CHAPTER XXXI

985 190 51
                                    


Freo yang biasanya bangun tidur agak kesiangan karena tidak ada yang bisa mengaturnya, namun pagi ini berbeda. Pria itu diomeli habis habisan oleh Yessica dan juga calon istrinya.

"Bangun Freo, atau mau mama lempar keluar jendela!" Kata Yessica yang sudah kesal karena anak laki lakinya sangat susah untuk di bangunkan.

"Bentar lagi mah, lima menit aja ya." Bisa-biasanya ia menawar dengan singa yang siap menerkamnya.

Yessica yang kesabarannya sudah habis pun langsung masuk ke dalam kamar mandi, kemudian ia keluar dengan satu gayung air.

Byurr!!

Yessica menyiram air itu ke atas Freo. Dan benar saja, Freo langsung terjaga detik itu pun. "Sana mandi, terus antar Marsha pulang kerumahnya." Yessica kemudian keluar dari kamar putranya.

Setelah Yessica keluar, Freo bukannya langsung masuk kedalam kamar mandi, tapi malah bengong dan kemudian tersenyum.

"Aku pikir itu semua cuma mimpi, tapi ternyata itu semua nyata, mama dan papa ku masih hidup."

"Aku harus berubah demi mereka, aku harus bisa membahagiakan mereka dan juga calon istri ku."

"Sepertinya aku harus membubarkan it's street a lion, tapi sebelum itu terjadi aku harus menghancurkan THE JMT terlebih dahulu.."

Freo bangkit, ia menyambar handuk yang ia gantung di dinding. Freo langsung masuk kedalam kamar mandi. Tidak lama setelah itu Freo keluar dari kamar mandi. Setelah mengenakan pakaian, Freo langsung turun ke bawah.

Freo berjalan ke meja makan, di meja makan sudah ada Marsha, gracie, Veno, Yessica, dan Sean yang sudah menunggu untuk sarapan bersama.
Kemudian Freo duduk tepat di samping Marsha, dan berhadapan dengan Gracie.

"Kok lama banget sih, dedek udah lapar tau," ucap gracie kesal.

"Marahin aja dek abangnya," ucap Veno memanasi.

"Kamu juga sama ya, kalo gak aku siram pake air juga gak mau bangun." Sela Chika yang membuat mereka semua tertawa karena ternyata Veno juga sama dengan putranya.

Marsha yang melihat Freo selalu tersenyum semenjak ayah dan ibunya kembali, Marsha merasa firasat nya selama ini benar, Freo sebenarnya yang baik, namun hanya kekurangan kasih sayang.

"Aku harap kamu selalu tersenyum seperti ini, aku juga ikut bahagia kalo kamu bahagia." Marsha juga ikut merasa senang ketika melihat Freo sebahagia ini.

"Nak, maaf jika selama ini Kakek telah memisahkan kamu dengan ayah dan ibu mu, tapi kakek lakuin ini semua demi kebaikan keluarga kita." Kakek Sean sepertinya juga merasakan hal yang sama seperti apa yang marsha rasakan.

Setelah sesi sarapan yang disertai canda tawa itu selesai, Freo langsung pamit kepada orang tuanya untuk menghantarkan Marsha kembali ke rumahnya.

"Mah, pah, kek, Freo pamit mau nganterin Marsha dulu." Ucap Freo sambil menyalami mereka bertiga.

"Marsha pamit ya." Kata Marsha yang berjalan di belakang Freo.

"Sering-sering main kesini ya nak, Jagan lupa ajak Cindy juga ya."

"Iya mah, lain kali kalo ada waktu Marsha bakal ngajak mamah dan papa Marsha main kesini."

Freo dan Marsha bejalan keluar, kemudian menaiki mobil yang sudah di siapkan oleh Gito untuk mereka berdua. Freo langsung menjalankan mobil menuju rumah Marsha.

Namun di perjalanan, Freo merasa ada yang membuntuti mereka dari tadi. Karena tidak ingin kejadian waktu itu terulang, Freo langsung menelpon Zean dan Aldo. Freo menyuruh Zean dan Aldo juga mengerahkan anggota mereka, karena ia curiga kalo orang yang membuntuti mereka itu adalah anggota geng THE JMT.

DEAR MARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang