Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra Brothers
.
.
.
.
Dengan napas terengah-engah, Ghana terus melaju dengan cepat, berusaha menjauh dari Chandra yang berusaha mengejarnya. Langkah kaki mereka semakin cepat, semakin memenuhi ruangan dengan suara berdebar yang memperkuat adrenalin mereka.
"Jangan berpikir kamu bisa melarikan diri begitu saja, Ghana!" teriakan Chandra semakin dekat, menggema dengan penuh tekad.
Namun Ghana hanya tertawa, menantang Chandra dengan kecepatan miliknya. "Hihihihi, Ghana akan terus berlari, Chandra tak akan bisa menangkap Ghana!"
Dalam kejar-kejaran ini, mereka melupakan waktu dan tempat. Ruangan yang sebelumnya sunyi dan hening kini berubah menjadi panggung untuk aksi lari mereka. Setiap langkah kaki mereka mengisi ruangan.
"Hih! Awas ya!"
"Argh!!! Chandra makin cepat larinya! Ghana harus cari perlindungan,"
Ghana berlari menuju sofa besar di sudut ruangan, melompat ke atasnya dengan kelincahan bak seorang atlet. Dia menoleh ke belakang dan melihat Chandra yang sudah semakin dekat, senyum di wajahnya semakin lebar. "Hihihihi, Chandra tidak akan bisa menangkap Ghana!"
Chandra tidak menyerah begitu saja. Dia mengubah arah dengan cepat, mencoba mengecoh Ghana yang terus berlari mengitari sofa. Kedua anak itu benar-benar tenggelam dalam permainan mereka, melupakan segalanya kecuali kejar-kejaran yang semakin seru.
"Hih! Lihat saja, Ghana! Aku akan menangkapmu!" Chandra berteriak, suaranya penuh semangat.
Ghana melompat turun dari sofa dan berlari ke arah dapur, mencoba mencari tempat untuk bersembunyi. Dia melihat lemari dapur terbuka sedikit dan tanpa ragu-ragu, dia menyelinap masuk ke dalamnya.
Chandra tiba di dapur beberapa detik kemudian, terengah-engah dan matanya mencari-cari di sekitar. "Ke mana kamu, Ghana?" Dia memanggil, mencoba untuk tidak terlalu keras agar tidak mengungkapkan lokasinya.
Di dalam lemari, Ghana menahan napas, berharap Chandra tidak menemukannya. Ruangan dapur menjadi sunyi, hanya suara napas Chandra yang terdengar. Setelah beberapa saat, Ghana mulai berpikir bahwa mungkin dia berhasil lolos.
Namun, tiba-tiba, pintu lemari terbuka lebar dan Chandra berdiri di sana dengan senyum kemenangan. "Gotcha!"
Ghana menjerit kecil, lalu tertawa terbahak-bahak. "Chandra menang. Tapi lain kali, Ghana yang akan menang!"
Chandra membantu Ghana keluar dari lemari, masih tersenyum lebar. "Deal! Kita lihat siapa yang lebih cepat besok!"
Kedua tertawa sambil meninggalkan area dapur menuju ruang tengah yang tengah menampakkan salah satu siaran TV.
"Dari mana kalian? Kenapa berkeringat begitu?" suara menginterupsi langkah keduanya. seorang pria dengan membawa beberapa kantong plastik. Tengah berdiri di samping pintu rumah.
"Em.... Kakak dari mana?" bukan jawaban yang ia terima, melainkan sebuah pertanyaan.
"Hah.... Kakak habis dari rumah tante Siska. Beli sayur untuk kita. Kalian sendiri? Kenapa berkeringat begitu?" Balas Riga.
"Tidak dari mana-mana. Kami hanya di rumah saja."
"Lalu kenapa berkeringat begitu? Sampai basah juga bajunya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahendra Brothers
HumorSedang dalam tahap revisi. Keluarga Mahendra milik Sagara dan Aruna. Sebuah keluarga kecil dengan lima anak laki-laki yang hanya berjarak beberapa tahun. Keluarga harmonis yang teduh, dengan kejahilan milik si bungsu. start :06152024 finish : -