Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra brothers.
.
.
.
.Prang.....
Suara barang pecah yang jatuh dari ketinggian tertentu mendominasi. Diiringi teriakan menggelegar yang mengisi.
"ARGHHHHH! SIAL!"
Barang berserakan dimana-mana. Pecahan kaca dan beling bekas botol mengudara.
"Ha.... Ha..... Ha....."
Suara napas yang menggebu mengisyaratkan emosi yang mendalam.
"Heh.... Kau pikir bisa menjauh?"
Sebuah foto yang nampak baru saja diambil. Terpegang dengan tangan kotor yang dihiasi warna merah pekat.
"Tidak sayang! Mereka akan aku dapatkan! Bahkan sebelum engkau bayangkan."
Senyum mengerikan mengembang diwajahnya. Matanya melotot menatap kearah berbagai jenis foto yang tergantung bebas. Mengisyaratkan dendam, dengan api yang berkobar.
"ARGHHHHH!"
Lampu yang memberikan kehidupan dan penerangan itu benar-benar padam. Meninggalkan jejak dalam kegelapan.
.
.
.
.Natta telah kembali bersekolah. Dirinya berangkat bersama dengan Ghana. Sementara Chandra, diantar oleh Riga. Awalnya tidak ada yang mengizinkan dirinya membawa motor kesayangannya itu, apalagi sambil membawa Ghana. Namun seperti halnya Sagara, Natta adalah duplikatnya.
"Ingat! Hati-hati bawa motornya. Jika merasa tidak nyaman, telpon ayah!"
Ya, seperti itulah nasehat sekaligus peringatan atau bisa dibilang perintah dari Sagara. Perdebatan yang cukup membuat suasana rumah menjadi canggung dan gelap itu telah sirna.
"Iya Ayah. Abang dan Ghana berangkat dulu," seru Natta setelahnya mengendarai kuda besi miliknya menjauhi pekarangan rumah.
"Riga dan Chandra juga pamit, Ayah."
Riga dan Chandra pun mengikuti keduanya. Menerobos kemacetan yang mulai menguasai jalanan.
"Ayah, mas ke Buna dulu ya. Ayah hati-hati juga bawa mobilnya," seru Aka kepada Sagara. Dirinya kebetulan kelas siang hari ini.
Sagara mengangguk. Dirinya berjalan menuju mobilnya, mahasiswanya telah menunggu di kelas.
Sepanjang jalan Sagara termenung. Di kepalanya terdapat berbagai reka adegan yang keluarganya alami beberapa hari terakhir. Kepalanya riuh mencoba menghubungkan berbagai benang merah yang kemungkinan besar membawa jawaban.
.
.
.
.Sepanjang hari berada di sekolah. Membuat Natta selalu waspada, dirinya juga tengah menggabungkan berbagai macam hal yang telah terjadi. Kepalanya riuh dengan berbagai kemungkinan. Dirinya tengah menyambungkan berbagai benang merah.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumaman Natta mengudara. Mengisi kekosongan hampa perpustakaan.
Brak.....
Suara barang jatuh menginterupsi Natta yang termenung. Membuat keadaan sekitar terkejut. Mata Natta melirik, tidak biasanya ia merasa ingin tahu sekitar.
"Apa itu?!" Teriakan menggema dari balik meja penjaga perpustakaan. Membuat semua yang berada di dalamnya terdiam. Menanti jawaban akan hal yang membuat kegaduhan.
Tunggu punya tunggu tak kunjung datang. Penjaga perpustakaan berjalan menuju sumber kegaduhan. Memastikan siapa sebenarnya pelaku yang menjadi dalang. Namun, hanya sebuah buku biografi tokoh terkenal di lantai yang ia temukan. Membuatbya memicing, mengamati sekitar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahendra Brothers
HumorSedang dalam tahap revisi. Keluarga Mahendra milik Sagara dan Aruna. Sebuah keluarga kecil dengan lima anak laki-laki yang hanya berjarak beberapa tahun. Keluarga harmonis yang teduh, dengan kejahilan milik si bungsu. start :06152024 finish : -