25

197 29 1
                                    

Setelah pernyataan cinta kemarin, Gian menjadi lebih possesive. Ia tak ingin Katherine berangkat kerja sendiri. Pagi-pagi ia menjemput lalu mengantarnya ke kantor.

"Selamat bekerja sayang." Kata Gian lalu mencium Katherine lama

"Mas lipstik aku ilang." Gerutu Katherine

"Saya perlu suntikan semangat. Pakai lagi saja lipstiknya, atau saya belikan dengan pabriknya?" Tanya Gian sambil meletakkan tangannya di tengkuk Katherine

"Berlebihan." Ucap Katherine

"Sekali lagi ya."

Gian mencium Katherine lagi, kali ini pelan namun tetap panas, membuat jantung Katherine berdebar. Katherine tanpa sadar melingkarkan tangannya di leher Gian membuat Gian tersenyum.

"Hari ini bagaimana kalau cuti saja?" Tanya Gian sambil terengah dan memandang Katherine yang menatapnya sayu.

"I have to go to work." Bisiknya pelan.

Gian juga harus bekerja, ada beberapa meeting yang harus ia hadiri. Terutama kasus gembong narkoba. Tapi ia pasti tidak akan bisa konsentrasi, ia benar-benar menjadi budak cinta sekarang. Walaupun Katherine sudah mencintainya, namun ia tak seterbuka itu. Masih malu-malu. Makanya ia ingin menikahi Katherine dan mengeksplor gadis itu. Gian ingin mengeluarkan sisi liarnya.

"I can't baby, i can't. Andi, ke apartemen ya."

"Bos?"

"Sekarang."

"Mas, nggak, aku mau turun."

Gian menggeleng, dan terlambat, mobil sudah melaju.

🌷🌷🌷

"Aku tidak terima." Kata seorang laki-laki ketika sedang dikunjungi oleh seorang wanita di penjara.

"Kau harus membantuku, Anita. Gian mengkhianatiku! Aku tidak sudi ia bisa melenggang bebas, sementara aku harus mendekam di penjara. Sialan!"

"Apa yang harus kubantu, sayang?"

Anita adalah kekasih gelap dari Hendarto, sang mentri olahraga yang terlibat dalam proyek Jayabaya, dan jika kalian ingat ia juga mantan Gian. Mereka berhubungan tepat ketika Pak Hendarto mengajak Gian untuk bekerja sama. Namun tak menyangka pria itu dikhianati dengan telak, dan ternyata Gian adalah mata-mata KPK. Hendarto ingin balas dendam, dan ia tak peduli bagaimana caranya, Gian harus hancur.

"Terserah kamu, pokoknya aku mau dia menderita."

"Pak Hendarto waktu kunjungan anda sudah habis." Ucap seorang sipir

"Sebentar. Lima menit lagi." Tawar Hendarto

"Tapi aku harus minta bantuan." Ucap Anita

"Hubungi seseorang, di kantorku, namanya Bagas. Ia akan memberikan apapun yang kau butuhkan untuk menghancurkan Gian." Bisik Hendarto di telinga Anita

Anita mengangguk.

"Kali ini benar sudah habis, pak." Ucap sipir itu mengingatkan.

"Iya." Ucap Hendarto sambil beranjak dan mengikuti sang sipir masuk ke penjara lagi.

Anita memandang Hendarto dengan sedih, ia kesal karena baru mengeruk keuntungan beberapa bulan, tapi sudah harus berakhir. Entah mengapa juga ia luput dari pemeriksaan, karena ia juga mendapat transferan dari Hendarto beberapa kali. Mungkin mereka pikir jumlahnya sedikit, jadi itu tidak terdeteksi.

Heal YouWhere stories live. Discover now