02 Prediksi yang salah

179 3 0
                                    

tok...tok...tok

Grace merangangkan tubuhnya saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. "Akh!! siapa lagi sih!" Geram Grace lalu berjalan menuju pintu untuk membuka kan seseorang di luar sana.

Ceklek.

"bibi? kenapa Bi?" Grace yang baru terbangun mengucek-ngucek matanya sambil Merapikan rambutnya yang acak-acakan. "Gimana perasaanya non? udah baikan?" Tanya Bi Sum, Art di rumah itu. Grace mengangguk pelan, perasaannya sudah lumayan enakan.

"Itu non, diluar ada tamu, temannya non katanya" Ucap bi Sum, Grace masih mengumpulkan nyawanya sambil bertanya. "siapa bi? Via?" Tanya Grace. "bukan non" jawab bi Sum. Grace menggaruk tengkuknya yang Tidak gatal lalu berjalan kebawah untuk ke ruang tamu.

"Om Theo!!" Mata Grace yang awalnya masih setengah sadar langsung membelalak saat melihat kehadiran Theo di rumahnya, Theo tengah duduk di sofa yang ada di sana, pria itu tampak rapi berbicara dengan orang tua Grace. Tampak mereka bertiga tengah asik berbicara, Theo sangat pandai mengambil hati kedua orang tua Grace.

"Grace... sini ini ada teman mu nak" Ucap ibu Grace, Anggi. disamping nya ada Suaminya, ayah dari Grace, Wily. Grace berjalan Kearah mereka lalu duduk di samping Theo.

"Om, beneran kesini?" Tanya Grace berbisik. "Kamu tidak melihat pesan saya? saya sudah memberitahu mu lewat whastapp." jawab Theo ikut berbisik, Grace teringat akan Handphone nya yang rusak karena ulahnya sendiri.

"Jadi... ada keperluan apa nak Theo ke mari?" Tanya Wily, Theo tersenyum tipis sebelum berbicara. "Anjirt om, Lo beneran?" Tanya Grace berbisik. Theo tidak Menjawab pertanyaan Grace. "Saya ingin menjenguk Grace, tadi pagi saya menghubunginya, katanya dia sedang sakit" jawab Theo. Wily dan Anggi mengangguk paham.

Dari kejauhan terlihat Tami yang sedang berjalan kearah ruang tamu. "Pak Theo?" Tami menatap Theo dalam-dalam, sebab tami mengenali Theo. "Iya? Maaf Anda siapa?" Tanya Theo. Tami duduk di dekat Anggi, lalu menjulurkan tangan ke Theo. "Saya Tami pak, dulu saya sempat bekerja di perusahaan bapak" Ucap Tami, Theo membalas jabatan tangan Tami dengan singkat.

Tami menatap Grace yang duduk di dekat Theo. "kakak gue om" jawab Grace, Theo merasa geli sendiri dengan bahasa Grace. "Selain untuk menjenguk Grace, saya juga ada keperluan lain" Ucap Theo ke orang tua Grace.

"Keperluan apa nak Theo?" Tanya Anggi. Theo menatap Grace sejenap, Grace langsung mengalihkan pandangan nya, ia tahu apa yang akan dikatakan pria di hadapan nya itu. "Saya mau menikahi Grace" jawab Theo enteng membuat Tami yang sedang menikmati minumannya tersedak kaget, bukan hanya Tami, orang tua nya juga kaget.

Anjirt nih cowok mulutnya enteng banget kalo mau ngomong* Batin Grace, Wajah gadis itu mulai Memerah menahan malu.

"Nak Theo tidak salah bicara?" Tanya Wily, Theo menjawab dengan tegas 'Tidak'. Wily dan Anggi saling bertatapan. "Pak? Grace jauh di bawah bapak, bapak yakin ingin bersama adik saya?" Tanya Tami, Lagi-lagi Theo menjawab dengan tegas. "Saya yakin"

Grace tersipu malu di samping Theo, gadis itu tidak tahu harus berbuat apa, lagian kenapa semalam dia harus berbicara seperti itu? "Bagaimana? apakah kalian merestui?" tanya Theo. Grace menatap kedua orang tuanya lalu menggelengkan kepalanya.

"Saya terserah anak nya saja, lagi pula saya dan istri saya juga sudah berumur saya berencana pindah ke kampung halaman untuk menghabiskan masa tua, tapi masih ada Grace yang harus kami jaga, tapi jika nak Theo ingin menikahi, saya terserah anaknya saja" Jawab Wily, Mendengar jawaban itu jantung Grace serasa lompat meninggalkan tubuhnya.

Theo mengangguk paham lalu beralih menatap Grace. Grace melirik Theo yang sedang menatapnya. "Bagaimana?" Tanya Theo. "ingat perkataan mu semalam, dan ingat perkataan saya semalam" bisik Theo, Grace menarik nafas panjang lalu mengangguk kecil. Theo tersenyum tipis melihat anggukan kepala Grace.

Bisa-bisa dia mau nikah sama Pak Theo yang usianya aja mau seumuran sama gue!* Batin Tami lalu pergi dari sana.

~~~~~~~~~~

Grace terus mengurutuki dirinya sendiri, Dia sudah mengambil keputusan yang salah. "ini beneran gue bakal nikah sama om-om itu?" Tanya nya pada diri sendiri. "Grace!! bodoh banget sih Lo!! kenapa coba Lo terima, terus kenapa Lo harus bilang itu semalam! Mama papa juga kenapa harus di terima sih ma!! pa!!!" gerutuk Grace.

"Selera dia emang jauh di atas gue, tapi nafsunya bisa membuat seleranya berubah" Grace terus-terusan menyalahkan kebodohan nya.

tok...tok...tok

"Masuk!"

"Pelet apa yang Lo pake sampe pak Theo mau sama Lo?" Tanya Tami yang baru masuk langsung membuat Grace naik pitam.

"keluar kak!"

"Kenapa? Atau Lo udah dp duluan? tapi gue gak percaya sih, pasti Lo yang kegatelan kan sama pak Theo, secara seorang Theo Anugrah Valentino Adhikara mana mungkin suka sama Lo"

"Keluar kak! jangan ganggu gue!" Grace Melemparkan Seluruh barang didekatnya untuk mengusir Tami dari sana. Grace bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar karena Tami tidak mau keluar dari kamarnya.

Grace berjalan keluar, Menuju mobil nya untuk pergi dari sana. Grace melajukan mobilnya ke kantor untuk bertemu dengan Theo.

setelah sampai, Grace langsung turun dan segera ke ruangan Theo. semua orang yang ada di sana menatap Grace kebingungan.

ceklek.

Pria yang sedang sibuk dengan kerjaan nya itu mengalihkan atensinya saat pintu diruangan nya dibuka tanpa di ketok. "Om, semuanya beneran?" tanya Grace, Theo yang duduk langsung berdiri Dan menuju ke arah Grace. "Menurut mu?"

"Tapi..."

"Saya tidak akan menyentuh mu, terus terang saya masih belum siap untuk menikah lagi, saya janji setelah tiga bulan terserah kamu, mau apa, jika mau pergi silahkan"

"Serius?"

"percaya sama saya"

Theo kembali membelakangi Grace untuk menuju ke kursinya, Grace duduk di depan Theo yang sedang sibuk dengan Laptopnya, Gadis dengan Baju lengan pendek dan rok sepaha itu menatap Theo dalam-dalam. "beneran yah om, Gue gak mau ke gadisan gue, pecah di lo" Ucap Grace, Theo tertawa kecil mendengar ucapan Grace.

"Tenang saja, Kamu aman termasuk harga dirimu itu. selama kamu berstatus sebagai istris saya nantinya seluruh kebutuhan mu akan saya tanggung" Ucap Theo tertawa kecil. "kok ketawa sih?" Tanya Grace.

Theo menutup laptopnya lalu menatap kedua bola mata Grace yang berwarna ke abu-abuan. gadis ini... gadis ini cantik juga* Batin Theo.

__________________
______________

Gimana-gimana? jangan lupa follow akun Instagram aku yah:)
@wpkuecoklat___

bay-bay....

My Perfect Ceo HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang