Seharian ini Freo terus menerus mengikuti keluarga Shafa mengisi waktu weekend. Mulai dari jalan-jalan dimall, nonton bioskop hingga menjelang sore ini mereka memutuskan untuk mampir ke taman hiburan."Fre, paling seru di taman hiburan tuh naik bianglala. Cobain deh," ucap kenan memberitahu pemuda dingin itu.
Freo diam memandang bianglala yang berputar pelan di depannya. Ia tak pernah berminat dengan hal-hal seperti itu.
"Kenapa, takut ketinggian lo?" Tanya Marsha begitu melihat ekspresi Freo yang diam saja.
"Yang bilang gue takut ketinggian siapa?" Freo menyalak galak. Tak terima dianggap takut ketinggian. Apalagi kalau yang menganggap itu Marsha. Rasa-rasanya harga dirinya seperti direndahkan saja.
"Tuh, keliatan kok dari muka lo. Kalo takut bilang aja takut. Dasar penakut," ejek Marsha.
Gadis itu berlari lebih dahulu meninggalkan Freo setelah melontarkan ejekan.
"Hei sha. Tunggu!" Freo tampak mengejar Marsha di belakang. Bukan apa-apa. Dia tak bisa menelan begitu saja ejekan Marsha mentah-mentah.
Kenan yang melihat tingkah kedua bocah itu tersenyum sambil merangkul istrinya.
"Kita cari tempat pacaran juga yok," ajak kenan. Sama romantisnya seperti dulu. Sepertinya dari kakek buyut keluarga Shafa memang punya selera romantis yang turun temurun.
"Mau pacaran dimana kita?" Tanya Cindy.
"Ayolah kita cari tempat yang cocok."
Sejenak Kenan dan Cindy saling tertawa bersama. Bahagia seakan tak pernah ada masalah yang menerpa kehidupan rumah tangga mereka.
Sementara itu Freo segera menyusul Marsha. Mereka duduk di bangku yang sama pada tempat duduk bianglala. Saat tuas bianglala diputar pelan tapi pasti bianglala itu berputar. Tempat duduk Freo dan Marsha mulai naik. Gadis bak Anime itu perlahan-lahan tersenyum ceria.
"Lihat Fre, bentar lagi senja tiba. Pas bianglala ini mencapai ketinggian di puncak paling tinggi lo bakal bisa lihat keindahan kota ini."
"Apa menariknya," ucap Freo mencari penyakit.
Marsha yang sangat suka keindahan alam dan sangat mengagumi ciptakan Tuhan tertohok hatinya.
Marsha cepat-cepat menoleh ke arah Freo.
"Jiwamu garing amat sih Fre. Nggak bisa lo ngerasain suasana senja yang syahdu dan indah. Menikmati salah satu sajian pesona alam yang di ciptakan Tuhan."
"Nggak ," jawab Freo.
"Lagian menikmati pesona keindahan ciptaan Tuhan nggak melulu harus melihat alam kok sha"
"Oh, ya? Kalo gitu sekarang gue mau tau apa yang bagi lo lebih indah dari keindahan alam?"
Freo dengan santainya menjawab.
"Gue misalnya. Bukankah wajah tampan gue ini juga termasuk mahakarya Tuhan yang begitu luar biasa?"
Marsha seketika menutup mulutnya menahan tawa.
"Ya ampun, ya ampun. Nggak gue sangka kalau level kepercayaan diri lo benar-benar di atas awan. Tinggi bener," sindir Marsha.
Freo tidak perduli. Karena kenyataannya dia memang tampan kok. Paling tampan se sekolah boleh diadu. Bisa dijamin kalau diadakan voting Freo pemenangnya.
"Hahahaha... Hahahaha... Ya ampun Fre. Gue nggak bisa berhenti tertawa sumpah."
Tiba-tiba saat kabin yang diduduki Freo dan Marsha tiba di titik tertinggi bianglala tetara berguncang sebentar. Itu sungguh mengejutkan Marsha. Membuat gadis itu tersuruk dan nyaris jatuh. Beruntung tangan kanan Freo refleks saja menyahut pinggang Marsha. Menahan gadis itu agar tak jatuh dari ketinggian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MARSHA
ActionFreo adalah seorang pemimpin geng motor dengan julukan handsome badboy. la adalah sosok yang keras kepala dan menjadi pribadi yang membangkang. Perkelahian antar geng motor menjadi kesehariannya. Padahal freo sebenarnya adalah cucu seorang pengusaha...