Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra brothers.
.
.
.
.Sudah satu Minggu sejak kejadian tidak mengenakan itu terjadi. Dan selama itu pula Aruna memilih untuk tidak berkunjung ke toko kue miliknya. Sagara juga selalu membawa pulang kerjaannya jika bisa. Dan secara bergantian semuanya sepakat untuk tidak meninggalkan mereka hanya berdua.
Trauma yang menghantui pikiran Chandra juga sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setidaknya, tidak akan separah Ghana nantinya. Ghana juga sudah mulai berani untuk bicara.
Memang, awalnya baik Chandra maupun Ghana tidak ada yang mau keluar dari rumah, bahkan sekedar meninggalkan kamar mereka. Namun hari ini, keduanya telah berada di belakang rumah. Dengan sedikit paksaan dari Riga juga Aka.
Halaman belakang rumah kembali ramai. Walau hanya diisi celetukan dari Aruna, Riga dan Aka. Terkadang juga Chandra akan ikut bergabung. Sagara dan Natta belum kembali, keduanya mengatakan ada sedikit urusan sehingga akan datang lebih lambat dari biasanya.
"Buna. Makanannya ada lagi?" Tanya Aka setelah meletakkan semangkuk kue kering buatan Aruna di meja.
"Sudah sayang. Es nya juga sudah dibawa oleh Riga," balas Aruna.
"Buna........ Mau," suara lirih bak bisikan itu berasal dari Ghana. Ia tengah menunjuk pada sebuah mangkuk berisikan kue muffin.
"Ghana mau yang mana? Biar mas ambilkan," ucap Aka menanggapi.
"Coklat!" Pekik Ghana sedikit riang.
"Oke. Satu buah muffin coklat untuk pangeran Ghana," seru Aka sambil mempraktekkan seolah dirinya adalah pelayan kerajaan.
Chandra yang melihat demikian tertawa renyah. Dengan sebuah mangkuk berisikan es buah yang telah diambilkan oleh Riga.
"Hallo, jagoan ayah!" Seru Sagara dari arah pintu dapur. Dengan membawa dua bingkisan di tangan kanan. Serta Natta yang berjalan di belakangnya.
"Ayah!" Pekik Chandra.
"Abang!" Seru Ghana sambil berlari ke arah Natta. Merentangkan tangannya meminta untuk digendong. Padahal badan keduanya hampir sama. Ya, dengan porsi badan Natta yang lebih besar dari Ghana. Berkat basket dan taekwondo.
"Jangan lari, hm." Natta menggendong Ghana serta memegang hidung Ghana yang terdapat cream. Kemungkinan besar berasal dari kue muffin yang baru saja dimakannya. "Makannya belepotan."
"Xixixixi, Ghana kangen. Abang, lama." Selepas berseru demikian. Ghana menyandarkan kepalanya pada pundak Natta.
Natta membawa Ghana ke kursi yang ada. Meminta Chandra untuk mendekat juga. Natta tadi membawa sesuatu untuk keduanya.
"Abang bawa mainan. Dari temen. Buat kalian," seru Natta sambil memberikan beberapa bingkisan untuk masing-masing adiknya.
"Apa Abang?" Tanya Ghana.
"Permainan baru. Mungkin."
"Chandra juga?" Tanya Chandra ketika mendapatkan bingkisan dari sang Abang.
"Hm. Masing-masing sama."
"Wah, Lego baru!" Pekik Ghana ceria.
"Hihihihihi, Chandra dapat kamera kecil!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahendra Brothers
HumorSedang dalam tahap revisi. Keluarga Mahendra milik Sagara dan Aruna. Sebuah keluarga kecil dengan lima anak laki-laki yang hanya berjarak beberapa tahun. Keluarga harmonis yang teduh, dengan kejahilan milik si bungsu. start :06152024 finish : -