Katherine yang sedang dalam perjalanan pulang bersama Pierre, terdiam ketika mendapat panggilan dari Gian.
Sekarat? Apa maksudnya?
Pierre yang peka akan perubahan Katherine, meraih tangan gadis itu yang membuatnya terkesiap.
"Kenapa?" Tanya Pierre
"Ah-gak."
"Jangan bohong. Wajahmu berubah setelah menerima telepon. Apa ada seseorang yang mengganggumu?" Tanya Pierre
Katherine menunduk, memainkan jarinya. Ia berpikir, menimbang, apakah ia harus pergi ke tempat Gian atau tidak.
"Seorang teman menelepon, dan katanya dia sekarat."
Pierre terkejut.
"Ayo kita kesana."
"Tapi..."
"Kita kesana Kate, kau ada dalam daftar panggilannya, jika memang nyawa temanmu itu dalam bahaya, polisi akan mencarimu untuk menjadi saksi. Lebih baik kita kesana, menyelamatkannya sebelum terlambat."
Benar kata Pierre. Akhirnya Katherine setuju. Ia masih ingat dengan apartemen Gian, dan Pierre segera melaju menuju kesana.
Katherine dan Pierre berdiri di depan sebuah pintu hitam bernomer 1054. Katherine menekan bel beberapa kali namun tak ada jawaban. Pierre mencoba membuka pintu dan berhasil karena ternyata tidak dikunci.
Ruangan itu gelap, Katherine mencari-cari tombol lampu. Ketika penerangan berhasil menyinari ruangan tersebut, mereka tercengang dengan pemandangan yang ada disana. Ruangan itu porak poranda.
"Awas!" Kata Pierre sambil menarik tangan gadis itu, ketika melihat pecahan gelas di dekat kaki Katherine.
Mereka mengedarkan pandangan, dan Katherine mendengar suara nafas berat putus-putus. Ia mencari ke semua ruangan, dan matanya membelalak ketika ia menemukan Gian tak berdaya bersandar pada tembok dengan tubuh gemetar hebat.
"Mas Gian?" Katherine bergegas menuju pria itu. Ia berjongkok di hadapannya, menepuk-nepuk pipi pria itu agar tersadar. Ketika Gian membuka mata, ia melihat Katherine di hadapannya. Tanpa aba-aba ia menghambur dalam pelukan Katherine. Katherine tak siap, hingga akhirnya ia jatuh terduduk dan telapak tangannya terkena pecahan kaca dekat situ.
"Aww!" Katherine mengaduh
"Kate!" Kata Pierre sambil mencoba menarik gadis itu dari dekapan Gian.
"Jangan, tolong jangan lepaskan." Kata Gian lirih
Katherine teringat akan kejadian tempo hari, ketika seorang pria bermasker yang memegang tangannnya di lift dan memeluknya di trotoar. Apakah Gian adalah pria yang sama?
"Peluk saya, tolong." Kata Gian memohon
"Kate." Protes Pierre
"Nggak papa mas." Kata Katherine menenangkan
Katherine memeluk Gian, kulit telapak tangannya menyentuh punggung Gian yang dingin. Gemetar di tubuh pria itu berangsur berhenti. Katherine tak menyadari bahwa sedari tadi Gian tak mengenakan pakaian, dan ia menelan ludah ketika melihat tubuh Gian yang berotot juga penuh dengan tatto.
Pierre terdiam membeku, ketika melihat pemandangan di hadapannya. Rahangnya mengetat. Ia tak terima jika Katherine memeluk pria lain. Cemburu sudah menguasai tubuh dan pikirannya. Ia melihat pria itu tak lagi gemetar, tapi pelukannya tak kunjung mengendur.
"Kate." Kata Pierre
Katherine memandang wajah masam Pierre, dan ia mengerti. Ia mencoba melepaskan diri dan menuai protes dari Gian. Ia menarik Katherine lagi dalam pelukannya.
YOU ARE READING
Heal You
RomanceGiantara Cakrawala bertemu dengan Katherine Seraphina Jatmoko saat ia sedang mendesign rumah kliennya yang ternyata itu adalah ayah dari sang gadis. Gian adalah seseorang yang tidak percaya Tuhan karena lukanya dimasa lalu, bahkan luka tersebut mem...