4

224 32 2
                                    

Gian dan Andi pergi ke sebuah mall, karena akan bertemu dengan seseorang di restoran cina yang ada disana.

Gian memasuki sebuah restoran, dan bertemu dengan seorang pria yang disinyalir adalah salah satu penanam saham di mega proyek itu.

"Pak Mateo." Menyapa seorang pria yang sudah ada di sana lebih dulu.

Pria itu menengadah, dan tersenyum.

"Pak Gian?" Tanyanya

Gian mengangguk, dan kemudian ia duduk di hadapan pria yang bernama Mateo itu.

"Senang bertemu dengan anda Pak Mateo." Kata Gian sambil membuka maskernya.

"Saya juga. Asisten saya bilang, anda tertarik untuk masuk dalam jajaran pemerintahan karena ingin terlibat dalam pembangunan mega proyek Jayabaya?" Tanya Mateo

"Permisi, pesanan atas nama Bapak Mateo?" Tanya pelayan yang tiba-tiba datang membawa set lengkap bebek peking, nasi, juga beberapa side dish. Sepertinya Mateo memesan menu mewah untuk pertemuan hari ini.

"Terimakasih, mbak." Kata Mateo

"Baik, ada tambahan lain?" Tanya pelayan itu

"Sepertinya sudah cukup." Kata Mateo

Pelayan itu mengangguk lalu pergi.

"Sebaiknya kita bicara sambil makan saja." Kata Mateo.

Gian setuju. Mereka akhirnya terlibat dalam pembicaraan serius hari itu.

🌷🌷🌷

Sesuai janjinya,  hari ini Katherine menemani Pierre mengelilingi mall miliknya.

Pierre memandang takjub mall yang megah itu.

"Sudah sejak kapan mall ini berdiri, Kate?" Tanya Pierre sambil memandang ke kanan dan ke kiri melihat banyaknya manusia yang berkunjung disana.

"Dari tahun 2010 pak."

"Jangan panggil saya pak."

"Om?" Tanya Katherine polos

Pierre tertawa geli, gemas dengan kepolosan Katherine.

"Panggil saja Pierre."

"Saya tidak bisa, anda lebih tua dari saya, tidak sopan rasanya. Mas saja?" Tanya Katherine

Pierre senang dengan panggilan itu. Biasanya dia dipanggil koko oleh orang di sekitarnya, apalagi ketika ia bertemu partner bisnis di kotanya.

"Mas?" Tanya Pierre penasaran.

"Uhum."

"Baiklah."

"Baik, ehm Mas Pierre." Katherine canggung, ia berdehem membersihkan tenggorokannya.

Damn! She's so hot when she calls me in that way. Rutuk Pierre dalam hati

"Yes Kate?"

Katherine menahan saltingnya, ia yakin wajahnya memerah, karena tiba-tiba Pierre tersenyum penuh arti.

"Mall ini dulunya tidak sebesar dan semegah seperti sekarang. Papi sempat struggle karena beberapa faktor, salah satunya pengunjung yang tidak terlalu banyak saat itu, tapi puji Tuhan, itu semua bisa diatasi di tahun 2013."

Heal YouWhere stories live. Discover now