___________________________________________
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Michie tidak tahu ini namanya senang atau bimbang.
Mungkin beberapa minggu yang lalu, kehadiran Mama seperti bencana yang tak terelakkan kalau sudah datang ke rumah. Tapi, akhir-akhir ini, Mama jadi baik sekali—bukan, bukan bermaksud Mama tak baik, tapi, waktu Mama masih sibuk-sibuknya kerja di depan kamera, Mama memang jarang menyisihkan waktunya untuk Michie dan Gracie. Jadi, waktu itu, kehadiran Mama betulan aneh sekali.
Namun, beberapa minggu terakhir, lebih tepatnya tiga minggu terakhir ini Mama betulan baik, meski datangnya tetap seperti jelangkung yang tidak tertebak. Mama jadi sering memasak untuk Michie dan Gracie. Masakan Mama enak sekali. Mama juga menjemput dan mengantar Michie pergi sekolah, meski tak pernah mau mengantarkan sampai depan. Sebenarnya, Michie cukup nyaman dengan kehadiran Mama.
Entah kenapa, sudah seminggu terakhir ini, Mama hilang tak ada kabar dan berita buruknya, Papa juga tak mau menjawab kabar Mama kalau Michie bertanya.
"Berantem kali."
"Berantem lagi? Kok berantem mulu?" Tanya Michie heran. Saat ini, Michie seperti biasa berkunjung ke kamar kakaknya dan si kakak juga seperti biasa lebih fokus membaca buku dibanding melihat keresahan Michie ini.
"Hobi mereka kan emang berantem. Kalau enggak berantem, harusnya enggak cerai."
"Tapi, Mama enggak ada pacar. Biasanya kan Papa ngajak berantem kalau Mama punya pacar." Ungkap Michie, gadis kecil berusia 11 tahun itu, mendaratkan kepalanya di meja belajar sang kakak.
Gracie yang masih sibuk membaca novel dan selonjoran di kasur, mengangkat kepalanya dan menatap heran. "Iya gitu?"
"Iya kak... Papa tuh suka tiba-tiba enggak jelas kalau Mama lagi digosipin deket sama aktor tahu..."
Michie ingat sekali tahun lalu, waktu berita Mama masih santer wara-wiri di televisi, bahkan media sosial soal kedekatan Mama dengan pria lain. Papa tiba-tiba mengerjakan pekerjaan rumah dengan tak benar, tingkahnya aneh sekali. Awalnya Michie pikir karena sang ayah baru kehilangan barang kesayangannya—tapi, akhirnya Michie sadar kalau Papa... kehilangan kesayangannya.
"Kapan ah, ngarang kamu."
"Kenapa mereka enggak balikan aja sih..."
"Enggak usah, aku enggak suka." Gracie segera menggeleng. "Enggak perlu. Nanti, Papa sakit lagi..."
"Kalau Papa yang punya pacar, gimana?"
"Gimana?" Gracie benar-benar menutup buku yang sedang ia baca dan menatap adiknya yang lemah lesu kurang kasih sayang Mama.
"Papa kan udah lama ngejomblo, kayak aku." Tapi, tolong diam-diam saja ya!
Ini rahasia Michie, Gracie dan kita semua. Michie tuh pernah punya pacar waktu kelas lima, tak tanggung-tanggung! Ia ditembak di kelas, di hadapan teman-temannya, pakai bunga pula!
Michie mulai pacaran deh semenjak saat itu. Tapi, dua bulan kemudian, Michie putus dengan pacar kesayangannya. Gara-gara ketahuan Mama doi! Mama doi baca chat Michie dan doi lagi sayang-sayangan, alhasil ponselnya si doi dirampas Mama dan baru akan dikembalikan kalau Michie dan doi putus!
Doi tentu pilih mutusin Michie daripada enggak bisa main Roblox, well... doi ternyata lebih cinta sama Roblox daripada sama Michie. Kalau diingat-ingat lagi, hati Michie suka sakit. Itu kan cinta pertama dia!
"Gimana kalau Papa punya pacar? Kakak lebih senang... Mama balikan sama Papa? Atau... Kita punya ibu... tiri?!"
Gracie refleks menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Far Away
Fanfic"Let's run somewhere far away where The Stars kiss The Ocean."