🥨𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!🥨
Pagi ini Nadya tidak punya rencana kemana-mana. Ia hanya ingin menghabiskan waktunya dengan cara membahagiakan dirinya sendiri melalui membaca sebuah buku.
"ADEK!" teriak Mahen memanggil. Lalu membuka pintu Nadya kasar.
"Kak, pelan-pelan dong. Santai aja,"
"Kenapa belum siap-siap?" ucap Mahen sambil mengatur napasnya.
Dahi Nadya berkerut, "mau kemana emangnya?"
"Kan semalem udah di bahas, Dek. Kamu engga nyimak?" Nadya menggeleng.
"Mangkanya, kalau orang lagi ngobrol tu dengerin."
"Nanti di sangka nguping, gimana?" Benar memang, tidak salah, yang salah Mahen. Salah bertanya kepada lawan bicaranya, sudah tahu adiknya ini terlalu pintar.
"Yaa, kalau penting buat keluarga gapapa," ucap Mahen. Sungguh tidak habis pikir dengan adiknya.
"Mau kemana? Staycation kemana?" Mahen mengangkat bahunya. "Gatau, ikut aja," jawabnya lalu melenggang pergi tanpa menutup pintu.
"TUTUP LAGI PINTUNYA!" teriak Nadya pada Mahen. Sedangkan pelaku dengan santainya berkata, "moh, tutup sendiri."
Ingin rasanya, Nadya menjambak rambutnya. Masih untung Nadya baik tidak ingin mencari keributan. Lebih baik ia bergegas bersiap-siap.
****
Saat ini, Nadya tengah asik menikmati pemandangan yang menurutnya, cukup indah, dan cantik. Mereka tiba sejak 1 jam yang lalu.
Ayah, dan Umma selalu mengusahakan untuk mereka bisa selalu kompak, seperti sekarang ini. Dan, selalu berusaha untuk memiliki waktu untuk kedua anaknya.
"Dek," panggil Mahen, menyesuaikan langkahnya dengan Nadya.
"Kesana sebentar, ya. Gue mau ngomong sama lo." setelah berucap seperti itu, Mahen meminta izin ke Umma.
Mahen mengajak Nadya ke suatu tempat yang tak terlupakan jauh dari kawasan Umma dan Ayah nya berada.
Langkah mereka terhenti saat keduanya sudah menemukan tempat yang menurutnya cocok untuk mereka. Sepi, tidak ada seorang pun di sana, hanya ada mereka.
"Ada apa?" tanya Nadya yang heran dengan Mahen.
"Kamu, sama kakak kelasmu yang itu gimana? Masih suka?"
"Kakak kelas? Yang mana?" ujar Nadya.
Nadya masih mencoba untuk mencerna ucapan yang di lontarkan oleh Mahen.
"Oh. Masih. Masih suka, hehehe. Kenapa tiba-tiba tanya gitu?" ucap Nadya yang sudah mulai mengerti kemana arah pembicaraan Kakaknya ini.
Mahen mengangguk-anggukkan kepalanya. Paham sudah. Adiknya ini masih menaruh rasa kepada laki-laki itu.
"Salahkah aku, menaruh rasa suka ini, Kak? Tanpa sebab cinta itu datang." Mahen menggeleng.
"Tidak, tidak salah. Hanya saja, kamu tau kan?" Nadya paham, Nadya tau.
"Bersamanya ataupun tidak itu sudah kehendak dan takdir."
"Yang bisa menjawab itu semua hanya takdir, Dek. Kalau sudah takdirnya, ya kamu mau berbuat apa? Kamu ga bisa berbuat apa-apa. Mau mengubahnya pun udah engga bisa." lanjut Mahen
****
Setelah berbincang tadi, Mahen mengajak Nadya untuk mengelilingi tempat ini, supaya Nadya tidak memikirkan perkataannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANA [HAIKAL & NADYA]
Teen Fictionʚɞ ♡₊˚ 🦢・₊✧ ʚɞ DIUSAHAKAN FOLLOW TERLEBIH DULU, SEBELUM MEMBACA !! Cinta dalam diam? Mencintai seorang laki-laki yang berbeda aliran? Nadya Aurelia, gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan ini secara tiba-tiba mengagumi seorang...