Hanya sekedar kisah keluarga kami. ~Mahendra Brothers.
.
.
.
.Di malam Sabtu ini keluarga Mahendra berkumpul di ruang keluarga. Di temani dengan makanan ringan yang baru saja Buna buat bersama dengan Riga. Serta susu, kopi dan teh yang telah tersaji di meja. Ada pula beberapa keripik yang sengaja Aka beli dari pulang kampus tadi.
Ayah kini tengah duduk di kursi bersama dengan Buna menonton tv yang menyiarkan kabar terkini. Aka, Riga dan Natta yang tengah bermain game online di karpet bawah. Serta Ghana dan Chandra yang tengah bermain Uno stacko.
Ruang keluarga dipenuhi dengan teriakan kedua bungsu Mahendra. Suara kehebohan yang dibuat oleh keduanya mampu merendam acara TV yang tengah ayah dan Buna lihat.
Brak....
"Arghhhhh, jatuh lagi. Ghana tidak mau hukum," teriak Ghana ketika permainan yang tengah berlangsung itu harus terhenti karena jatuh.
"Hihihi, Ghana kalah. Yuhuuu.... Ghana harus makan keripik pedas. Cepat," ucap Chandra sambil memberikan sebuah keripik pedas kepada Ghana.
"Ahhhh, itu pedas sekali. Ghana tidak suka," protes Ghana sambil menutup mulutnya.
"Tidak bisa. Ghana harus tetap memakannya. Ingat perjanjian, Ghana," balas Chandra masih sambil menyodorkan keripik di tangannya.
"Tidak mau," ucap Ghana sambil menggelengkan kepalanya.
"Eh.... Abang jika ingin bisa Chandra ambilkan. Itu punya Ghana Abang," ucap Chandra ketika keripik pedas di tangannya telah dimakan oleh Natta.
"Tidak usah. Lanjutkan permainannya," ucap Natta setelahnya. Kemudian bergabung dengan kedua sulung Mahendra untuk melanjutkan permainan yang tertunda tadi.
"Em... Hukuman Ghana?" Ucap Ghana setelah melihat sang Abang memakan keripik pedas itu.
"Sudah Abang makan. Lanjutkan ya," balas Natta tanpa melihat ke arah Ghana.
"Hihihi, terima kasih Abang. Ghana sayang Abang," ucap Ghana sambil tersenyum lalu mulai menata kembali permainan mereka.
"Hanya Ghana? Abang tidak sayang Chandra?" Ucap Chandra sambil menatap ke arah sang Abang.
"Chandra kalah?" Ucap Natta melihat ke arah keduanya.
"Belum. Eh... Tidak," ucap Chandra.
"Ya sudah. Kalau kalah nanti kasih Abang saja," balas Natta sambil pandangannya yang masih fokus ke arah ponsel miliknya.
"Hihihi, makasih Abang Natta," ucapan Chandra itu menjadi penutup percakapan ketiganya.
Ayah dan Buna yang melihat interaksi ketika putranya sangat senang. Terbukti dengan senyuman yang terus terpatri di wajah keduanya.
"Romantis," ucap Buna kepada ayah.
"Karena mereka melihat kita, sayang," balas Ayah.
"Apa?" Ucap Buna sedikit tersipu.
"Hm... Mereka sering melihat ku demikian. Jadi tidak usah diragukan romantisme kelimanya," balas ayah sambil menyentuh pucuk hidung milik Buna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahendra Brothers
ComédieSedang dalam tahap revisi. Keluarga Mahendra milik Sagara dan Aruna. Sebuah keluarga kecil dengan lima anak laki-laki yang hanya berjarak beberapa tahun. Keluarga harmonis yang teduh, dengan kejahilan milik si bungsu. start :06152024 finish : -