12 Mulai dekat

48 4 0
                                    

Grace Yang sejak tadi berada di tepi danau kini beranjak, ia melihat langit sudah agak gelap. ia harus pulang, sebelum pulang Grace menarik nafas panjang setelah menenangkan diri Grace menjadi sedikit tenang dan mulai menerima keadaan. lagi pula Theo melakukan nya demi nyawanya seharus dia tidak marah ke pria itu.

Grace mulai melangkah pergi meninggalkan tempat itu. menuju mobil dan segera pulang ke mansion. Setelah sampai Grace langsung masuk dan menuju ke kamar untuk menunggu Theo pulang, ia akan memberi tahu pria itu bahwa dia sudah tidak mempermasalahkan hal tadi.

Setelah menunggu lama akhirnya pria itu pulang, Theo masuk kedalam dan menutup pintu. "Grace?"

"Its okay, gue gak papa kok soal tadi, Lo ngelakuin itu kan juga untuk keselamatan gue" ucap Grace tanpa banyak basa-basi.

Theo mengangkat satu alisnya. "Maksud mu? lagi pula saya juga tidak merasa bersalah dengan hal tadi, malah saya bingung dengan mu tadi, kenapa kamu marah? itu kan demi kamu" Ucap Theo berbohong agar tidak terjadi ketegangan diantara mereka. Grace menelan ludah nya dalam-dalam setelah mendengar ucapan Theo.

bangsat! kalo gue tau gak bakal gue ngomong gitu tadi!!! bikin malu aja* batin Grace. Theo tersenyum kecil lalu berjalan kearah kasur, melempar jasnya ke atas kasur, Theo menatap Grace dengan senyum yang menyeramkan.

"Apaan sih om" Ucap Grace. Theo Menarngkat naik keatas kasur dan mendekati Grace.

Cup.

"Om!!"

"tidak masalahkan?" Tanya Theo setelah mencium pipi Grace. "tapi itu tadi om!! ini Lo sengaja!" Grace tidak terima dan menendang tubuh Theo menjauh. "hey! kamu menendang junior saya!" bulu kuduk Grace langsung berdiri saat mendengar kata 'junior'.

"om?" Theo menatap Grace dengan senyum smirk nya. Grace langsung melompat dari kasur
saat melihat senyuman itu. "jangan macam-macam ya om!" Peringat Grace. "satu macam boleh?" Tanya Theo, Grace semakin merinding mendengar pertanyaan Theo.

Theo tertawa kecil lalu tiduran di kasur. "hahaha kamu merinding?" Theo tertawa saat melihat tubuh Grace bergetar. "dasar bodoh, kamu pikir saya mau apa? saya tidak nafsu dengan tubuhmu" ucap Theo sambil berbaring menatap Grace.

Hari ini, tapi tidak tahu besok atau lusa atau kapan pun itu* batin Theo.

"Lagi pula om senyum Lo nyeremin, gak usah senyum lain kali" ucap Grace perlahan maju ke depan. "oh ya? lalu bagaimana dengan ini?" Tanya Theo lalu menarik senyuman manis di pipinya. "sama aja om, bukan nya manis malah jelek keliatannya" jawab Grace berbohong.

"kamu sudah makan?" Tanya Theo mengalihkan pembicaraan, Grace mengangguk, tadi saat di danau ia sempat beli makan dulu sebelum pulang dan memakan nya saat menunggu Theo pulang.

"mm oke, saya mau istirahat" ucap Theo lalu bangkit dari kasur dan menuju ke sofa. "Eh om, tidur di kasur aja om, pasti Lo juga kangen kan om tidur di sini, udah disini aja"

"lalu kamu?" Theo bertanya ke Grace.

"Yah disofa lah"

"Tidak, kamu di kasur saya sofa"

"Gak papa om, biar gue aja disofa"

Theo menarik kaos yang dikenakan Grace untuk mendekat ke arahnya. "biar saya yang tidur di sofa" ucap Theo tepat di depan wajah Grace, sangking dekatnya hidung keduanya bertemu dan Grace dapat merasakan nafas pria itu. "i-iya om" jawab Grace menutup matanya, Theo memiringkan kepalanya dan...

Cup.

Grace membelalakkan mata dan segera mendorong Theo menjauh. "apa-apan sih om!"

"tidak apa-apa, saya hanya ingin merasakan bibir mu saja untuk yang kedua kalinya"

My Perfect Ceo HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang