11

215 27 1
                                    

Prang!!!!

Pecahan barang kembali terdengar di apartemen Gian. Pria itu mengamuk ketika Katherine membatalkan janji sarapan mereka berdua.

Ya Katherine harus membatalkannya, karena ia sudah punya kekasih dan Pierre memintanya untuk mengantarnya ke airport.

"Bangsat!! Sialan!!" Gian meninju cermin yang ada di hadapannya sampai hancur membuat tangannya terluka dan berdarah.

"Liat saja Pierre, akan kuambil Katherine darimu!" Ujar Gian geram

🌷🌷🌷

Mereka menunggu keberangkatan Pierre sambil sarapan di sebuah kafe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka menunggu keberangkatan Pierre sambil sarapan di sebuah kafe. Pria itu ingin berangkat lebih pagi karena ingin sarapan bersama kekasihnya. Ternyata memandang orang yang dicintai sepagi ini, membuat perasaan bahagia. Pierre begitu bahagia, dan sejak tadi ia memandang kekasihnya itu dengan penuh cinta.

"Kalau saya kangen, bagaimana ya?" Tanya Pierre sambil memandang Katherine

"Hm? Bisa telepon mas." Kata Katherine enteng

"Mana bisa seperti itu. Saya janji setelah urusan saya selesai, saya akan langsung terbang kemari."

Katherine tersipu. Ia belum pernah merasa dicintai sebegitu hebatnya.

"Pak, kita harus segera ke gate. Sudah jam setengah sembilan." Kata asistennya

Pierre mengangguk. Mereka pun beranjak keluar dari kafe.

"Saya pergi dulu, sayang." Kata Pierre.

Sayang. Demi apa Katherine klepek-klepek mendengar kata panggilan itu.

"I-iya mas." Kata Katherine dengan wajah tersipu

"Jangan terlalu menggemaskan, saya jadi tidak rela meninggalkanmu." Kata Pierre sambil meraih pinggang Katherine dan memeluknya.

Pierre memeluk Katherine erat. Ia menghirup wangi kekasihnya itu sambil memejamkan mata.

"Hati-hati di jalan ya mas. Sampai ketemu lagi." Kata Katherine

Pierre tersenyum. Ia mengecup kening, pipi, dan kecupan terbanyak ia daratkan di bibir Katherine.

"I love you, darling. I love you so much." Kata Pierre sambil memandang Katherine sekali lagi.

"Pak." Asistennya mengingatkan untuk bersegera

"Saya benar-benar harus pergi, Kate."

Heal YouWhere stories live. Discover now