___________________________________________
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Kegiatan Marsha pada minggu ini cukup lengang sekali. Mobil Azizi katanya sudah pulang dari bengkel, jadi tugas mengantar dan menjemput anak tidak lagi ditugaskan kepada Marsha. Marsha juga baru akan berencana menjadi Ibu yang baik pada hari besok, karena sejujurnya, hari ini ia betulan lelah dan ingin melakukan quality time. Jadi, setelah bangun tidur dan meminum air putih juga mandi, Marsha segera melakukan Yoga, lari pagi di sekitar komplek dan sisa waktunya yang masih banyak akan ia gunakan untuk mencari ide soal bisnis kecil-kecilannya itu.
Marsha tahu bahwa ini betulan tak mudah, belum ada satupun orang yang membeli produknya, tapi, Marsha tak akan mau menyerah, ia tetap akan menjalankan bisnis ini, apapun yang terjadi.
Selesai pulang dari acara lari paginya, Marsha justru mendapat kejutan dari Azizi, di mana mobil pria itu ada di depan rumah Marsha. Tentu saja, Marsha bingung kenapa orang itu tiba-tiba ada di tempat ini, padahal sudah beberapa hari terakhir Marsha sedang tak membuat masalah apapun.
"Morning, baby..." Marsha mengetuk-etuk kaca mobil pria itu. "Kok tumben apel pagi-pagi?" Saat kaca terbuka, pria itu sudah memakai pakaian kerjanya dengan cukup rapi.
Azizi tak menjawab apa-apa, selain gerakan kepala ke belakang. Marsha segera mencondongkan kepalanya masuk ke dalam mobil dan melihat Gracie yang duduk tenang di sana, sembari menatap Marsha juga, dengan tatapan yang sulit sekali Marsha artikan.
"Hai, kak!" Marsha melambaikan tangannya dengan ceria. Seolah kejadian kemarin, tak ada apa-apa di antara mereka.
Gadis kecilnya mengangguk kaku.
"Kenapa?" Tanya Marsha.
"Saya mau ngisi acara ke Pangandaran. Flora juga ngikut Alden kerja ke New York, beberapa minggu. Jadi, mereka sama kamu dulu."
"Hah?" Tentu saja Marsha terkejut. Baru saja ia berpikir jika hari-harinya ini akan tenang, ternyata malah disibukkan dengan dua bocah bernama Gracie dan Michie. Masalahnya, Marsha masih terasa canggung dengan Gracie, mana Gracie dapat Skors seminggu pula, yang artinya Gracie tak akan ke sekolah atau melakukan kegiatan apapun di luar rumah.
"Kok kaget?" Tanya Azizi, menarik alisnya.
"Kok bisa?"
"Ya bisalah, kamu Ibunya."
"Kamu percaya ke aku buat ngerawat mereka?"
Azizi mengangguk. "Huum."
"Aku butuh bicara sama kamu, berdua." Jelas Marsha tak terima.
Kenapa Azizi tak membicarakan ini jauh-jauh hari? Minimal, Marsha melakukan persiapan atau setidaknya ia bisa menyiapkan diri untuk merawat dua bocah itu. Marsha tahu mereka sudah besar, tapi, masalahnya, kok bisa? Kok Azizi percaya begitu saja?
Tidak kah Azizi takut Marsha melakukan sesuatu kepada mereka? Bukannya... dulu...
"Kenapa? Kamu enggak mau?" Nah, kan, mulai... belum apa-apa, Marsha sudah dituduh yang tidak-tidak oleh Azizi Azizi ini.
"Bukan enggak mau, kenapa enggak bilang dari jauh-jauh hari gitu lho? Kan aku bisa—"
"Ini kalau anak-anak dengar, mereka pasti sakit hati sama kamu. Kayak... kamu enggak mau sama mereka." Ujar Azizi, menyimpulkan isi kepalanya tiba-tiba.
"Tsk, kamu enggak ngerti." Marsha suka tiba-tiba malas kalau orang ini sudah begini. "Kamu yakin mereka di sini? Maksudku, aku bisa ke rumah kamu—"
"Apa kamu enggak senang mereka di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Far Away
Fanfic"Let's run somewhere far away where The Stars kiss The Ocean."