🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Sudah dua hari lamanya Jin tidak bisa melakukan banyak aktivitas, dokter yang terakhir kali memeriksanya mengatakan bahwa kehamilannya sangatlah beresiko, Jin ataupun Jungkook sama-sama tidak terlalu mengerti dengan istilah-istilah yang disebutkan oleh sang dokter kandungan yang menjelaskan penyebab lemahnya kandungan Seokjin.
yang pasti Jungkook dan Jin sama-sama tahu bahwa mereka harus siap dengan kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi pada bayi mereka, Jungkook sempat mengamuk pada sang dokter kandungan yang dua Minggu sebelumnya sempat memeriksa Jin dan mengatakan bahwa kehamilan Jin baik-baik saja, lalu sekarang dokter tersebut mengatakan bahwa kehamilan Jin sangatlah lemah.
Tapi setelah dokter tersebut menjelaskan kembali dengan panjang lebar, Jungkook akhirnya bisa sedikit tenang dan mengerti dengan kondisi rahim Jin yang memang belum siap untuk mengandung, Jin sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi makanan ataupun vitamin yang bisa membantu dirinya untuk mempersiapkan kehamilan.
Dan Jungkook sadar bahwa Jin tentu saja belum mempersiapkan kehamilannya karena Jin bahkan hamil karena sebuah kecelakaan. Oleh sebab itu Jungkook mulai sadar dan bisa menerima kenyataan yang harus mereka hadapi saat ini, Jungkook juga tidak bisa untuk tidak merasa menyesal dengan tindakan impulsif nya yang membuat Jin hamil bahkan tanpa persiapan, apalagi ketika melihat betapa tertekannya Jin saat tahu bahwa bayi nya bisa pergi kapan saja.
"Aku bosan sekali Taehyung." Jin merengek sambil meringkuk di tempat tidurnya.
"Sabarlah! Ini semua kan demi bayi mu dan demi dirimu juga Seokjin." Taehyung menjawab sambil tidur tengkurap dan memainkan ponselnya di samping Jin.
Jungkook memang membolehkan Taehyung untuk datang ke rumah dan menemani Seokjin ketika dirinya sedang berada di kantor, Jungkook sedikit mengurangi sifat posesif nya pada Seokjin setelah dokter mengatakan bahwa Seokjin harus bed rest total hingga kondisi kandungannya dinyatakan stabil, Jungkook hanya tidak ingin Jin merasa semakin tertekan oleh sikap posesif nya karena itu bisa semakin memperburuk kondisi Jin.
"Kenapa tuhan tidak pernah baik padaku?" Jin bergumam dan Taehyung bisa mendengar gumaman nya itu.
"Jangan berburuk sangka Jinnie, mungkin saja tuhan memberikan kalian cobaan seperti ini adalah untuk membuat hubungan kalian semakin kuat." Taehyung meletakkan ponselnya dan mulai serius berbicara dengan Seokjin.
"Tapi saat ini ibuku bahkan belum siuman Taehyung, lalu aku harus memiliki masalah lain, aku benar-benar butuh ibuku Taehyung, aku butuh pelukan hangatnya, aku butuh bercerita di dalam pelukannya seperti dulu." Airmata Jin mulai jatuh di pipinya ketika membayangkan betapa sudah lama dirinya tidak bisa berbincang dan melepas rindu dengan sang ibu, yang sudah hampir sepuluh bulan lamanya terbaring koma di rumah sakit.
"Aku mengerti perasaan mu Jinnie, bertahanlah! Aku yakin semua akan indah pada waktunya." Taehyung menghapus air mata yang mengalir di pipi Jin.
Saat ini Jin dan Taehyung berada di dalam kamar, Jungkook mengijinkan Taehyung untuk masuk ke dalam kamarnya tapi tentu saja ada CCTV di setiap sudut kamarnya itu dan Taehyung tahu tentang hal itu.
"Walaupun aku tidak tahu aku harus bersabar berapa lama lagi sampai ibuku siuman, tapi aku akan tetap mencobanya." Jawab Jin dengan nada lirih.
"Jinnie! Daripada berlarut-larut dalam kesedihan, bagaimana kalau kita main game saja? seperti saat dulu waktu kita masih kuliah dan kamu sering datang berkunjung ke rumah ku, lalu kita akan bermain game di kamar ku seharian, kau masih ingat bukan?" Ucap Taehyung mencoba untuk mencairkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
black and white Love (End)
FanfictionJeon Jungkook jatuh cinta pada Kim Seokjin yang polos dan suci. Kim Seokjin yang tidak merasa tertarik pada Jeon Jungkook yang menurutnya terlalu kasar dan pemaksa. Hingga pada suatu hari terjadi sebuah tragedi besar yang menimpa kedua orang tua Ju...