part 30

858 135 37
                                    






Chapter ini tidak akan panjang-panjang ya guys, soalnya di sini aku hanya ingin memperjelas  tentang semua yang terjadi di chapter sebelumnya.

aku tahu banyak yang tidak suka dengan apa yang terjadi di chapter sebelumnya, aku baca semua komentar kalian dan aku minta maaf..

tapi ini hanya cerita ya guys, Tolong jangan dibawa ke kehidupan nyata! walaupun aku sebenarnya merasa senang kalian terbawa emosi 😁
berarti itu artinya aku berhasil menulis ceritanya, hingga kalian merasakannya seperti memang itu benar-benar terjadi pada Jungkook dan Seokjin wkwkwk.

PS:  aku bukan psikopet ya gais! Aku hanya suka menulis cerita yang sedikit mendebarkan, sedikit hisapan, sedikit gigitan dan sedikit pukulan, juga sedikit tersedak 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆

bercanda oke! Jangan di anggap terlalu serius!!







                      🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺







Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan Jin masih saja menangis sesenggukan sambil meringkuk di tempat tidur, setelah apa yang dilakukan oleh Jungkook padanya Jin samasekali tidak beranjak dari tempat tidurnya.

Wajahnya berlinang air mata dan juga bibirnya belepotan sperma Jungkook yang sudah mulai mengering, tapi Jin samasekali tidak berniat untuk membersihkan dirinya, ia benar-benar merasa takut dengan apa yang akan dilakukan Jungkook selanjutnya, Jin terbayang-bayang dengan mesin penggiling daging milik Jungkook.

Jin juga tidak bisa menghilangkan bayangkan tentang menembak apel di kepala orang, seperti yang pernah dilihatnya dan diajarkan oleh Jungkook padanya beberapa waktu yang lalu.

Jungkook belum kembali lagi ke dalam kamar semenjak ia meninggalkan Seokjin satu jam yang lalu, Jin merasa sedikit khawatir takut Jungkook melakukan sesuatu yang berbahaya Ketika sedang dibutakan amarah, Jin juga tidak tahu dimana Jungkook berada saat ini.

'ugghhh aku lapar'

Jin berguman Sambil memegangi perutnya yang terasa perih karena lapar, ia belum memakan apapun lagi semenjak makan siang di cafe Hoesoek tadi siang, tapi Jin tidak berani untuk turun ke ruang makan, Jin takut bertemu dengan Jungkook yang masih marah.

'eomma.. aku sangat merindukanmu hiks, aku harus bagaimana Eomma?'   Jin terus menangis meratapi nasibnya yang Malang.

Tok.. tok.. tok..

Jin terkesiap ketika mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.   'siapa sih? hiks Menggangu saja'   Jin mengusap air matanya, lalu beranjak turun dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu.

"Bibi Han!"

"Hallo Jinnie!"  

Bibi Han berdiri di ambang pintu dengan membawa nampan yang dipenuhi dengan berbagai macam makanan yang terlihat sangat lezat, kebetulan sekali karena saat ini Jin sedang merasa sangat lapar.

"Bibi membawakan makanan untuk mu Jinnie, tuan Jungkook mengatakan bahwa kamu tidak akan turun untuk makan malam, jadi tuan Jungkook menyuruh bibi untuk membawakan makanan ke kamar mu."  

Jin yang mendengar nama Jungkook di sebut langsung saja meningkatkan kewaspadaannya, ia menarik bibi Han untuk masuk ke dalam kamarnya, lalu menutup pintu kamarnya dengan sepelan mungkin.

"Jungkook mengatakan itu pada bibi?"  Jin bertanya dengan serius pada pelayan paruh baya tersebut.

"Mengatakan apa?"  Tanya bibi Han.

black and white Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang