part 12

898 121 31
                                    











          🌺🌺🌺🌺🌺











Jin mengerjapkan matanya ketika merasakan sesuatu seperti menindih bagian perutnya. Ia membuka matanya yang terasa berat dan mendapati Jungkook tidur di sampingnya sambil memeluk perutnya. Jin berusaha untuk memindahkan tangan Jungkook supaya tidak terus memeluknya, tetapi tidak berhasil karena Jungkook justru semakin mengeratkan pelukannya.

Jin merasakan bahwa suhu tubuhnya sudah tidak terlalu tinggi lagi dan tubuhnya juga sudah mulai terasa lebih baik dari sebelumnya. (Itu pasti berkat obat yang di suntikan oleh dokter Choi melalui cairan infusnya)

Jin mengangkat tangan kirinya yang tertancap jarum infus di punggung tangannya, Jin merasa heran Karena kini dirinya mengenakan setelan piyama berwarna putih yang sama seperti yang dipakai oleh Jungkook, padahal Jin masih ingat dengan betul bahwa sebelumnya ia hanya menggunakan kemeja biasa yang sudah kotor karena ia tidur di gudang yang berdebu.

Jin merasa Dejavu dengan kejadian di mana Dirinya hendak dilecehkan oleh Jackson beberapa waktu yang lalu, dan lalu mendapati dirinya bangun dengan keadaan sudah bersih dan berganti pakaian di tempat tidur yang nyaman. bedanya kali ini Jin berada di kamar tidur Jungkook dengan sang pemilik kamar yang sedang tertidur sambil memeluknya.

"Diam Lah! Kenapa kau terus bergerak? Mengganggu tidurku saja?"  Jungkook mengomeli Jin masih sambil tetap menutup kedua matanya.

"Bergeser Lah sedikit Jungkook! kau membuatku sesak."  Jin mencoba mendorong dada kekar Jungkook yang terasa semakin menempel pada tubuhnya.
Tapi Jungkook tetap tidak bergeming malah seperti dengan sengaja semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jin.

"Bergeser lah sedikit Jungkook!"  Jin kembali berusaha mendorong Jungkook. Daripada merasa sesak akibat pelukan Jungkook, Jin sebenarnya lebih merasa canggung dan tidak nyaman ketika berada sedekat itu dengan putra dari majikan ibunya itu.

"Kau ini benar-benar ngeyel ya?"  Jungkook mulai terpancing emosi, ia lalu melepaskan pelukannya dari tubuh Jin dan kini justru bangun dan berpindah mendidih tubuh Jin seraya mencengkeram erat kedua tangan Jin di kiri dan kanan tubuhnya.

Jin mulai panik ketika melihat tatapan penuh intimidasi Jungkook, apalagi saat ini posisinya benar-benar sangat tidak menguntungkan.  "Kau mau apa Jungkook?"  Tanya Jin dengan panik.

Jungkook menyeringai jahat ketika melihat betapa ketakutannya Jin saat ini.  "Menurutmu apa yang mungkin bisa aku lakukan dengan posisi kita yang seperti ini? Kau tahu Jin hyung?"  Jungkook tampak seperti sedang mengejek Jin ketika menyebut kan kata hyung.  "Aku selalu memiliki fantasi liar tentang mu. bagaimana kalau kamu bantu aku untuk mewujudkan fantasiku itu? Bukankah itu terdengar sangat menyenangkan?"

Jin menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Jungkook. "Aku tidak peduli dengan fantasi bodoh mu itu! sekarang menyingkir lah dari atas tubuhku! Kau berat asal kau tahu!"

Jungkook terkekeh menyebalkan ketika mendengar omelan Jin yang terkesan putus asa.  "Kau ini benar-benar keras kepala, aku sudah bersikap selembut dan sebaik mungkin padamu tapi kau malah selalu memancing amarahku."

"Aku tidak mengerti dengan apa yang sedang kau katakan saat ini Jungkook. bersikap lembut dan baik seperti apa yang kamu maksud? Jelas-jelas Kau memperlakukanku seperti seorang tawanan, kau mengurungku di gudang tanpa memberikanku makan dan minum. dan kau juga menakut-nakuti ku dengan alat penggiling daging bodoh mu itu."

Jungkook mengernyitkan dahinya ketika mendengar Jin mengatakan bahwa dirinya dikurung tanpa makanan dan minuman. Padahal jelas-jelas Jungkook menyuruh salah satu pelayannya yaitu Wendy untuk memenuhi semua yang dibutuhkan oleh Jin dan juga bibi Han selama mereka menjalani hukumannya di dalam gudang.
Jungkook berpikir untuk menyelidiki hal itu nanti.

black and white Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang