Hanya sebuah kisah tentang keluarga kami. ~ Mahendra brothers.
.
.
.
.
."Abang! Abang mau pergi kemana? Ghana ikut," ucap Ghana sambil berjalan ke arah Abang Natta yang tengah menenteng tas miliknya.
"Iya? Abang ada latihan basket di sekolah. Lama. Nanti Ghana bosan. Di rumah saja ya," balas Abang Natta sambil tersenyum kearah sang adik. Walau dapat di lihat dari raut wajahnya yang mulai sedih. "Tolong adek ngerti ya," lanjut Bang Natta mencoba memberi pengertian.
"Tidak apa Abang. Ghana bisa menunggu Abang kok. Ghana ingin ikut Abang hari ini," tidak ada kata menyerah bagi Ghana. Ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Adek, maaf ya. Abang tidak bisa ajak adek sekarang. Besok saja ya," jawaban yang keluar dari sang Abang tentu membuat Ghana tidak suka. Pasalnya keinginannya tidak terpenuhi. Dengan keadaan kesal, dia berjalan ke arah dapur menuju Buna berada. Sementara sang Abang hanya menggelengkan kepala dan mengikuti kemana sang adik pergi.
"Buna, Ghana mau sama Abang. Tapi Abang malah bilang tidak," lihat, aduan pasti akan langsung Ghana keluarkan kepada Buna. Seperti inilah Ghana. Walau dia sudah masuk SMA, bahkan sudah kelas 10 tidak akan menghilangkan sifat kekanak-kanakan miliknya.
"Adek, tidak boleh seperti itu ya. Abang pergi buat latihan. Abang kalau latihan selalu lama loh. Adek nanti bakalan bosan," terang Buna mencoba memberi pengertian.
"Adek. Abang akan ajak adek jika ini tidak lama dan membosankan bagi kamu. Adek tolong jangan seperti ini ya, Abang tidak sesabar mas atau kakak. Jadi tidak usah memaksa ya," ucapan sang Abang tentu membuat Ghana sedikit tersentak dan takut. Ia sudah pernah mendapatkan kemarahan dari sang Abang. Bukan bentakan kerasa saja yang Ghana dapatkan, tapi juga diamnya Abang selama 3 hari.
"Emmm, tapi Ghana ingin ikut," cicitan kecil tetap keluar dari Ghana. Dan hanya bisa di balas senyuman sang Buna.
"Maaf ya. Lain kali Abang ajak, tapi tidak sekarang," balas Abang sambil memasukkan botol air bekal yang telah Buna siapkan. Tak lupa mencium tangan Buna dan mengelus rambut Ghana. "Sudah ya, jangan cemberut. Nanti Abang bawakan es krim buat Ghana dan Chandra. Sana main sama Chandra, Abang berangkat dulu," kini Bang Natta benar-benar pergi.
Tak lama setelah suara motor Bang Natta keluar dari halaman rumah terdengar. Ghana pun melihat ke arah sang Buna dengan wajah memerah khas miliknya. Wajah merah yang hendak menangis. Buna yang melihatnya hanya tersenyum dan kembali memberikan pengertian. Walau cukup lama, akhirnya Ghana bisa dibujuk dan memilih berjalan ke arah kamar mencari keberadaan sang kembaran, walau keduanya tidaklah kembar.
Di kamar, Ghana dapat melihat Chandra tengah berkutat dengan sesuatu di meja. Dan hal itu cukup membuat penasaran Ghana. Dengan perlahan Ghana berjalan ke arah Chandra.
"Chandra, Chandra sedang apa?" Ucapan dari Ghana ternyata cukup membuat sang empu terkejut.
"GHANA? ISHHH, Ngeselin banget. Ngagetin tahu," balas Chandra.
"Em... Maaf Chandra. Ghana tidak sengaja," rasa bersalah kini hinggap di hati Ghana. Wajah murungnya kini kembali.
"Hm.... Tutup pintu. Baru Chandra kasih tahu," setelahnya, kini Chandra yang melihat pintu tidak di tutup tentu meminta Ghana untuk menutupnya kembali.
"Emmm, okey," dengan perlahan setelah pintu tertutup. Ghana menarik kursi belajarnya kearah meja Chandra. Dan melihat dengan seksama apa yang tengah adiknya itu kerjakan.
"Hari ini Chandra mau mengerjai mas Aka. Chandra akan menyembunyikan barang mas Aka dan menggantinya dengan yang palsu. Nanti pasti mas Aka akan bingung mencarinya," terang Chandra kepada Ghana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahendra Brothers
MizahSedang dalam tahap revisi. Keluarga Mahendra milik Sagara dan Aruna. Sebuah keluarga kecil dengan lima anak laki-laki yang hanya berjarak beberapa tahun. Keluarga harmonis yang teduh, dengan kejahilan milik si bungsu. start :06152024 finish : -