28

147 17 3
                                    

Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra brothers.

.
.
.
.

"Emm, Ghana ngantuk Chandra."

Suara khas bangun tidur terdengar. Memecah keheningan yang berada di kamar bungsu Mahendra.

"Chandra! Ghana ngantuk!" Pekikan keras membangunkan seseorang di kasur sebelah.

Menggerakkan tangan dan badannya, menajamkan pendengarannya dan mulai melayangkan protes akibat tuduhan yang tidak dirinya lakukan.

"Chandra tidak. Ghana apa sih?"

"Maksud Chandra? Chandra dari tadi ganggu-ganggu Ghana terus. Ghana kan masih ngantuk. Tapi Chandra teol-toel pipi Ghana."

Nada merajuk serta badan yang didudukan di atas kasur. Membuat Chandra terdiam dan mengamati lebih detail. Dirinya baru bangun, dan itupun akibat ulah suara milik saudaranya itu. Jadi siapa yang mengganggu Ghana?

"Ghana. Chandra baru bangun. Tidak usilin Ghana," bela Chandra sambil mengamati sekitar. Cahaya matahari sudah memasuki celah-celah jendela yang ada. Memberikan sedikit penerangan bagi kamar mereka yang sengaja di matikan setiap tidur.

"Chandra jangan bohong! Jika bukan Chandra lalu siapa? Tidak ada yang lain tuh," seru Ghana marah. Dirinya menatap sengit ke arah sang adik.

"Ghana! Chandra serius tahu. Bukan Chandra yang buat," serunya lalu berlari keluar kamar. Pergi menuju kamar sang Abang.

Sementara Ghana yang ditinggal sendirian langsung meremang. Merasakan hawa sekitar yang langsung berubah. Mengamati sekitar yang tidak ada orang selain dirinya membuat ia mau tak mau berlari keluar dari kamarnya. Mencari sang saudara berada.

.
.
.
.

Kini keduanya tengah meringkuk ketakutan di kasur sang Abang. Setelah memasuki kamar yang memang tidak dikunci oleh Natta. Kerena bisa jadi saudaranya atau orangtuanya ada yang ingin mencari dirinya.

"Kalian kenapa?" Tanya Natta. Dirinya merasa jengah dengan kelakuan kedua adiknya. Pasalnya keduanya langsung masuk ke kamarnya dan tidur di masing-masing sisi dirinya.

"Abang! Adek takut!" Celetuk keduanya lirih. Tak lama bisa dirasakan oleh Natta kedua tangannya basah dan getaran akibat badannya yang terhimpit oleh kedua bungsu Mahendra.

"Ada apa?" Suara lembut Natta keluar. Mencoba menenangkan kedua adiknya yang sepertinya mengalami syok setelah bangun tidur.

"Ada hantu!" Ucap keduanya dengan isakan yang semakin keras.

.
.
.
.

Keadaan pagi ini bisa dibilang kacau. Karena suara berisik yang ditimbulkan oleh bungsu Mahendra. Keduanya terus meracau akan hantu yang berada di kamar keduanya. Akibat hal aneh yang dialami oleh Ghana.

"Sayang, tidak ada hantu di rumah ini," suara lembut milik Aruna mengalun indah. Memberikan sedikit rasa tenang kepada kedua bungsu Mahendra.

"Ada Buna. Tadi Ghana di teol-toel pipi na," sanggah Ghana.

"Ghana yakin itu hantu? Bukan Chandra?" Tanya Aka, dirinya tahu betul seluk-beluk kebusukan dan kejahilan sang adik bungsunya itu.

"Bukan Chandra! Chandra tadi masih tidur jika bukan karena ulah Ghana yang berisik dan membuat Chandra bangun," ucap Chandra dengan wajah yang cemberut akibat tuduhan tak berdasar yang dilayangkan pada dirinya.

Mahendra BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang