"Tante... Tante....!!!" Ucap seseorang yg menabrak mama Venny .
Darah segar keluar dari hidung dan kening mama Venny , begitu juga luka di tangan dan kakinya . Saat itu mama Venny tengah menjadi tontonan karna telah di tabrak tak sengaja .
Mama Venny membuka sedikit matanya , ia melihat Paul yg sedang merangkul nya .
"Mas Dikta..." Lirih perempuan paruh baya itu .
Paul menautkan alis nya ia tak mengerti maksud dari seorang ibu tua yg tak sengaja ia tabrak . Paul langsung membawa mama Venny ke rumah sakit untuk mendapat kan pertolongan .
"Ibu itu... Dia mirip seseorang tapi siapa???" Gumam Paul dalam hatinya . Kini Paul tengah berada di rumah sakit , menunggu di ruang tunggu depan IGD karna sekarang Venny tengah di periksa oleh dokter .
Tak lama ponsel nya berdering , ada telfon masuk dari Salma , Paul pun langsung mengangkat telfon itu .
Paul : iya de??
Salma : Kaka dimana?? Beli chicken aja lama aku Uda laper kak
Paul : astaga de... Maaf ya Kaka lupa , tadi kka Uda beli , pas jalan pulang Kaka nabrak orang dan sekarang lagi di rumah sakit .
Salma : apa???!!!!... Di rumah sakit??? Rumah sakit mna??? Aku kesana sekarang ya...
Paul : gk usah de , ini Uda malem .
Salma : ya ampun kak tapi aku khawatir sama Kaka.. Kaka gk kenapa-kenapa kan??
Paul : Kaka gk apa-apa tadi ibu yg Kaka tabrak gk tau .
Salma : aduhh... Aku kesana ya kak???
Paul : jangan , ini Uda malem plis nurut . Kalo dokter Uda keluar trus ibu itu di bolehin buat pulang nanti kka langsung pulang juga .
Salma : yauda deh . Kaka hati-hati yaa...
Paul : iya , oh iya soal makan malem , kamu go food aja ya??? Maaf chicken nya jatoh pas tadi Kaka nabrak ibu itu .
Salma : iya kak gpp... Aku beli aja lagi .
Paul : yauda kunci pintu rumah Kaka gk tau pulang jam berapa .
Salma : iya kak ."Semoga ibu itu gk apa-apa deh" ucap Paul .
Dokter pun keluar dari ruang IGD dan menghampiri Paul . Dokter menjelaskan bahwa keadaan ibu Venny tidak terlalu parah hanya di bagian tertentu memang luka sobek dan itupun sudah di jahit . Mendengar hal itu Paul mulai bernafas lega , namun malam itu dokter meminta agar ibu Venny di rawat untuk satu malam agar kondisi nya lebih membaik dan supaya perban nya besok pagi bisa di ganti yg baru sebelum pulang ke rumah .
Kini Venny sudah di pindah kan ke ruang rawat , dengan begitu malam itu Paul terpaksa harus menginap di rumah sakit . Namun ada hal yg aneh saat Paul mendekat ke arah Venny karna ia seperti mengenal perempuan paruh baya itu namun ia lupa siapa perempuan itu . Ia pun berfikir mungkin memang karna selama ini dia bekerja di kalangan yg memang banyak bertemu dengan orang dan mungkin saja ibu itu adalah salah satu nya .
Tak banyak berpikir , Paul mulai mendekat ke arah Venny yg tengah berbaring di atas blankar nya .
Paul : Bu... Nama ibu siapa??
Venny : Venny . Kamu......
Paul : maaf ya Bu saya yg nabrak ibu , saya gk sengaja . Sebelum nya ibu juga gk lihat kanan kiri pas tadi ibu mau nyebrangTak ada jawaban , Paul malah di buat heran dengan Venny yg hanya menatap nya . Bahkan tatapan itu sangat dalam , dan tak terasa Venny justru mengeluarkan air mata di ujung matanya .
"Bu??? Kenapa ibu nangis??? Ada yg sakit??? Saya minta maaf sekali lagi Bu... Mungkin ada nomor keluarga ibu yg bisa saya hubungi??? Biar saya telfon" ucap Paul yg mulai panik melihat Venny yg masih terdiam bahkan kini terlihat menitikan air matanya .
Venny : kamu.... Mas Dikta....
Paul : saya Paul Bu.. bukan Dikta .Venny kembali menitikan air matanya , Paul yg bingung dengan sikap Venny pun langsung memegang tangan Venny untuk menenangkan ibu itu . Dan hal itu membuat Venny kembali menatap Paul dan melihat ke arah tangan nya yg di genggam oleh Paul . Ia tersenyum teduh saat Paul menyentuh tangan nya . Melihat Venny tersenyum , entah mengapa Paul pun ikut lega .