CHAPTER XIV

2.5K 241 41
                                    


"Sha, gue bakal nunggu lo mengatakan alasan yang nggak bisa gue bantah lagi, alasan kenapa lo nggak mau nolak perjodohan ini. Gue harap lo cukup berbeda dengan orang-orang lain yang nggak sekedar dateng dengan niat mencicipi uang dan kepopuleran gue."

°•°•°•°

Di markas geng motor The JMT, Mirza selaku pemimpin geng itu sedang kesal.

"Gue nggak mau tau, pokoknya cari tau siapa bocah yang gebukin gue di lampu merah. Seret dan hajar. Gue mau liat dia lebih bonyok daripada yang dia lakuin ke lo."

"Tapi mir, kalau dilihat dari ciri-ciri motor yang lo sebutin tadi, keknya orang itu adalah ketua geng motor is street a lion itu sendiri, Freo. Lo yakin untuk berurusan dengan dia?" Tanya Ollan.

Mirza yang benar-benar tidak bisa menerima perlakuan freo tidak perduli. Ia menampilkan mimik wajah yang jahat. Sesaat kemudian ia berkata...

"Gue nggak perduli. Cari bocah itu. Apapun yang terjadi beri dia pelajaran!"

--------

Bel pulang baru saja berbunyi. Siswa-siswi SMA JAYA bubar keluar kelas. Saat itu freo sudah ada di depan kelas marsha. Cowok dengan panggilan handsome badboy itu berdiri menyandarkan punggungnya ke tembok tepat di samping pintu. Bajunya sedikit berantakan dan tak dimasukkan sedangkan dipundak kiri cucu keluarga natio itu terikat jaket kulit berwarna hitam.

"Gue duluan ya," pamit Marsha. pada Kathrina dan Muthe.

"Kath, muth. Sampai jumpa besok lagi." Marsha melambaikan tangannya singkat, setelahnya Marsha mengenakan tas punggungnya langsung beranjak keluar.

Grep!

Tiba-tiba saat Marsha berada di depan pintu ada tangan kekar yang memegang lengannya dan langsung menariknya pergi.

"Fre???" Marsha terkejut mendapati tingkah freo.

Tentu saja kejadian itu juga dilihat banyak siswa-siswi yang berhamburan di koridor untuk pulang.

"Ikut gue," paksa freo.

Selalu, cowok itu bersikap seenaknya sendiri. Jika menginginkan sesuatu ia akan memaksa.

"Lepasin dulu. Nggak enak gue dilihatin banyak siswa."

"Bodo amat."

Hayoo... Marsha mau alasan apalagi kalau freo sudah berkata demikian. Artinya laki-laki itu benar-benar tak mau dibantah.

Freo masih menarik lengan Marsha sampai mereka tiba di parkiran motor.

"Gue udah janjian pulang sama Kak oniel."

Wajah freo yang tadinya biasa-biasa saja kini langsung berubah murung seketika.

"Lupain cowok sialan itu. Hari ini gue mau lo ikut gue. Titik."

Marsha mengerucutkan bibirnya. Terlihat kesal tapi sumpah itu lucu sekali di mata Freo.

"Dia pikir siapa yang sialan. Bukannya dia yang disebut-sebut cowok badboy brengsek sialan." Marsha mendumel.

Freo memakai jaketnya.

"Gue bisa denger semua yang lo ucapin sha."

Marsha melirik cowok jangkung di depannya sepintas. Daripada menanggapi freo, Marsha lebih memilih buang muka. Mencari-cari keberadaan oniel. Siapa tahu ketemu. Jadi Marsha bisa bilang kalau hari ini ia dipaksa ikut freo.

"Pake ini!" Titah freo meletakkan sebuah helm di atas kepala marsha.

"Inikan punya lo. Trus lo pake apa?" Tanya Marsha heran.

DEAR MARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang