part 13

834 111 29
                                    




             🌺🌺🌺🌺🌺




Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat hingga kini sudah tiga bulan lamanya semenjak semua masalah yang terjadi di antara Jin dan Jungkook. Hubungan di antara Jin dan Jungkook yang sebelumnya sudah sempat membaik kini seolah kembali ke titik awal dimana ibu Jin pertama kali di duga terlibat dalam kematian kedua orang tua Jungkook.

Jin begitu frustasi karena Jungkook sering menjadikan dirinya sebagai pelampiasan ketika sedang marah, Jungkook juga selalu melakukan hal yang membuat Jin takut dan tertekan. Tapi Jin tentu tidak bisa melakukan perlawanan apapun.

"Jinnie, makanlah! Bibi membuatkan makanan kesukaan mu."  Bibi Han yang selama ini selalu merawat dan membantu Jin dalam segala hal. Membawakan Jin satu nampan makanan dan juga buah-buahan seperti biasanya.

"Nanti saja bibi, aku tidak nafsu makan."  Jin menjawab Sambil menatap keluar jendela kamarnya, melihat butiran salju berjatuhan semakin membuat perasaannya tidak menentu.

"Kamu belum makan sejak pagi Jinnie, nanti kamu bisa sakit."  Bibi Han mengelus punggung Jin dengan lembut, entah kenapa bibi Han merasa sangat sayang pada Jin sekarang, mungkin karena Jin terlihat sangat rapuh semenjak ibunya koma di rumah sakit, dan dirinya menjadi bulan-bulanan Jungkook.

"Bibi, sampai kapan semuanya akan terus seperti ini? Aku lelah bibi!"  Jin sudah merasa hampir putus asa setelah tiga bulan lamanya menunggu di tengah ketidakpastian.

"Bibi mengerti perasaan mu Jinnie, tapi kita juga tidak bisa melakukan apapun. Bibi berharap kamu akan tetap bertahan hingga akhir."

"Entahlah bibi, aku tidak yakin. Aku merasa semuanya sudah benar-benar hancur sekarang, aku bahkan sudah di keluarkan dari kampus ku."  Jin berjalan lalu duduk di atas tempat tidurnya.

"Benarkah? Kamu sudah di keluarkan dari kampus?"  Tanya bibi Han.

"Iya bibi, Jungkook sendiri yang memberikan surat dari kampus padaku. Aku benar-benar sudah tidak punya harapan lagi sekarang."  Ucapan Jin benar-benar terdengar putus asa.

Dua minggu yang lalu Jungkook memang memberikan sebuah surat pada Jin yang merupakan surat pernyataan bahwa Jin telah di drop out dari kampus tempatnya berkuliah selama ini, rektor kampus tersebut mengatakan bahwa seluruh orang tua dari mahasiswa yang menuntut ilmu di sana meminta supaya Jin dikeluarkan dari kampus tersebut, karena mereka tidak ingin putra-putri mereka berkuliah di tempat yang sama dengan anak seorang pembunuh.

Dan pihak kampus yang tidak memiliki pilihan apapun akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Jin meski dengan berat hati, karena Jin sebenarnya merupakan mahasiswa yang sangat berprestasi di kampus itu.

Taehyung juga sudah tidak bisa berbuat banyak lagi, ia Bahkan kini sudah tidak pernah lagi bisa menemui Jin karena Jungkook memperketat penjagaan di dalam rumahnya.

"Semua mimpi-mimpiku sudah hancur sekarang Bibi, Aku sudah tidak punya harapan lagi. Meskipun nantinya ibuku bangun dan ternyata dia terbukti tidak bersalah Aku juga tetap tidak tahu bagaimana caranya melanjutkan hidupku di saat orang-orang telah mengenalku sebagai anak seorang pembunuh."  Jin menyeka air mata yang mengalir di pipinya dengan jari-jari lentiknya.

"Apalagi jika sampai suatu saat ibuku bangun dan ternyata dia terbukti bersalah. Aku pasti benar-benar akan mati saat itu juga, Jungkook pasti tidak akan pernah mengampuniku dan ibuku."

Bibi Han menyentuh bahu Seokjin.  "Apapun itu yang akan terjadi nanti, bibi hanya berharap bahwa akan ada secerca harapan untukmu, kamu masih muda,  masa depanmu masih panjang, Jangan putus asa Jinnie! Lagi pula sampai detik ini Bibi masih merasa yakin bahwa ibumu tidak bersalah dalam hal ini."

black and white Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang