37

138 26 0
                                    

Flashback on....

Sore itu Gian tahu bahwa istrinya sedang berada di gym, ia memutuskan untuk memberikannya kejutan dengan menjemputnya disana dan mengajaknya makan malam.

Ketika Gian baru saja masuk ke dalam mobil, ia tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres. Asap tebal mulai memenuhi ruang mobil dengan cepat. Sebelum ia sempat bereaksi atau mencoba melarikan diri, efek dari asap itu mulai merusak kemampuannya untuk bernapas dengan baik dan menyebabkan kepalanya berputar.

Gian berusaha keras untuk tetap sadar, tetapi efek asap terlalu kuat. Dalam hitungan detik, dia pingsan. Seseorang yang tidak terlihat muncul dari bayangan dan dengan hati-hati mengangkat tubuhnya yang tak berdaya. Gian dibungkus dengan kain atau selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya, termasuk wajahnya, untuk menghindari identifikasi dan mengurangi kemungkinan terjaga.

Dengan tubuh Gian yang tidak bergerak, orang tersebut membawa Gian ke tempat yang lebih aman, menyembunyikan keberadaannya dari pandangan luar. Kegelapan dan kebisingan di sekitar mereka menambah rasa ketegangan dan bahaya yang mengintai.

Meskipun tubuhnya lumpuh dan tidak bisa bergerak akibat efek asap, ia masih memiliki pendengaran yang tajam. Gian bisa mendengar suara mobil yang melaju dan percakapan tiga pria di sekitarnya.

Mobil pun berhenti melaju, Gian digeret kasar oleh dua pria besar. Ia yakin besar, karena tidak mungkin pria kurus yang membawanya. Ia masuk ke dalam ruangan yang tidak tahu dimana, namun bau kotoran tikus bisa tercium di hidungnya, yang ia asumsikan tempat itu adalah sebuah gudang. Gian didudukkan di sebuah kursi, ia merasakan tangannya diikat ke belakang dan mendengar suara rantai yang dipasangkan di kakinya, menambah rasa tertekan dan ketidakberdayaan. Suara pria-pria itu bercampur aduk lalu kemudian menghilang.

Wajah Gian masih terbungkus dengan kain hitam, dan ia merasakan ada seseorang yang mendekati wajahnya dan berbicara dengan suara rendah.

"Kate akan jadi milikku. Selama ini aku hanya diam melihatnya. Tapi sekarang, aku akan merebutnya darimu."

Kata-kata itu membuat Gian semakin gelisah. Dia tahu bahwa Katherine, yang telah berjuang untuk menyelamatkannya, sekarang menghadapi ancaman langsung. Rasa marah dan frustrasi membakar di dalam dirinya, membuatnya bertekad untuk menemukan cara untuk melawan meskipun saat ini dia tidak memiliki kekuatan untuk bergerak.

Flashback off

🌷🌷🌷

Katherine tiba di lokasi yang diberikan oleh pelaku. Tempat itu adalah sebuah gudang tua di pinggir kota, dikelilingi oleh tembok tinggi dan pagar berjeruji yang sudah karatan. Lampu-lampu jalan di sekitarnya meredup, dan area tersebut terlihat sunyi, dengan suasana yang mencekam dan suram. Asap dari pabrik-pabrik terdekat menambah kesan kelam di malam hari.

Beberapa penjaga berjaga di sekitar gedung, tampak waspada dengan senjata di tangan dan lampu sorot yang menyapu area. Katherine mengamati dengan seksama dan melihat kedipan sinar dari lampu sorot di samping kanan. Dengan hati-hati, ia menarik alat komunikasi rahasia dari tasnya, mengaktifkannya, dan meletakkannya di telinga.

Suara kakek Dirga terdengar tenang dan berwibawa di ujung telepon,

"Kate, masuk dengan tenang, jangan mencurigakan. Cari tempat yang tak ada penjaga. Saya dan anak buah saya ada di belakang menyusul."

Heal YouWhere stories live. Discover now