calon istri fahad

255 13 0
                                    

Malam hari pun tiba kini semua nya sudah pada kumpul di ruang tamu hanya saja rakha tidak ada disitu.

"Ini aja adek² mu? Katanya 10 adek tapi kok yang dikenali tadi cuma 9 aja?" tanya ibu wanita tersebut

"Rey panggilkan rakha di kamar nya" bisik jefan

Rey pun mengangguk dan dirinya pergi namun tidak jadi karena sudah melihat kalau rakha mau turun tapi mengapa dia memakai helm? Mau kemana rakha? Itulah pemikiran rey saat ini.

"Nak kamu mau kemana?" tegur papah

Rakha pun menoleh dirinya juga lihat keluarga wanita yang bakalan dinikahi fahad namun dia malah kaget mata nya melotot.

"Di-a kan yang hampir bunuh ku? Dan membuat diriku sakit sampai saat ini" kata rakha dalam hati

"Kamu duduk sini nak mamah kenalin ini calon kakak ipar mu nama nya" ucap mamah

"Nggak mah aku gak setuju" potong rakha

"Maksud dari nggak setuju apa?" tanya fahad

"Aku gak setuju dan gak akan restuin pernikahan ini" jawab rakha

"Dih siapa lu? Lu bukan siapa² bagi nak fahad ya" ketus ibu wanita itu

"Oh yakin nggak kenal? Jangan sampai kejadian itu aku bilang ke mereka and berakhir ke penjara loh" kata rakha

Mereka semua sangat bingung namun di keluarga wanita itu terlihat sangat panik saat rakha mengatakan seperti itu.

Rakha pun ditarik tangan nya oleh papah disusul oleh mamah dan fahad menuju dapur.

"Apa yang kamu katakan tadi? Mengapa kamu gak setuju dan gak suka sama wanita itu?" kesal mamah

"Tau nggak mah? Anak bontot mamah ini menderita gara² dia" jawab rakha

Tak lama emyr datang.

"Jujur saja semua nya jangan bertele-tele begini" mohon emyr

Rakha pun membuka hp nya dan menunjukkan video salah satu diantara tamu itu ada yang memukul kepala rakha dari belakang sampai keluarin darah bahkan juga rakha memberi surat pernyataan penyakit nya dari sang dokter.

"Kan-ker?" kaget mamah

Rakha mengangguk saja sebagai jawaban kini fahad dan papah terlihat wajah menakutkan bahkan menyeramkan juga.

"Kapan kejadian nya ini?" tanya fahad

"Sebulan yang lalu" jawab rakha

"Dan ini hanya aku saja yang tau karena rakha beritahu kepada ku" balas emyr

"Emyr kamu telpon polisi suruh kesini enak aja dia minta macam² sama keluarga mahendra" marah papah

Emyr pun nelpon polisi sedangkan mereka balik lagi, tak waktu lama polisi datang.

"Permisi bapak raman ibu della dan adek catty kami tahan karena atas tuduhan pelecehan adek kandung komandan TNI AD dan merusak nama baik anak mahendra!" kata polisi

Mereka ingin kabur namun fahad sudah meminta anak buah nya untuk kepung berbagai rumah ini dan mereka pun pergi.

Fahad memeluk rakha bahkan dirinya juga nangis karena sudah ngerasa tak bisa jagain sang adek itulah pemikiran nya.

"Mas berhenti mulai sesak" ucap rakha

"Sudah mas peluk nya kasihan adek tuh wajah nya merah" tegur arie

Pelukkan pun telah usai namun bikin rakha lemah tak berdaya karena dia sempat sesak nafas.

"Istirahat di kamar sana nanti mas rey susul" kata rey

"Pengen gendong" manja rakha

"Kali ini nggak usah manja!" kata rassya

"Dih, yaudah gausah pedulikan aku jika aku kenapa²" jawab rakha

"Penyakit lu palingan juga kalau nggak asma sama maag doang" ketus rassya

"Idih, ini  nih orang yang sok tau begini lah" balas rakha

Ya rassya dan rakha malah debat buat papah mamah bingung.

"Stop!" teriak kiesha

Mereka pun terdiam dan menunduk kepala karena hanya fahad, arie dan kiesha saja berkuasa jika orang tua nggak ada di rumah.

"Ribut lagi tidur di luar" kata kiesha

"Yaudah iya iya sudahlah aku ke kamar aja nggak asik disini" jawab rakha

Rakha pun naik ke tangga namun hanya 2 langkah saja dirinya merasa sakit kepala dan akhirnya pingsan yang ditangkap oleh rassya kebetulan posisi nya dekat tangga.

"Dek bangun dek kamu kenapa" panik rassya

"Adek bangun hei jangan bikin panik dong" kata mamah

"Lebih baik kita ke rumah sakit saja" jawab papah

Rassya pun gendong adek nya menuju mobil, sesampai di rumah sakit rakha langsung diperiksa oleh dokter tak waktu lama dokter keluar dari ruang UGD.

"Gimana kondisi anak saya dok?" tanya mamah

"Kondisi nya bisa di bilang khawatirkan karena penyakit kanker otak nya itu semakin naik menjadi stadium kedua" jawab dokter

"Apakah adek saya bisa sembuh dok?" panik rassya

"Bisa atas izin tuhan tapi dia harus terapi dalam waktu sebulan sekali" jelas dokter

"Apakah kami bisa lihat dirinya?" tanya papah

"Silahkan kalau mau pulang pun juga boleh" jawab dokter

Mereka pun masuk, rassya mengelus kepala adek nya itu dengan tatapan menyedihkan.

"Dek aku nggak nyangka penyakit kamu separah ini maafin aku yang telah buat kita berdebat sampai berantem" ucap rassya dalam hati

Rakha pun membuka mata nya perlahan dirinya menatap kalau ada papah mamah dan rassya di depan nya.

"Eshh" rengek rakha sambil pegang kepala

"Ehh nak akhirnya kamu sadar" seru mamah

"Ini dimana? Aku kenapa?" tanya rakha

"Kamu di rumah sakit tadi kamu pingsan" jawab papah

Rakha pun terdiam mata nya menuju arah rassya yang selalu saja menangis itu.

"Kenapa mas?" tanya rakha

Rassya pun langsung menghapus air mata nya dan tersenyum.

"Gapapa lupakan saja dan sekarang kamu pengen apa" jawab rassya

"Ku pengen pulang boleh? Besok banyak urusan di sekolah" balas rakha

"Kamu libur sehari dulu" kata papah

"Loh kenapa?" tanya rakha

"Kondisi mu begini papah nggak yakin" jawab papah

Rakha pun terdiam dokter pun datang dan langsung memeriksa kondisi rakha setelah itu rakha diperbolehkan pulang ke rumahnya.

Kehidupan KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang