ke kuburan ortu mala

101 7 0
                                    

Pagi hari mala terbangun dirinya langsung ke balkon dengan tatapan ngelamun tak lama rakha datang langsung memeluk dari belakang bikin mala kaget.

"Gimana kondisi kamu?" tanya mala

"Sudah membaik" jawab rakha

Rakha pun membalikkan tubuh istri nya itu yang membelakangi dirinya.

"Kamu kenapa disini? Dan mengapa malah bengong?" tanya rakha

Mala hanya diam saja dirinya mengeluarkan air mata dan memeluk suami nya itu.

"Ada apa sayang?" tanya rakha

Namun tak ada jawaban buat rakha penasaran akhirnya menepis pelukan dan menghapus air mata mala.

"Ada apa coba cerita saja" ucap rakha

"Aku rindu sama mami papi apakah kita boleh datang kesana? Ke makam nya?" tanya mala

"Boleh dengan senang hati aku bawa kamu kesana dengan 3 anak kita" jawab rakha dengan senyuman

"Yaudah kalau begitu aku mau mandi dulu" balas mala

"Aku gak mandi?" tanya rakha

"Emang berani? Nanti kedinginan" ketus mala

Rakha hanya nyengir saja dan mala pun mandi sedangkan rakha cuma cuci wajah saja. Di ruang makan terlihat semua orang sudah pada kumpul bersama untuk menikmati sarapan bersama.

"Gibran naura irsyad ayo ikut ayah bunda" ucap rakha

"Kemana yah?" tanya gibran

"Kita ke makam kakek nenek, karena bunda kamu sudah kangen" jawab rakha

"Jam berapa kalian pulang?" tanya papah

"Cuma sebentar saja kok pah palingan perlu waktu 2 jam an" jawab mala

Namun raut wajah rakha sangat aneh saat menatap wajah papah dan rassya entahlah yang di pikirkan nya saat ini.

"Kenapa perasaan ini menunjukkan bahwa mas aca dan papah gak akan baik² saja?" ucap rakha dalam hati

"Yaudah kalian siap² dan setelah itu kita pergi" ucap mala

Mereka pun bersiap dan pergi ke makam kuburan kedua orang tua mala. Sesampai di kuburan mereka langsung berdoa bahkan mala juga mengelus dan cium nisan kuburan orang tua nya yang diikuti oleh naura.

"Pi mi ini naura anak ketiga ku dan dia mengikuti sikap bunda nya jadi gapapa kan kalau cucu kalian cium kalian?" ucap mala

"Kek nek sungguh ini sangat tak bisa di bayangkan karena kami barusan mendapatkan hal kejadian tak bisa di bayangkan tak bisa di pikirkan juga ayah mengalami banyak luka sampai demam tinggi dan bunda selalu sedih dengan kondisi ayah walaupun depan ayah dirinya baik² saja" ucap gibran dalam hati

Ya mereka mengeluarkan kata² mungkin yang sangat kangen ataupun curhat tetapi hanya di dalam hati saja.

"Sudah? Ayo pulang" ajak rakha

Mala mengangguk dan mereka pun pergi. Sampailah di rumah kediaman mahendra lagi dan lagi mereka menemukan bendera kuning yang tanda nya ada kematian.

"Siapa lagi kali ini meninggal dunia?" ucap rakha

Tanpa ngomong lagi rakha langsung masuk melihat siapa yang meninggal kali ini namun dirinya malah bingung karena ada minah dan anak nya yang sedang menangis.

"Apakah kali ini mas fahad meninggalkan diriku? Jika benar maka aku gak akan ikhlas!!" ucap rakha dalam hati

Rakha pun membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh jenazah dan benar saja kalau itu adalah fahad, rakha langsung duduk lemah tak berdaya tak lama bintang datang langsung memeluk dan menenangkan rakha.

"Mas fahad" teriak rakha

Pecah tangisan melihat jenazah di depan nya itu adalah fahad dengan darah masih ada di sekitar tubuh nya.

"Dek sabar dek ini sudah takdir dek mas fahad sudah gak ada lagi" tenangkan bintang

"Gak mas ini nggak mungkin kan?" ucap rakha

Rakha menepis tangan bintang dan dirinya memegang tangan fahad serta mengeluarkan sebuah kalung.

"Kalung itu" ucap arie dalam hati

Tak ada yang mengetahui nya kecuali arie tak sengaja mengetahui jika kalung itu di satukan buat salah satu diantara mereka yang awalnya tak baik saja menjadi lebih baik.

"Jangan lakukan dek ini sudah takdir" tegur arie

Rakha menatap tajam buat arie hanya diam saja dengan ketakutan.

Kehidupan KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang