CHAPTER VI

1K 180 24
                                    

Spesial maraton 120 vote.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun author.


°heppy reading°

Marsha membuka matanya karena freo tak kunjung menciumnya. Betapa terkejutnya marsha saat melihat bagian bawah hidung freo hanya berjarak lima sentimeter saja dari hidungnya. Jarak ini terlalu mematikan untuk marsha.

Duaak!!!

Marsha refleks menendang titik terlemah laki-laki. Freo langsung menggeram menahan sakit. Ia menunduk tapi tak melepaskan kungkungannya dari marsha

"Menjauh dari gue fre!"

Marsha mendorong tubuh freo hingga terjajar mundur.

"Beraninya lo tendang pusat kehidupan gue," desis freo.

"Salah lo sendiri!" Marsha membela diri.

"Lagian sejak kapan sih fre itu jadi pusat kehidupan. Pusat kehidupan lo itu ya jantung."

Marsha tak tahu bahwa bagi laki-laki baku hantam hingga bonyok jauh lebih baik daripada titik lemahnya kena tendang. Itu benar-benar bisa langsung melemahkan laki-laki. Maka sebenarnya tak salah jika freo menyebutnya pusat kehidupan laki-laki. Tapi tak benar juga jika juga jika disebut sebagai pusat kehidupan. Karena faktanya pusat kehidupan memang jantung.

"Gadis bar-bar!" Freo menegakkan tubuhnya setelah rasa sakitnya mulai memudar.

Marsha terlihat menahan tawa. Lucu juga jika ia melihat freo seperti ini. Seorang ketua geng motor yang kejam itu rupanya masih memiliki titik kelemahan juga.

"Turun, gue bakal laporin lo ke wali kesiswaan!" Kata marsha sambil menunjukkan bungkus rokok di tangannya pada freo.

Freo tak menggubris ucapan marsha. Bahkan saat gadis itu turun dari roof top freo tetap tak bergeming sedikitpun dari tempat berdirinya. Sebaliknya ia malah berbalik menuju pinggir roof top. Ia kesal karena satu-satunya benda yaitu rokok yang bisa bikin pikirannya nyaman di rampas oleh marsha.

"Dasar marsha gadis bar-bar. Bisa-bisanya Kakek tua itu jodohin gue sama gadis model begitu." Freo mendumel.

"Bayangin fre kalo lo sampai jadi nikah sama dia. Kayak apa deh kehidupan lo nantinya. Yang ada lo malah nggak bebas dan tersiksa!" Freo bermonolog dengan dirinya sendiri.

Freo yang kesal itu lantas tak sengaja memasukan lollipop di tangannya ke mulutnya. Ia benar-benar lupa jika lollipop itu bekas dari mulut marsha. saat freo sadar ia tercengang beberapa saat lamanya.

"Ini..." Freo menarik lollipop itu pelan-pelan. Mengamatinya dengan tatapan lekat.

"Ini manis," ucap freo. Maksud manis dari ucapan freo sesungguhnya karena lollipop itu bekas dari mulut marsha. Ia merasa sensasi yang berbeda dari sebuah lollipop. Ya, meskipun lollipop sesungguhnya memang memiliki rasa manis. Tapi bagi freo akan terasa sedikit berbeda karena itu bekas marsha.

Freo melihat ke bawah dan mendapati marsha bercekak pinggang melihat ke arahnya.

Tak berapa lama marsha melambai lambaikan tangannya menyuruh freo turun.

Freo segera mundur dari pinggir pagar roof top. Jantungnya mulai tidak aman setiap kali ia melihat marsha. Rasanya, freo sedikit gugup, sedikit deg-degan. Ah, entahlah freo  sulit mendefinisikan perasaannya.

Tiba-tiba ponsel freo berdering. Deringnya cukup mengagetkan freo. Saat cowok itu mengambil gawainya untuk melihat siapa yang menelponnya kening freo berkerut heran mendapati nomor baru yang tidak ada di dalam daftar kontaknya menelepon.

Ragu freo mengangkat telepon itu.

"Fre, turun sekarang nggak lo?" Tanya suara itu begitu freo mengangkat telepon itu.

"Gila si marsha . Dapat nomor telepon gue dari mana?" Gumam freo pelan. Ia tak sadar jika suaranya bisa di dengar oleh marsha.

"Pake nanya dapat darimana. Gue ketua OSIS fre. Gue bisa dapetin nomor lo darimana pun dengan mudah. Sekarang lo turun sebelum yang jemput lo adalah Bu sisca sendiri."

"Dasar tukang gertak!"

Tut!

Freo mematikan telepon marsha secara tidak sopan. Baru saja freo ingin menyimpan ponselnya tapi lagi-lagi ponsel itu berdering. Freo memutar bola matanya merasa jengah.

"Sepertinya marsha adalah cewek keras kepala yang nggak akan mudah menyerah sampai keinginannya terpenuhi."

Freo masih melihat ke layar ponselnya sampai dering panggilan dari marsha mati. Cowok itu kembali mengemut lollipop dari marsha seraya turun dari atas roof top sebelum marsha menerornya terus menerus dengan panggilan telepon.

--------

Freo terlihat makan di kantin dengan tidak tenang. Pasalnya ia risih dikerumuni oleh cewek-cewek yang menurutnya ganjen.

"Fre, buka mulut dong, gue suapin nih." Kathrina menyodorkan sesendok makanan ke depan freo tapi cowok itu justru melemparkan tatapan tidak suka pada kathrina

"Kalian bisa nggak biarin gue nafas dengan lega dan makan dengan tenang?" Bentak freo pada cewek-cewek kurang kerjaan yang mengelilingi mejanya.

Gara-garanya cewek-cewek itu kini freo merasa meja kantin yang lapang berubah menjadi sempit. Bahkan zean dan Aldo harus nyempil untuk bisa mendapatkan tempat.

"Freo kok kasar banget sih. Kita cuma pengen makan bareng sama lo aja kok," jawab kathrina

Brakk!!!

Freo menggebrak meja di depannya dengan kesal, membuat kaget semua orang.

"Gue engap tau nggak?"

Zean dan Aldo saling lirik. Freo kalau sudah uring-uringan seperti ini tandanya moodnya sedang tidak bagus. Dan saat moodnya sedang tidak bagus keganggu dikit aja bisa berujung baku hantam. Freo memang semegerikan itu sikapnya.

"Udah fre. Selow deh," lerai zean. Sehendaknya hanya dia yang menikmati kehadiran cewek-cewek di meja mereka. Freo dan Aldo malah terganggu.

"Udah minggir deh kalian semua!" Usir freo tak berperasaan. Ia benar-benar tak menggubris ucapan zean sama sekali.

"Tega banget sih fre," gumam kathrina dengan kecewa.

"Iya, tega banget," sahut cewek lainnya.

Tiba-tiba telinga freo menangkap suara seorang gadis yang sedang bersenda gurau sambil sesekali tersenyum renyah.

"Ya, ampun Kak, serius? Lucu banget deh."

Freo melihat marsha dan oniel memasuki kantin. Kedua sahabat karib bak bulan dan bumi itu sedang membicarakan hal lucu yang terdapat di dalam ponsel oniel.

"Masih ada lagi loh sha, lihat yang ini." Oniel menggeser layar ponselnya. Kali ini tawa marsha terdengar semakin renyah. Ia tak sadar bahwa suara ketawanya itu membuat atensi seluruh orang yang tengah bersantap makan siang di kantin mengalihkan atensinya pada marsha dan oniel.

Grep!

Freo menarik tangan kathrina.

"Suapin gue!" Titahnya tiba-tiba yang langsung disambut kathrina bak menerima kabar gembira. Senyuman kathrina merekah lebar. Ia sama sekali tidak melewatkan kesempatan yang ada. Buru-buru ia menyuapi freo.

Zean dan aldo hanya bisa tercengang melihat merubahan mendadak freo. Jelas perubahan itu ada kaitannya dengan kedatangan marsha. Apakah freo diam diam memiliki hubungan khusus setelah kejadian malam minggu di markas itu?

°TO BE CONTINUE°

SESUAI JANJI GUA BAKAL UP 5 CHAPTER HARI INI, TUNGGUIN TERUS YA.

JAGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW AKUN GUA YA GUYS.

90 VOTE KITA KELUARIN LAGI DRAFNYA

SEE YOU NEXT CHAPTER.

DEAR MARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang