Setelah semua bahan Gio bawa keluar, di bantu Dey yang juga membawa beberapa bahan lainnya. Gio yang langsung saja memerintahkan Daniel dan yang lain untuk melanjutkan pekerjaannya, dia ingin bersantai sejenak karena sedari tadi dia yang kerja sendiri.
Gio memilih duduk di gazebo yang tak jauh dari sana, dia ingin bersantai sejenak sebelum para biang keributan itu berulah lagi dan hanya dia yang bisa membuat mereka tenang.
Gio yang sedang asik merebahkan diri di gazebo itu, dikagetkan dengan kedatangan Dey yang tiba-tiba duduk di dekatnya.
"Capek banget keliatannya?" Ucap Dey sambil mengelus rambut Gio, entah datang dari mana keberaniannya itu. Gio tak menolak perlakuan Dey itu, dia malah nyaman sekali dengan sentuhan itu, dia malah enggan membuka matanya karena perlakukan Dey itu.
"Gak juga sih, aku cuman pengen istirahat sebentar. Toh sebentar lagi kita bakal dengar Indah sama Ashel ngomel. Ujung-ujungnya aku juga yang bakal turun tangan buat ngadepin mereka" Ucapnya tanpa membuka mata, dia sangat nyaman dengan sentuhan yang Dey berikan. Saat Dey ingin pergi dari sana, Gio langsung menahan tangan Dey "Disini aja temani aku!" Ujar Gio sambil meletakan kembali tangan Dey pada kepalanya.
Dey yang sepertinya tau maksud Gio, dia melanjutkan kegiatannya tadi, dia yang awalnya ingin mengambilkan Gio minum tak jadi karena Gio sendiri yang memintanya tetap tinggal di sini.
Daniel yang sedari tadi sibuk memanggang ayam melihat ke arah Gio dan Dey, tapi dia memilih tak mengganggu mereka. Tak hanya Daniel yang melihat, semua orang yang ada di sana juga melihat pemandangan yang sama sekali tak pernah mereka lihat sebelumnya, Giovanno seorang yang stuck dengan satu orang wanita bisa ditaklukkan oleh seorang Dhea Angelia.
Dey yang merasa kalau Gio sudah tidur, dia memilih pergi sana dan dia akan membangunkan Gio nanti saat sudah adzan Magrib.
"Cieee, yang kayaknya udah dapat lampu hijau nih"
"Kata gw mah bentar lagi jadian kayaknya ini mah, dapat makan gratis dah kita abis ini"
"Jangan kasih kendor dey, pepet terus"
Begitulah ledekan dan dukungan dari yang lain saat Dey berkumpul bersama yang lain, sedangkan Gio yang sedari tadi hanya pura-pura tidur juga mendengar apa yang teman-temannya ucapkan.
Kalau dia bisa jujur, dia masih belum bisa menghilangkan sosok Shani yang saat ini saja masih memenuhi kepalanya. Dia takut, nantinya akan menyakiti Dey karena dia masih belum bisa menghilangkan bayang-bayang Shani di kepalanya ini.
Gio yang merasa dia sudah cukup beristirahat, memilih menghampiri temannya yang sekarang sedang membuat keributan itu.
Dia berjalan mendekat ke arah Daniel dan Ollav yang sedang beradu mulut, entah apa yang mereka debatkan, yang jelas Gio merasa mereka sudah berlebihan.
Tak
Tak
Gio menggetok kepala mereka berdua. Tak kencang, tapi cukup membuat mereka diam.
"Dah, mending bawa tuh yang udah mateng ke dalam. Biar sisanya gw yang lanjutin" ucap Gio, mereka berdua hanya bisa menuruti apa yang Gio katakan.
Dey yang melihat Gio sudah asik di depan panggangan, dia mendekat ke arah Gio dengan membawa segelas air untuk Gio minum "Nih, minum dulu" Gio menerima air itu dan memberikannya lagi ke Dey, tapi Dey bukanya pergi malah dia ikut duduk di dekat pemanggang itu. "Masih lama kah?" tanya Dey.
Gio menoleh ke arah Dey, dia melihat Dey yang berjongkok dia berinisiatif memberikan bangku kecil yang dia duduki untuk Dey "Duduk, gak bagus anak cewek jongkok depan cowok" ucapnya, tanpa penolakan Dey menerima bangku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa
Historia CortaBagaimana rasanya mencintai dalam diam? Mungkin satu-satunya yang bisa menjawab pertanyaan itu adalah Gio. Dia dengan segala pertimbangan di kepalanya memilih memendam rasa pada sang kakak kelas saat dia masih SMP. Rasa yang dia kira akan pudar saat...