalnya ia hanya mengingat wajahnya, tidak dengan namanya.

"Oalah yang lalu toh. Kenapa emangnya?"

Nadya menggeleng, "engga papa, nanya aja."

Hanum tersenyum, "kamu suka, ya?"

"Enggak." elak Nadya. Hanum menoleh ke Nadya. Nadya masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Ngga usah bohong gitu, Dya. Gue tau,"

"Tau apa?" tanyanya. Kini keduanya saling berhadapan.

"Tau kalau lo suka sama seseorang itu."

"Tau darimana?" tanyanya yang heran.

"Keliatan kok, dari cara lo yang nanya dia gini secara tiba-tiba,"

"Percuma kalau mau bohong sama gue, kita dari kecil udah nempel. Gue tau apa yang lo rasain,"

"Kalau suka bilang aja, gue ga akan kasih tau siapa-siapa." lanjut Hanum.

"Ga percaya. Lo tukang bohong soalnya. Gue ga mau dan ga akan percaya sama lo." ucap Nadya.

"Siapa yang suruh lo buat percaya sama gue? Musyrik yang ada kalo percaya sama gue." kata Hanum

Benarkan apa yang di bilang Hanum percaya dengan manusia itu musyrik? Tidak boleh percaya kepada siapapun kecuali sama Allah.

****

Nadya menutup bukunya, dan menaruhnya kedalam tas. Waktu istirahat tiba. Sebelum makan siang, seperti biasa, sebagai seorang muslim wajib melaksanakan kewajibannya.

Hanum pergi terlebih dulu, mengantri mengambil air wudhu. Untungnya Nadya joki tempat mengantri kepada Hanum, jadi ia tidak bersusah payah untuk mengantri lebih lama lagi.

Setelah selesai mengambil wudhu nya, Nadya bergegas menuju aula sekolah, untuk melaksanakan solat berjama'ah.

Tak berselang lama, selesai sudah. Buru-buru Nadya merapikan mukena nya, dan kembali ke kelas untuk makan siang bersama Hanum.

"Nad, emang bener lo suka sama kakel kelas sebelah?" tanya Hanum di sela-sela makan.

"Kalau iya, comblangan gue bener dong?" lagi-lagi Hanum bertanya, dan Nadya mengangkat bahunya acuh.

"Padahal kan, niat gue cuma iseng doang. Eh lo nya malah jadi suka benaran."

"Makasih ya, berkat lo."

"Gue harap, ini jadi rahasia kita berdua aja. Jangan sampe orang lain tau, apa lagi anak anak kelas." Hanum mengiyakan ucapan Nadya.

"Bener, ya! Jangan kibul."

"Iya, Nadya Aurelia." Nadya mengacungkan jempol nya. Menandakan bahwa 'Bagus, Num. lanjutkan!'

****

Jam istirahat pertama sudah habis. Kini semua siswa dan siswi kembali masuk ke ruang kelasnya masing-masing.

Di kelas lain, hening. Tidak ada yang berisik. Berbanding terbalik dengan kelas Nadya yang berisik. Di karenakan guru mapel nya sedang mengambil cuti melahirkan. Hal hasil jadi lah sekarang. Jam kosong.

HANA [HAIKAL & NADYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang