___________________________________________
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Marsha tak kunjung pulang juga, bahkan setelah obrolan kecil mereka berujung diam-diaman karena membahas soal peran Marsha yang hampir tak ada sama sekali di hidup kedua anaknya. Azizi pikir, setelah ia mengungkapkan ucapannya beberapa saat yang lalu, Marsha akan marah karena sudah dituduh menelantarkan kedua anaknya selama hampir sepuluh tahun, wanita itu memang terlihat cukup tak terima dengan ucapan Azizi, tapi, sepertinya Azizi tak bisa membuat wanita itu sakit hati.
Bukannya pulang, Marsha malah membawa sebuah paperbag besar sekali dari dalam bagasi mobilnya dan kembali duduk di samping Azizi.
"Setelah aku pikir-pikir, ternyata usaha jualan ayam goreng itu harus kotor-kotoran di dapur." Dua tangannya mulai lihai mengeluarkan barang-barang itu dari dalam paper bag.
Azizi lihat ada celana dalam dengan renda, bra, lingerie, camisole, thong sampai bikini. Banyak sekali jenisnya, warna-warni pula.
"Jadi aku memutuskan buat jualan pakaian dalam. Gimana menurutmu?" Marsha memamerkan thong tepat di wajah Azizi. "Niatnya aku mau jualan di e-commerce sih, sistemnya Open PO gitu... kamu ingat kan, aku juga sempat kursus jahit waktu lagi jadi pengangguran. Kayaknya aku sadar deh, kalau passion aku tuh di sini, aku baru dapat ilham kemarin."
"Kalau enggak ada yang beli, gimana?" Tanya Azizi.
"Enggak gimana-gimana. Bisa aku pake sendiri."
"Terus tujuannya pamerin ke saya, apa?"
"Ya buat bukti lah, kalau uang kamu enggak aku pake buat apa-apa. Sekalian, aku minta kamu promosiin ke temen-temenmu di Rumah Sakit—"
"Sha..." Azizi menatap Marsha tak percaya. "Menurutmu, muka saya cocok enggak buat mempromosikan pakaian dalam wanita ke temen-temen Nakes?"
"Zi... jangan kolot gitu, ah. Gengsian banget kamu jadi orang, ini kan namanya usaha, kalau pemalu gitu, gimana mau laku coba..." Marsha mengerlingkan matanya. Azizi ini memang tidak ada sama sekali usaha mau banyak duit seperti Marsha, padahal Marsha sudah effort mencari inspirasi dan membuat akun online shop-nya nanti.
"Ya enggak gimana-gimana, itu kan, usaha kamu, bukan usaha saya."
"Kamu bisa promosi di instagram kamu, kok. Kalau enggak mau promosi langsung. Eh—akunku kamu blok ya? Kok kayaknya aku enggak pernah lihat kamu posting lagi foto sih."
"Memang." Jawab Azizi dengan cepat.
"Kenapa diblok coba? Salah aku apa?"
"Banyak. Salahmu banyak. Enggak usah nanya."
"Ya udah deh." Marsha mengerucutkan bibirnya. "Mau kan, bantu promoin bisnis aku ini?"
"Enggak."
"Babe... Promo doang, apa susahnya sih..."
"Kamu lupa, enggak tahu atau ngejek sih? Followers instagram saya aja cuma 80 biji. Itu juga isinya kebanyakan laki-laki."
"JUSTRU ITU!" Marsha menjentikan jarinya. "Meski cuma 80 biji, followers-mu itu kebanyakan orang beneran. Dari 80 biji itu, setengahnya udah pada nikah 'kan? Pasti mereka kepikiran mau beliin pakaian dalam ke istrinya, pasti laku lah Zi... suami yang baik itu, suami yang mau beliin pakaian dalam buat istrinya!"
"..."
"Mau ya? Mau? Aku tuh dari kemarin udah sibuk sama akun instagram baruku, buat toko ini, feed-nya aku cantik-cantikin. Aku juga udah beli followers biar akun jualanku kelihatan meyakinkan, tapi, belum ada yang beli cuma sebatas tanya-tanya aja. Aku beneran butuh banget support dari kamu, babe... ini tuh krusial banget buat aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Far Away
Fanfic"Let's run somewhere far away where The Stars kiss The Ocean."