Brak!
Kotak p3k di tangan Marsha tergelincir sehingga terlepas dan jatuh ke lantai menimbulkan suara benda jatuh yang lumayan keras. Saat itulah Marsha kembali tersadar ke dunia nyata.
Dilihatnya Freo masih dalam posisi yang sama, yaitu membelakanginya. Sama sekali tidak tak berubah posisi sejak Marsha menarik selimut untuknya.
Bahkan sekarang Freo terlihat sedang tidur lelap sekali seperti bayi.
"Gila. Jadi tadi itu apa? Gue halu dicium Freo?" Marsha refleks menepuk jidatnya.
"Astaga! Bisa-bisanya gue halu begitu. Bikin malu aja!"
Marsha buru-buru mengambil kotak p3k yang tadi sempat terjatuh. Ia mengusap pipinya yang merah seraya berjalan keluar. Ia terus saja merasa malu dan mengutuki dirinya sendiri.
Marsha bahkan tidak tahu jika sebenarnya Freo hanya pura-pura tidur dan ia bisa mendengar jelas semua yang Marsha ucapkan.
"Dasar bocah gila," gumam Freo saat mendengarkan Marsha sudah menutup pintu kamarnya. Freo menarik selimutnya hingga sebatas leher. Diam-diam ia sedikit tersentuh dengan perlakuan Marsha yang lembut dan penuh perhatian kepadanya.
________
Freo tak pernah mendapati suasana rumah sesibuk ini untuk waktu yang masih terlalu pagi begini.
"Eh, Freo sudah bangun. Baru aja tadi Tante mau nyuruh Marsha bangunin Freo," sapa Cindy ramah yang tidak dijawab apapun oleh Freo. Sepertinya Freo jauh, jauh, jauh sekali lebih dingin dan cuek dibandingkan suaminya dulu. Walaupun pernikahan mereka dulu juga tidak di dasari ras cinta lebih dahulu tapi Kenan jauh lebih banyak bicara dan tentu tidak bersikap seenaknya pada Cindy.
Berbeda dengan Freo si cucu konglomerat ini. Irit bicara, sekali bicara kadang nyelekit. Sudah begitu cueknya luar biasa. Kita sudah berusaha seramah mungkin tapi responnya mungkin hanya diam saja. Mendengar pun sepertinya nggak. Cindy harap Marsha punya kesabaran tak berbatas untuk menghadapi bocah tipikal kutub pluto macam Freo ini.
Freo menjatuhkan pantatnya di kursi tepat di samping kursi Marsha.
"Freo mau sarapan apa biar Tante buatkan?"
Freo sedikit terkejut dengan pertanyaan Cindy.
"Sarapan apa?" Dia malah bertanya balik.
"Iya, Freo suka makanan apa biar Tante buatkan untuk Freo."
Jujur saja Freo tak pernah merasakan pertanyaan seperti ini untuk sarapan. Ini sungguh semacam suasana keluarga yang begitu hangat yang selama ini hanya ada di dalam imajinasi Freo saja. Dia biasa sarapan sendirian dan memakan apapun yang sudah disediakan tanpa pernah ada seseorang yang menanyakan kepadanya ingin makan apa.
"Aku pengen makan masakan rumahan. Kalau boleh Freo pengen nasi goreng pake telur."
Cindy tersenyum hangat menyambut keinginan Freo.
"Wahh, Freo sepertinya punya satu selera dengan dengan Om," sambung Kenan yang baru bergabung ke meja makan.
"Percayalah nasi goreng buatan Cindy itu enak sekali," bisik Kenan kemudian Freo tersenyum tipis.
"Sayang jangan terlalu memuji istrimu seperti itu di depan Freo. Itu bikin aku malu tau," Cindy menyahut sambil masak.
"Hahaha... Bukan terlalu memuji sayang. Tapi aku hanya mengatakan fakta ke Freo bahwa nasi goreng buatanmu memang nggak ada duanya."
"Itu berlebihan." Cindy tersipu-sipu malu.
"Hahaha... Ayolah Cindy . jangan terlalu pemalu."
Freo yang mendengar senda gurau keluarga hangat ini juga merasakan kehangatan di dalam hatinya. Sungguh indah pemandangan keluarga seperti ini saat pagi hari. Benar-benar membuat mood membaik sepanjang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MARSHA
ActionFreo adalah seorang pemimpin geng motor dengan julukan handsome badboy. la adalah sosok yang keras kepala dan menjadi pribadi yang membangkang. Perkelahian antar geng motor menjadi kesehariannya. Padahal freo sebenarnya adalah cucu seorang pengusaha...