part 38

782 140 34
                                    




Ini penting untuk dibaca sebelum kalian lanjut membaca ceritanya!!

kalau kalian merasa book aku ini tidak cocok dengan selera kalian, please jangan dipaksa untuk baca ya guys! karena isi book aku memang bisa men-trigger perasaan-perasaan negatif untuk muncul.

jadi kalau kalian tidak bisa, jangan dipaksakan untuk membaca! karena masih banyak author lain yang lebih senior yang menulis buku-buku lain yang bisa kalian pilih sesuai dengan selera kalian.

Intinya.. aku menulis book ini untuk kalian yang memang menyukai alur cerita rumit seperti ini, itu saja..

Terima kasih untuk kalian yang selalu mendukung book aku selama ini.

selamat membaca gais 💜 💜










                   🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺







Sudah dua hari semenjak Jin di operasi, dan hari ini Jin masih di rawat karena kondisinya belum stabil. Meskipun Jungkook sangat marah dan sangat ingin menguyah Jin hidup-hidup, tapi ia tetap berusaha untuk mengendalikan dirinya karena kondisi mental Jin sedang tidak baik-baik saja setelah kehilangan bayi nya.

Dua hari belakangan ini Jungkook akan pulang ke rumah sakit setelah pekerjaannya di kantor selesai. Seperti hal nya hari ini, Jungkook pulang ke rumah sakit karena jam kantornya telah selesai, ia menyempatkan diri untuk mampir ke toko kue dan membeli beberapa camilan yang disukai Jin terlebih dahulu.




Jungkook keluar dari dalam kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang masih basah dengan menggunakan handuk, ia baru saja selesai mandi di kamar mandi yang ada di ruang rawat VVIP yang ditempati Jin.

"Apa-apaan ini?"   Jungkook bertanya dengan nada sedikit meninggi, ia terkejut ketika melihat Jin menghamburkan kue-kue yang dibawanya hingga berserakan di lantai.

"Kenapa kamu membeli kue mochi?"   Tanya Jin dengan suara serak. sepertinya Jin menangis selama Jungkook sedang mandi tadi.

"Aku membelinya karena kamu menyukainya, lalu apa masalahnya?"  Jungkook bertanya dengan heran.

"Hikkss... Yang menyukai kue mochi itu bukan aku Jungkook! tapi Bayiku! Dengan membelinya kau sama saja mengingatkanku pada Bayiku yang sudah tidak ada lagi di dalam perutku."

Jungkook memejamkan matanya sejenak ketika mendengar suara Jin yang lumayan tinggi, semenjak Jin tersadar dari pengaruh bius setelah melakukan operasi dua hari yang lalu, inilah yang selalu harus dihadapi oleh Jungkook setiap harinya, teriakan, tangisan, dan juga amarah Jin yang terus meledak-ledak.

Dokter mengatakan bahwa hal ini adalah hal yang wajar terjadi pada Seseorang yang baru saja kehilangan calon bayinya, apalagi ini adalah bayi pertama bagi Jin, dokter juga mewanti-wanti pada Jungkook untuk bisa menghadapi Jin dengan sabar dan telaten, karena yang dibutuhkan Jin saat ini adalah dukungan dari orang-orang terdekatnya, supaya ia tidak terlalu tertekan karena hal itu bisa menyebabkannya mengalami depresi berat.

Jungkook melemparkan handuk berwarna putih yang sedang dipegang nya ke atas sofa.   "Seokjin! Kamu bisa berbicara dengan lebih pelan, tidak perlu berteriak seperti itu."  Jungkook berjalan menghampiri Jin yang sedang duduk bersandar di ranjang pasiennya.

"Oke, aku minta maaf kalau aku membuat kesalahan Karena membeli kue itu, Aku tidak akan membelinya lagi lain kali."   Jungkook berbicara persis di hadapan Jin.

"Aku merindukan bayiku, Jungkook! Aku ingin melihatnya, kenapa kau tidak menunggu ku sadar sebelum menguburkan nya? Hikksss.."  selama dua hari belakangan ini, pertanyaan itulah yang selalu keluar dari mulut Jin.

black and white Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang