part 37

815 138 57
                                    




                   🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺





"Jisoo!! Lebih cepat sedikit menyetirnya! Kau ini amatiran atau apa?" 

"Sabar Jimin! Kalau terlalu cepat nanti bayinya Seokjin malah akan semakin terguncang."

Jisoo mengemudikan mobil milik Jimin dengan tangannya yang gemetaran. Setelah perdebatan antara dirinya dan Seokjin sebelumnya yang menyebabkan Seokjin terjatuh lalu mengalami pendarahan.

Jimin yang panik melihat Seokjin mengalami pendarahan, langsung saja menghubungi Jungkook dan menceritakan semua yang terjadi dari awal hingga akhir, Jungkook dengan segera mengarahkan Jimin untuk membawa Seokjin ke rumah sakit, yang lokasinya paling dekat dengan tempat Jimin Dan Jin berada saat ini.

Jimin lalu menyuruh Jisoo untuk mengemudikan mobilnya, sementara dirinya duduk di kursi belakang sambil memeluk tubuh Jin yang mulai lemas. Jisoo beberapa kali menyampaikan permintaan maaf pada Jin, ia benar-benar merasa menyesal atas apa yang sudah dilakukannya pada Jin, jika saja Jisoo tahu sejak awal bahwa Jin sedang hamil, maka ia tidak mungkin melakukan kekerasan seperti tadi.

"Seokjin! Bertahanlah! Kita akan segera sampai di rumah sakit."   Jimin menggenggam erat tangan Jin yang sejak tadi mencengkram erat kemeja yang dikenakannya, tampak kentara sekali bahwa Jin sedang menahan rasa sakit.

"Bayi ku Jimin, bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?"  Jin menangis dalam pelukan Jimin.

"Mari tetap optimis dan berpikir positif Seokjin, bayi mu pasti akan baik-baik saja, anak Jungkook pasti kuat."   Entah siapa yang sedang coba untuk Jimin hibur, entah Seokjin atau justru dirinya sendiri.

Jimin benar-benar merasa sangat kalut saat ini, selain karena takut terjadi sesuatu pada Seokjin dan bayinya, Jimin juga takut dengan reaksi Jungkook setelah mengetahui bahwa ia yang membawa Jin keluar dari rumah tanpa ijin darinya, dan sekarang malah berakhir dengan hal buruk seperti ini.

"Sekali lagi tolong maafkan aku Seokjin! Aku sungguh tidak tahu kalau kamu sedang hamil, sumpah! Aku sangat menyesal."   Jisoo kembali berbicara sambil tetap fokus menyetir.

Jin tidak menjawab ucapan Jisoo, karena selain sedang menahan rasa sakitnya, ia juga sedang sibuk memikirkan kondisi bayinya.

"Seokjin adalah anak yang sangat baik Jisoo, dia pasti akan memaafkanmu, justru yang harus kamu takuti adalah Jungkook, karena aku yakin dia tidak akan pernah mengampuni kita, jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Seokjin dan bayinya."  Ucap Jimin dengan nada penuh kekhawatiran.

"Astaga!! Bagaimana ini? Kenapa semuanya bisa menjadi seperti ini?"   Jisoo sama frustasi nya dengan Jimin, karena sedikit banyak ia juga mengetahui bagaimana karakter Jungkook yang sesungguhnya. Ia benar-benar sangat menyesal karena sudah mengganggu Seokjin.

.

.

.

.

Setelah sekitar sepuluh menit berkendara dengan dramatis, mobil yang ditumpangi oleh Jin, Jimin dan Jisoo akhirnya tiba di rumah sakit yang dimaksud oleh jungkook. Jungkook dan Yoongi sudah tiba lebih dulu di rumah sakit, mereka berdua menunggu di depan IGD dengan tidak sabaran.

"Seokjin!!"   Jungkook bergegas menghampiri mobil berwarna putih yang baru saja masuk ke area depan IGD, yang ia kenal dengan baik bahwa mobil putih itu adalah milik Jimin.

Mobil Jimin akhirnya berhenti persis di hadapan Jungkook yang buru-buru menarik pintu belakang mobil tersebut hingga terbuka lebar.

"Seokjin!!"   Jungkook berseru dengan Panik ketika melihat Jin yang terkulai lemas dalam pelukan Jimin.

black and white Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang