TINGGALKAN KENANGAN YANG INDAH UNTUK AUTHOR DENGAN CARA VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW AKUN AUTHOR.
°HEPPY READING°
Marsha sudah masuk kedalam rumah freo dan bertemu dengan asisten rumah tangga keluarga natio, marsha meminta bantuan kepada asisten rumah tangga keluarga natio atau bi sumini.
"Nona marsha coba panggil Tuan freo sendiri ya. Bibi kalo disuruh manggil terus terang nggak berani. Apalagi kalo Tuan Muda udah di kamar itu benar-benar nggak mau diganggu. Yang ada nanti Bibi kena marah" Bibi sumini menolak dengan halus.
"Kamar Tuan freo ada di lantai tiga, silahkan Nona cari ruangan satu-satunya yang memiliki pintu. Itulah kamar Tuan freo"
Marsha mengangguk paham. Kalau dilihat-lihat freo ini tipe cowok yang nyebelin, egonya tinggi, dan suka berbuat seenaknya dimanapun dia berada. Bahkan di rumahnya sekalipun.
"Sha, perkara handphone kenapa sampe datang ke kandang harimau sih?" Tanya oniel khawatir.
"Tenang Kak. Harimau itu walaupun gagah berani dan ditakuti tapi seringnya dia nggak berkutik di depan harimau betina kok." Jawab gadis itu sedikit bercanda.
Oniel hampir tertawa dengan perkataan marsha .
"Jadi lo pikir lo itu harimau betina nya?" Tanya oniel.
"Em" Jawab gadis itu singkat.
Mereka berdua terus menaiki tangga yang akan membawa mereka ke kamar freo.
"Nggak, dari pada harimau betina gue lebih suka jadi singa raarw..." Marsha mencoba menirukan auman singa sambil memperagakan kedua tangannya seperti ingin menerkam oniel.
"Hahaha..." Oniel tertawa lebar.
"Padahal ya sha, singanya nggak mengaum seperti macan atau harimau loh. Suara harimau itu mengeong kayak kucing. Kalau pun mengaum nggak ganas. Yakin tuh harimau bisa mengalahkan singa?"
"Oh ya?" Tanya marsha sedikit tak percaya.
"Iya, cek sendiri deh ayok ke taman safari"
Begitulah jika anak orang kaya
bercanda. Benar-benar nggak tanggung-tanggung. Normalnya orang ya kalau bercanda "coba deh cek sendiri di YouTube banyak." Ini nggak. Malah langsung diajak ke taman safari."Nanti deh kita ke taman safari lihat langsung kalau ada banyak waktu luang," jawab marsha.
Tanpa mereka sadari mereka sudah sampai di depan kamar freo.
"Ini kamarnya?" Tanya oniel.
"Kayaknya iya. Kan bibi di bawah tadi bilang cuma ada satu kamar doang di lantai tiga. Yaitu kamarnya freo."
Oniel mencoba mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan yang ada di lantai tiga. Ruangan itu kebanyakan dibiarkan polos tak berpintu. Hanya disekat-sekat dinding saja dan dibiarkan terbuka. Diantara ruangan-ruangan itu dijadikan tempat gym, bioskop pribadi, bahkan disini juga ada taman terbuka yang luas seolah semua di desain untuk freo bangun tidur langsung bisa bisa berolahraga sembari menikmati matahari terbit dan bunga-bunga taman yang indah. Walaupun oniel juga anak orang terpandang tapi jelas kelas keluarga freo menunjukkan suatu kelas berbeda yang jauh lebih tinggi.
Freo ini seperti bocah yang ketika ingin naik kapal pesiar maka kakeknya tak ragu untuk langsung membelikan sebuah kapal pesiar. Ketika ia ingin keliling dunia maka jet pribadi untuknya siap sedia mengantarkan ke semua tempat. Atau mungkin ketika ia merayakan sebuah pesta ulang tahun maka souvernirnya ada emas 100 gram per orang yang hadir. Dia benar-benar cucu tunggal natio yang kaya raya. Crazy rich yang sesungguhnya.
Tok!
Tok!
Tok!
"Fre!" Panggil marsha.
Sepi, sunyi, tak ada jawaban apapun dari dalam kamar freo. Hanya sepoi angin yang berhembus melewati taman di lantai tiga yang terdengar di telinga oniel dan marsha
"Molor paling tuh bocah," kata oniel
Tok!
Tok!
Tok!
"Fre, Bangun fre Ini marsha!"
Marsha berteriak lebih keras untuk memanggil freo sambil memutar kenop pintunya.
Ceklek!
"Loh, pintunya nggak dikunci Kak," ucap marsha.
"Masuk aja coba!" Titah oniel.
"Nggak sopan nanti," ucap marsha.
"Ya terus kita mau nunggu disini sampe kapan? Gimana kalau freo lagi tidur. Dia enak, kita pusing sha"
Marsha menarik kenop pintu itu. Ia melongokkan kepalanya ke dalam kamar dari celah pintu yang terbuka. Sementara badannya masih tetap berada di luar pintu.
Hal pertama yang marsha lihat di dalam kamar freo adalah bahwa kamar itu begitu luas. Bisa dibilang sepuluh kali lebih luas dari kamar marsha Bahkan kasur king size milik freo terlihat kecil saja di ruangan itu.
Lalu yang kedua marsha bisa merasakan kemegahan interior ruangan itu. Meskipun didominasi dengan warna hitam tapi marsha bisa merasakan kesan mewah dan maskulin dari kamar seorang cowok biang masalah itu.
"Fre..." Panggil marsha.
Tak ada siapapun di dalam kamar itu. Tapi tiba-tiba marsha terlonjak kaget karena kenop pintu yang dipegangnya bergerak keluar. Akibatnya kenop pintu itu membentur jidad marsha
"Aahhhhh!!!" Seru marsha sambil mengusap keningnya.
"Kenapa sha" Tanya oniel panik.
Rupanya freo muncul dari ruangan lain yang berada di sebelah kanan pintu. Ia langsung menendang kenop pintu kamarnya begitu melihat ada marsha. Sebab itu kenop pintu itu membentur jidad marsha. Freo sengaja melakukan hal itu untuk mengisengi marsha.
"Dasar lancang!" Cibir freo
"Hei fre. Jangan kasar dengan cewek!" Oniel tak terima ketika seseorang menyakiti marsha yang sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri.
"Bodo amat!" Jawab freo santai sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ngapain kalian kesini? Pergi sana!" Freo mengibaskan tangannya, cara yang sama sekali tidak sopan dalam menyambut tamu di rumahnya.
"Gue nggak lama fre, Gue cuma mau tanya lo lihat handphone gue yang di ruang OSIS nggak?" Tanya marsha baik-baik. Tapi freo segera menunjukkan ekspresi wajah yang tak senang dengan pertanyaan marsha.
"Ngapain lo tanya gue? Lo pasti mikir gue yang ambil handphone lo gitu?" Tuduh freo.
"Nggak, bukan gitu fre. Gue tanya baik-baik aja. Kan lo yang masuk ruang OSIS sebelum gue. Siapa tau lo lihatnya gitu." Marsha masih saja sabar menghadapi sikap freo yang menunjukkan permusuhan itu.
"Ya itu artinya sama aja lo nuduh gue ngambil handphone lo!" Freo nyolot ucapan marsha.
"Aduh, nggak gitu fre."
"Udah sha jangan dijelasin lagi. Dia sebenarnya tau kok maksud pertanyaan lo tu gimana. Dasarnya dia aja yang sewot dan sengaja cari ribut," potong oniel.
Freo melirik oniel dengan pandangan benci.
"Lo, kecoa perpustakaan bisa nggak diem dan nggak usah ikut campur setiap urusan gue sama marsha. Lama-lama gue jijik juga liat lo."
"Fre, punya mulut di jag..."
°TO BE CONTINUE°
Maaf kalo ada typo ya guys ya, dan semoga kalian suka dengan cerita gue ini ya guys kalo ada typo atau salah nama cats nya tandain ya soalnya nama catsnya suka berubah rubah karna teringat seseorang😁
"See you next chapter"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MARSHA
ActionFreo adalah seorang pemimpin geng motor dengan julukan handsome badboy. la adalah sosok yang keras kepala dan menjadi pribadi yang membangkang. Perkelahian antar geng motor menjadi kesehariannya. Padahal freo sebenarnya adalah cucu seorang pengusaha...