🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Jin duduk di sebuah kursi yang ada di samping jendela yang ada di dalam kamarnya, perlahan air matanya menetes ketika mengingat apa yang baru saja terjadi beberapa saat yang lalu.
Jungkook membuatnya ketakutan sampai mendapatkan serangan panik, Jin merasa bahwa dirinya sudah kehilangan arah, sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, Jungkook bahkan tidak mengizinkannya untuk keluar dari rumah, walaupun sekedar untuk melihat keadaan ibunya di rumah sakit.
Jungkook memang mengatakan bahwa Jin boleh saja untuk menemui ibunya tetapi dengan satu syarat, yang Tentu saja Jin tidak mungkin bisa memenuhi syarat tersebut, entah serius atau tidak yang jelas Jungkook meminta Jin untuk tidur dengannya sebagai syarat supaya bisa bertemu dengan ibunya.
Jin Berpikir bahwa hal itu jelas-jelas sangat berlebihan, Jungkook benar-benar sudah merendahkan harga dirinya dan menginjak-injak martabatnya. Hingga akhirnya Jin memutuskan untuk tidak menyetujui syarat yang diajukan oleh Jungkook.
Jin berpikir untuk mencari cara lain saja supaya bisa bertemu dengan ibunya daripada harus membiarkan Jungkook melecehkannya dan merendahkan harga dirinya.
Tok.. tok..tok..
Jin terkesiap ketika mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar, Jin merasa cukup heran karena selama ini baik Wendy ataupun Jungkook mereka sama-sama tidak pernah mengetuk pintu ketika akan masuk ke dalam kamarnya, mereka memperlakukan Jin seolah-olah Jin tidak punya privasi yang harus dijaga.
Jin berdiri dengan menggunakan seluruh tenaganya, lalu berjalan dengan gontai untuk membukakan pintu.
"Ada apa bibi?" Jin bertanya pada seorang pelayan wanita paruh baya yang sekarang sedang berdiri di hadapannya.
"Seokjin! Di bawah ada teman mu yang ingin bertemu, tuan Jungkook sebenarnya melarang semua pelayan untuk menerima tamu siapapun yang ingin bertemu denganmu, tetapi Bibi rasa orang itu cukup penting untuk kamu temui, sehingga Bibi membiarkannya menunggu di bawah dan memanggil mu ke sini." Ucap pelayan tersebut dengan lemah lembut pada Jin, Jin merasa bahwa wanita paruh baya inilah satu-satunya pelayan yang bersikap ramah padanya selama ini.
"Tapi bagaimana kalau Jungkook marah nanti? Aku takut bibi!" Ucap Jin dengan nada khawatir.
"Pergilah sekarang dan temui temanmu Seokjin, dia ada di taman belakang, dan sekarang tuan Jungkook pasti sedang mandi di kamarnya jadi kamu temui lah dia secepatnya." Ucap bibi pelayan itu dengan suara berbisik pada Jin.
Jin bisa menebak bahwa mungkin yang sedang menunggunya di bawah adalah Kim Taehyung, karena hanya dialah satu-satunya teman yang paling dekat dengan Jin selama ini.
"Baiklah kalau begitu bibi, semoga saja Jungkook tidak tahu sehingga kita bisa aman, terima kasih sudah membantuku."
Jin kemudian berlari keluar dari kamarnya dengan sedikit terburu-buru melalui tangga yang langsung menuju ke taman belakang Mansion mewah tersebut.
"Tae!!" Benar saja dugaan Jin bahwa yang menemuinya adalah Taehyung.
"Jinnie!!" Taehyung berbalik begitu mendengar suara Jin memanggilnya dan secara refleks memeluk sahabatnya yang sudah tidak ia temui selama dua minggu lamanya itu.
"Taehyung Aku sangat merindukanmu!" Jin tidak kuasa untuk menahan tangisannya ketika berada dalam pelukan sahabatnya yang sudah sangat dirindukannya.
"Aku juga sangat merindukanmu!bagaimana keadaanmu? apa kamu baik-baik saja Jinnie?" Taehyung Memeluk Jin dengan erat sambil mengelus punggung Jin dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
black and white Love (End)
FanfictionJeon Jungkook jatuh cinta pada Kim Seokjin yang polos dan suci. Kim Seokjin yang tidak merasa tertarik pada Jeon Jungkook yang menurutnya terlalu kasar dan pemaksa. Hingga pada suatu hari terjadi sebuah tragedi besar yang menimpa kedua orang tua Ju...