14 Kenyamanan

42 3 0
                                    

Keesokan harinya, Theo terbangun dari tidur nya dan melihat ke arah kasur, Theo mengucek-ngucek matanya dan memastikan ia tidak salah lihat, Gadis nya sudah tidak ada di kasur. "Kemana dia?" Tanya Theo kedirinya sendiri.

Ting.

Theo mengambil handphonenya yang ada di rak, dan membukanya untuk melihat notifikasi yang masuk.

Tami.
Pagi pak Theo, maaf menganggu waktunya, Saya hanya ingin Menyampaikan bahwa Ada berkas yang bapak harus tanda tangan ngi, Berkas kerja sama dengan perusahaan R****** dan juga meating bersama pemilik perusahan tersebut. Pak Houng.

Theo Hanya membalas pesan itu dengan satu huruf 'Y' Singkat, jelas dan membuat Tami kesal di seberang sana.

Theo bangkit dari duduknya untuk menuju toilet, setelah itu keluar menuju balkon yang ada di lantai lima. Saat keluar dari kamar, Theo sudah melihat jelas ada seorang gadis sedang bermain bersama anak kecil laki-laki, di balkon.

Theo segera menghampiri Grace yang sedang bermain dengan Zey. "Pagi-pagi begini kamu disini bersama anak ini?" Tanya Theo, Grace yang tiba-tiba di hampiri menoleh ke arah Theo.

"Terus? Gue harus apa?" Tanya Grace. "Yah terserah kamu sih, tapi kenapa harus bersama anak ini?" jawab Theo tanpa menatap balik Grace, Matanya menyipit karena sinar matahari sambil menatap lurus ke depan.

"Kenapa sih om? dari semalam keliatan banget tau gak, Lo gak suka liat gue main sama zey" Ucap Grace.

Karena kamu kelihatan lebih asik bermain bersama anak itu, daripada bersama saya* Batin Theo.

"Apa sih om? Cemburunya kenapa harus ke anak kecil coba" ucap Grace, Zey berbalik dan menatap Grace. "Apa sayang?"

"Ipi siying?" Ejek Theo dengan suara kecil. Grace yang mendengar suara itu, menatap Theo yang tampak tidak peduli, tapi mata pria itu tidak bisa bohong.

Cup.

Zey mencium pipi Grace lalu tersenyum manis. "Manis banget sih senyuman zey sayang!!" Gemas Grace sambil mencubit pipi anak di hadapannya.

"Minis bingit sih sinyimin ziy siying" gumam Theo, Grace tertawa kecil melihat Theo yang tampak sekali pria itu cemburu, tapi kenapa harus dengan Zey cemburunya?

"Zey..." ketiga insan yang berada di rooftop itu berbalik saat mendengar suara itu. "Kakak Celii" zey berlari kearah Seli yang memangilnya tadi.

"Aaaa Kangen banget sama zey!!" seru Seli. "Main ke rooftop yuk" ajak Seli ke zey, zey menagngguk dan keduanya segera pergi dari sana.

Grace menoleh kearah Theo yang masih berdiri di tempatnya. "Kenapa om?" Tanya Grace, Theo tidak menjawab, jangan kan menjawab, Melirik Grace saja tidak.

Grace menyenggol lengan Theo. "kok gue dicuekin sih?" Tanya Grace. Theo hanya diam tidak menjawab. "Kenapa sih sayang???" Tanya Grace ke Theo. Theo membuang muka lalu berbalik kearah kamar.

Grace tertawa kecil lalu mengikuti Langkah Theo yang menuju ke kamar. Grace melihat Theo masuk ke dalam Toilet, Gadis itu duduk di kasur menunggu pria yang berstatus sebagai suaminya itu untuk keluar dari sana.

Ceklek.

Setelah lama menunggu, Theo sudah keluar dengan kondisi selesai mandi. "Buat apa kamu disitu?" Tanya Theo dingin.

"Tungguin Omku dong!! sayangku, cintaku, Duniaku, Alamku, semestaku, langitku, rumahku, suamiku, donaturku" Jawab Grace, Mendengar pujian Grace Theo memasang wajah datar dan segera memakai pakaian nya untuk ke kantor.

Grace hanya melihat pria itu memakai Pakaian nya, Theo merapikan rambutnya dan menyempurnakan tampilannya.

"Kok rapi sih Om, Kan gue gak bisa bantu rapiin" ucap Grace memasang wajah cemberut. Theo hanya melihat Grace tanpa merespon ucapan Grace tadi.

My Perfect Ceo HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang