27

156 17 2
                                    

Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra brothers.

.
.
.
.

Cuaca panas kini menghiasi kota. Awan-awan putih berhamburan menghias angkasa. Para penjual minuman dingin mengisi setiap sudut kota.

Sekumpulan remaja berbeda usia kini tengah memadati jalanan. Mengisi ruang kosong diantara berbagai macam stand makanan dan minuman. Berjalan berdesakan bersama melewati berbagai jenis manusia yang berlalu-lalang.

"Mas, mau coba yang di sana?" Tanya salah satu dari pemuda itu. Menunjuk pada sebuah stand minuman dingin yang tengah dipadati puluhan orang.

"Ramai dek. Kasihan Ghana dan Chandra," balasnya menangapi. Melihat kerumunan yang ada di depan stand cukup membuat Aka sedikit malas. Ditambah cuaca yang sangat panas. Serta melihat kedua adik kecilnya yang sudah gelisah.

"Em, gimana kalau aku aja yang pesan. Terus kalian lanjut cari yang lain?" Usulnya kemudian. Dirinya bersikeras ingin. Sebenarnya dia cukup penasaran apa yang membuat banyak orang mampir ke sana.

"Kamu yakin? Banyak itu dek," tanyanya meyakinkan. Dirinya merasa khawatir jika adik-adiknya berpencar.

"Iya. Udah sana mas duluan aja. Nanti aku nyusul jika sudah dapat," ujarnya meyakinkan. Kemudian berlalu menuju stand minuman yang ramai akan pengunjung.

"Kita mau kemana?" Tanya Aka setelah memastikan adiknya itu benar-benar baik-baik saja.

"Cari es krim. Abang sudah pergi cari makanan tadi," jawab Ghana.

"Es krim gerai itu mas. Itu langganan Chandra, Ghana dan Abang," usul Chandra sambil menunjuk ke arah gerai es krim pilihannya.

Aka pun menuntun kedua ke arah yang diinginkan. Membeli apa yang mereka mau, lalu berjalan menyusuri jalan sambil melihat-lihat apakah ada lagi yang mereka inginkan.

.
.
.
.

"Woah. Banyak jajan Chandra," pekik Ghana girang. Mereka telah memilih tempat duduk yang nyaman. Tidak panas dan tidak jauh juga dari tempat panggung acara.

"Iya. Kita tinggal menunggu yang dibawa Abang dan kakak," seru Chandra menimpali.

Sedangkan kini Aka tengah sibuk mengirimi pesan kepada kedua adiknya yang lain. Mereka sudah cukup lama berpisah tadi. Lagipula apa yang membuat keduanya begitu lama? Bahkan sudah mulai banyak yang menempati area disekitarnya.

"Astaga, kemana mereka," suara cemas milik Aka menimbulkan pertanyaan bagi Chandra. Apa yang membuat mas-nya ini begitu gelisah sekali.

"Mas?"

"Ada apa Chandra?"

"Mas kenapa? Ingin ke kamar mandi? Tidak apa pergilah. Chandra dan Ghana tidak akan kemana-mana. Janji," serunya. Dirinya mengira jika sang kakak tengah gelisah karena ingin ke kamar mandi rupanya.

"Bukan. Sudah, sekarang makan saja dulu sambil menunggu acaranya dimulai," sanggah Aka yang mencoba mengalihkan perhatian Chandra.

"Benar ya? Kalau mas memang mau pergi bilang saja. Chandra bisa jadi diri dan Ghana," ujarnya lalu kembali fokus ke arah depan. Tidak menghiraukan sang kakak yang sedikit tercengang.

Sebenarnya mereka kini tengah berada di sebuah festival yang diselenggarakan oleh kampus dimana si kembar menuntun ilmu. Kebetulan festival ini terbuka untuk umum, makanya Aka membawa serta seluruh adiknya ikut. Lagi pula acaranya nanti akan mengenalkan mereka pada budaya Indonesia yang kaya. Ilmu baru untuk kedua adik bungsunya.

"Kalian darimana! Kenapa lama sekali?" Seru Aka cepat. Kedua adik sulung nya baru kembali setelah cukup lama mereka berpencar. Apalagi Natta yang bahkan pergi duluan setelah mereka keluar dari parkiran.

"Membeli ini," jawab Natta santai lalu duduk bersama kedua adiknya dengan tampang tak bersalah. Sedangkan Riga hanya tersenyum sambil memperlihatkan berbagai jenis rentengan yang ia bawa.

Aka sebenarnya ingin sekali memarahi keduanya. Namun ia urungkan mengingatkan masih berada di luar. Lebih memilih duduk diam sambil menikmati acara yang ternyata sudah mulai pembukaan.

.
.
.
.

"HALLO SEMUA! BAGAIMANA PERTUNJUKAN TADI? SERU?" Suara menggema dari MC membuat sorak-sorai para penonton yang hadir mengisi sekitar. Memberikan dampak dan suasana yang ricuh akibat teriakan tak kalah kencang.

"SERUUUUUU!"

Suara menggema yang memecah tepukan meriah dari para penonton yang hadir. Seorang pembaca acara muncul dengan gaya khas yang memberikan performa dan energi positif bagi para penonton.

"WAH WAH WAH. SANGAT MENGGAMBARKAN SEPERTI APA KESERUAN TADI YA. KISAH LEGENDA JAWA YANG DIBALUT DENGAN MUSIK DAN TARIAN DAERAH. SANGAT ELOK RUPAWAN PARA TOKOH.

TEMAN-TEMAN SEMUANYA! SEBELUM KE PENGHUJUNG ACARA, KITA AKAN MENGADAKAN PERTUNJUKAN MUSIK MODERN! JADI SELAMAT MENIKMATI, ENJOY GUYS!" Sang pembawa acara turun dari panggung. Digantikan oleh beberapa mahasiswa yang menjadi penguasa panggung acara kali ini.

"TEAM TWILIGHT, MAINKAN!" Suara sang vokalis menggema. Diiringi oleh petikan gitar dan tekanan dari not pada piano.

"Aku sudah hampir di ujung jalan
Upaya, tenaga, dan penghabisan
Yang sudah dan sedang diusahakan
Runtuh terbangun entah sampai kapan"

Riuh dari penonton benar-benar mengalahkan suara musik yang dilantunkan.

"Aku tergerak mencari jawaban
Aku berjalan mencari alasan

Langit yang membiru
Hangat matahari berbisik padaku
Tolong beri kami waktu
Ini tentang merawat kehidupan"

Microphone dilempar ke arah penonton. Menggantikan posisi sang vokalis untuk mengisi vokal.

"Kita bisa
Selama masih ada
Rumah untuk pulang
Dan memulai segalanya

Kita bisa
Selama masih ada
Rumah untuk pulang
Dan memulai segalanya"

.
.
.
.

Acara itu kini telah usai. Ditutup dengan sedikit pemberian door prize. Dan lagi perpisahan "sayonara". Para penonton juga sudah mulai meninggalkan lapangan. Kembali pulang lepas acara dan kegiatan.

"Sekarang kita pulang. Ayah sudah menelpon tadi," seru Aka memecah keheningan diantara mereka.

"Ayah tidak seru. Padahal baru saja kita keluar," celetuk Chandra dengan protes.

"Sudahlah, kita pulang sekarang. Buna juga pasti sudah memasak makanan yang enak," balas Riga dengan senyuman.

"Ghan lapar. Kakak bilang masakan Buna," keluh Ghana sambil memegang perutnya.

"Ya sudah. Ayo kita balik," perintah Aka sambil menggiring keempat adiknya menuju parkiran. Tempat dimana mobil mereka berada.

Sepanjang perjalanan hanya diisi oleh celetukan Riga, Chandra dan Ghana. Sementara Aka dan Natta lebih memilih diam menikmati suara ramainya mobil mereka.

Hallo semua 👋 🤗

Maaf jika hanya sedikit dan lama update. Sedang banyak kesibukan di rl.

Nikmati dulu ya segini aja, besok-besok akan diusahakan cepat update.

Bye-bye 👋 🤗

Mahendra BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang