🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
'Aku berjanji akan merenggut semua kebebasanmu dan kembali mengurung mu di ruang bawah tanah, kalau sampai kau benar-benar mencoba untuk melarikan diri dariku Seokjin'
Jungkook berjalan menuruni tangga sambil terus berbicara di dalam hatinya, mengepalkan kedua tangannya dengan wajahnya yang mengeras karena menahan amarah, yang ada di pikirannya saat ini adalah Jin sengaja pergi meninggalkannya.
Suasana Mansion Tentu saja sangat sepi saat ini, karena semua pelayan sedang berada dalam waktu istirahat mereka. sementara di pos jaga di pintu gerbang ada dua orang yang berjaga untuk shift malam, dan akan bertukar shift dengan penjaga yang lainnya besok pagi.
Jungkook memeriksa semua ruangan yang ada di lantai bawah, mulai dari ruang tv, ruang perpustakaan, dan juga ruangan lain yang terdapat di lantai tersebut tetapi ia tidak menemukan presensi Jin di sana, Jungkook dengan wajah dipenuhi amarah lalu berjalan ke area dapur ia berharap bahwa Jin berada di sana.
Tapi nihil karena Jin juga ternyata tidak ada di sana, kecurigaan Jungkook terhadap Seokjin semakin menjadi-jadi, ia berpikir bahwa mungkin saja Jin pergi bersama Soobin dan mereka hendak kawin lari.
'brengsek kau Kim Seokjin, aku berjanji akan mematahkan kakimu kalau sampai kau benar-benar lari dengan si brengsek itu'
Jungkook terus bergumam untuk melampiaskan amarahnya, sebenarnya kelopak matanya masih terasa berat karena baru saja terbangun, tetapi meskipun dirinya masih mengantuk tetap saja otak psycho nya sudah mulai aktif, dengan mulai memikirkan hal-hal apa yang akan ia lakukan pada Jin dan juga Soobin, jika memang mereka berdua terbukti bermain-main lagi di belakangnya.
Jungkook hendak kembali naik lagi ke kamarnya untuk mulai mengatur rencana,
Tapi entah kenapa instingnya tiba-tiba membuatnya ingin membuka pintu yang mengarah ke halaman belakang Mansion, Jungkook merasa terkejut ketika pintu itu ternyata tidak terkunci.Dan Jungkook merasa lebih terkejut lagi ketika ia melihat ke arah taman dengan bunga yang sedang bermekaran, ia bisa melihat dengan jelas beberapa meter di depannya Jin sedang berlutut memeluk kakinya di lantai, dan menunduk untuk menyembunyikan wajahnya di lipatan kakinya. Jungkook juga samar-samar bisa mendengar isakan kecil Jin.
'di sini rupanya anak nakal itu' Jungkook bergumam Seraya berjalan menghampiri Seokjin.
"Sayang! apa yang sedang kamu lakukan di sini? Kamu tahu ini jam berapa dan seberapa dingin cuaca di luar?" Jungkook berkacak pinggang karena merasa kesal dengan tingkah absurd Jin.
Jungkook berdecak kesal ketika Jin sama sekali tidak menghiraukannya. "Ada apa? ayo Katakan padaku, kenapa kamu menangis di sini? Siapa yang membuatmu menangis? Katakan padaku siapa orangnya! aku akan menghukumnya sekarang juga!"
Bukannya menjawab pertanyaan Jungkook, Jin malah semakin menangis kencang, Jungkook lalu berlutut di hadapan Jin. "Ada apa baby? kenapa menangis? apa ada yang sakit?" Jungkook mengelus lembut rambut halus Jin.
Jin masih juga tidak menjawab pertanyaan Jungkook, dan Jungkook yang sudah mulai merasa batas kesabarannya akan segera habis lalu menyentuh tangan Jin untuk membawanya berdiri, dan alangkah terkejutnya Jungkook ketika merasakan tangan Jin benar-benar sedingin salju, apalagi saat ini Jin hanya mengenakan setelan piyama pendek.
"Sudah berapa lama kamu berada di sini Seokjin? kau bisa hipotermia kalau begini caranya." Jungkook sudah mulai tersurat emosi, karena ia merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Jin dan juga bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
black and white Love (End)
FanfictionJeon Jungkook jatuh cinta pada Kim Seokjin yang polos dan suci. Kim Seokjin yang tidak merasa tertarik pada Jeon Jungkook yang menurutnya terlalu kasar dan pemaksa. Hingga pada suatu hari terjadi sebuah tragedi besar yang menimpa kedua orang tua Ju...