CHAPTER II

1.5K 216 15
                                    

- ambaikan typo

- alur kurang menarik boleh di skip

- semoga suka

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

°heppy reading°






"Halo," jawab freo begitu menjawab panggilan dari zean.

"Kumpul ke tempat biasa Bro. Anak-anak nyariin lo nih. Mereka kangen bikin acara makan-makan yah... Sama bikin kesenangan kecil lah."

"Sorry, gue nggak bisa. Kali ini skip dulu. Makan-makan tanpa gue aja," jawab freo. Ia meletakan handphone-nya di atas tangki motor. Ia mengancingkan jaketnya ,setelahnya ia memakai helm hitam favoritnya.

"Kenapa Bro? Tumben lo nolak. Biasanya kalau ada ajakan kumpul lo paling semangat."

"Yang namanya gue nggak bisa ya nggak bisa. Gue ada acara yang bener-bener nggak bisa gue hindari," Freo memberikan alasan.

"Heleh, soal kakek lo yang nyebelin itu? Biasanya juga lo bisa lolos."

"Kali ini gue nggak bisa. Dah ya jangan telpon gue lagi sampe besok. Gue sibuk."

"Tapi fre..."

Tut!

Freo memutuskan telepon sepihak. Ia memasukkan handphone-nya ke dalam saku celana. Sekilas ia melirik arloji mahalnya yang menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Artinya freo hanya memiliki waktu setengah jam untuk sampai di Nation Hotel sebelum pukul tujuh tepat.

"Ck, Kakek tua itu benar-benar bikin repot. Awas aja kalau cewek yang dijodohin ama gue jelek," gerutu freo sembari menaikkan standar motornya. Ia mulai menghidupkan mesin motornya. Menggebernya sebentar sehingga menimbulkan suara berisik sebelum akhirnya memacu motor itu meninggalkan kediaman mewah keluarga natio yang memiliki gaya arsitektur Eropa klasik.

Jalanan malam itu tidak terlalu padat sehingga freo bebas berkendara tanpa hambatan yang berarti. Pukul pujuh kurang lima menit freo sudah sampai di natio Hotel.

Freo menyimpan helm dan jaketnya, kemudian mulai melangkah santai ke dalam restoran Nation Hotel. Baru juga di depan pintu masuk seorang karyawan hotel menyapa ramah.

"Selamat malam. Tuan Muda freo ya?" Tanyanya sopan.

"Ya," jawab freo cuek.

"Kebetulan sekali Tuan Muda sedang ditunggu di dalam. Silahkan masuk Tuan Muda."

Freo dibukakan pintu. Bocah yang memiliki sikap cuek itu tidak mengucapkan terimakasih sedikit pun. Ia melangkah masuk begitu saja.

Di dalam restoran freo tidak kesusahan menemukan Kakek sean dan keluarga gadis yang akan dijodohkan dengannya. Karena Kakek Sean mungkin sudah membooking seluruh restoran ini sehingga tak ada pengunjung lain yang hadir di restoran pada malam ini.

Senda gurau Kakek sean terhenti begitu saja begitu melihat kehadiran sosok cucunya yang begitu tampan itu. Apalagi freo malam ini berpakaian formal dengan jas yang membalut tubuhnya. Sehingga sudah pasti pemuda itu terlihat tinggi dan gagah, seolah fisik sempurna itu semakin melengkapi ketampanan freo.

DEAR MARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang