15

194 18 5
                                    

Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra brothers.

.
.
.
.

Sekembalinya mereka dari tempat liburan bersama. Natta dan Sagara dinyatakan mengalami demam secara bersamaan. Yang membuat keduanya harus dirawat sementara.

Kejadian awalnya hanya gejala demam biasa. Namun setelah esok hari keduanya tidak sadarkan diri. Yang mengharuskan mereka dibawa ke rumah sakit.

Namun keadaan Sagara kini sudah membaik. Dirinya bahkan sudah mulai mengerjakan tugasnya sebagai dosen. Walau hanya mampu memonitor dari jarak jauh.

Sementara Natta, dirinya masih tidur hingga sekarang. Sejak berada di rumah sakit sampai saat ini. Natta belum mengalami perubahan yang signifikan. Malah dirinya baru saja mengalami kejang akibat panas tubuh yang berlebihan.

"Mas. Sudah kerjanya! Kamu ini sedang sakit," nasehat lembut namun tegas keluar dari mulut Aruna. Dirinya baru saja kembali dari kantin rumah sakit. Namun malah dapat pemandangan sang suami yang tengah fokus dengan layar laptopnya.

"Sayang, mas hanya memantau saja," jawab Sagara lembut. Dirinya sedang mencoba meluluhkan hati Aruna agar tetap bisa bekerja.

"Tidak! Mas lebih baik istirahat. Tidur!" Ucap Aruna dengan mengambil alih laptop di pangkuan Sagara. Membawa laptop itu pergi jauh dari jangkauan sang suami. "Baru juga merasa anakan sudah mau kerja. Kamu itu kecapean mas."

"Sayang. Mas sudah sembuh, lihat sudah bi...."

"Sudah bisa apa? Nggak usah jawab kalau dikasih tahu itu. Itu juga buat kesehatan kamu mas. Sekarang mas istirahat. Tidur yang nyenyak. Habis itu nanti aku bangunin buat makan," sela Aruna sambil membantu Sagara merebahkan tubuhnya. Tak lupa memakaikan selimut di atas tubuh Sagara dan meningkatkan suhu AC agar lebih hangat.

Sagara hanya menurut saja. Dirinya tidak ingin membuat kegaduhan untuk sekarang. Lagipula memang benar ucapan Aruna. Dokter tadi juga bilang demikian. Jadi Sagara pun memutuskan untuk istirahat sejenak, dirinya memang merasa capek berlebihan beberapa waktu ke belakang.

Sore hari telah tiba. Sinar jingga dari ufuk barat bagai penanda. Ruangan yang awalnya hanya terisi oleh tiga orang kini berubah menjadi sembilan. Keluarga lengkap Mahendra dengan tambahan Winata dan Arunika. Mereka baru saja tiba setelah menunggu Aka kembali dari kampusnya.

Suasana ruangan cukup bising. Baik dari siaran tv maupun dari obrolan orang di dalamnya. Natta dan Sagara baru saja selesai makan. Walau akhirnya Natta mengembalikan semuanya.

"Ayah. Abang apa sudah baik?" Tanya Ghana dengan nada lesuhnya. Dirinya baru saja tiba ketika Natta kembali memuntahkan makanannya. Dan kini Natta tengah berbaring kembali melanjutkan tidurnya.

"Sudah. Besok pasti Abang sudah kembali sehat," jawab Sagara lembut sambil membelai rambut hitam milik ghana.

Ghana hanya memandang lebih punggung sang Abang. Dirinya memilih kembali duduk disamping Riga.

"Sudah. Besok pasti Abang sembuh," seru Aka yang melihat Ghana dengan wajah tertekuk nya.

"Abang," lirih bak bisikan itu hanya didengar oleh Aruna.

"Abang pasti sembuh. Chandra berdoa saja ya," ucap Aruna.

"Em." Hanya gumaman dan anggukan kepala dari Chandra lah jawabannya.

Mahendra BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang