9. Lonely Angel

3 3 0
                                    

Gemuruh angin menerpa tirai dan helai rambut panjang pirang itu. Helaan napas terdengar, kini senyuman terlukis di wajah gadis dengan mata abu-abu itu. Ya, perempuan berdarah Eropa dengan kulit putih yang duduk di dekat jendela dengan meja sebagai pelengkap. Ia tampak asyik memainkan pena di tangan dan kakinya bergerak. Ia bersenandung pelan hingga memejamkan mata, membiarkan angin membelainya.

Kecantikan yang sempurna. Begitu membuka netra, tangannya langsung menari di atas kertas menuliskan sesuatu. Apakah dia Violet? Hatiku bertanya.

"Ya, aku menulis untuk didengar, untuk diketahui bahwa aku ada di dunia ini," katanya sambil tersenyum ke arahku.

Begitu aku mendekat, ia malah bangkit. Perhatianku tertuju pada sebuah novel berjudul Hollow World, sebuah kalung liontin ungu.

Aku memindahkan kalung itu, membaca novel dari halaman pertama. Sebuah buku berjudul "EVANESCENCE" dengan sampul biru tua. Sederhana. Tak ada gambar berlebihan untuk mendeskripsikan buku itu, hanya judul buku, nama penulis, dan frame bunga. Aku membaliknya. Melihat sampul belakang buku ....

"Ayah! Jangan pergi, aku masih di sini!"

Gadis kecil yang kehilangan ibunya sejak lahir itu juga harus kehilangan sang ayah di umurnya yang masih tujuh tahun. Bahkan, perlahan tubuhnya memutih, transparan, ia seakan menghilang dari peradaban. Satu per satu orang di sekelilingnya pun meninggalkannya. Di hutan, di sebuah kota tua yang ditinggalkan, bagaimana aku menjalani kehidupan? Ya, ini tentang gadis yang hanya mampu bersuara melalui novel. Apakah dunia akan tahu tentangku melalui cerita gelap ini?

Hampir menangis. Hanya kugenggam erat buku itu, lalu pandanganku jatuh pada gadis dengan dress putih bermotif bunga yang berdiri di halaman rumah memandangi bunga sepatu di sana. Melalui jendela kamar itu, aku mengamatinya. Alih-alih menghampirinya, aku terpaku memandanginya. Sampai ia menoleh padaku dengan senyum ceria itu. Seakan berkata, "Ayo ke sini!" dengan lambaian tangan.

Tak menurut, aku berpaling dan mengedar pandangan ke seluruh ruangan. Nuansa putih dan tatanan elegan, beberapa barang terbuat dari kayu yang menambah klasik ruangan. Serta piala di atas nakas dan foto juga sertifikat dalam bingkai menghias dinding. Kamar Doktor Zey simpulku.

Sebuah foto hitam putih menarik perhatianku. Tiga foto di nakas, tertata rapi bersama piala Doktor Zey. Foto di tengah mode lanskap, di sana ada tiga orang. Doktor Zey dan perempuan yang menggendong bayi, pasti itu istrinya. Di samping kanan, foto mode potret, seorang gadis kecil dengan rambut pirang terurai, dan Doktor Zey menggendongnya. Aku tersenyum memandang gadis bermata abu-abu itu, lalu meraih bingkai foto itu. Mengusapnya perlahan, "Manis," pujiku. Sementara di samping kiri, aku melihat foto yang berhasil membuatku membulatkan mata.

Foto lima orang berjas putih dengan seorang gadis kecil berambut pirang yang digendong Doktor Zey pastinya. Itu Violet. Aku segera meraih potret itu, mengamatinya dengan seksama. Yang berdiri di samping kanan Doktor Zey dan tersenyum itu adalah Mama. Di samping kanannya Paman Leo, aku begitu mengenal mereka.

"Jadi ...."

Brakk!

Belum selesai aku menyimpulkan, suara seseorang mendorong pintu mengejutkanku. Aku menoleh, mendapati Violet yang membuka lemari. Ia mengambil beberapa pakaian, lalu melenggang keluar. Aku segera mengikutinya sampai ke laboratorium yang hangus dan hampir berantakan. Ia terlihat masuk dan berdiri di sebuah mesin, lalu menekan satu tombol. Segera cairan semacam lilin mengguyur tubuh, menyelimuti dirinya dengan lapisan berwarna kulit itu.

"Hal paling menyebalkan adalah membiarkan tubuhku yang transparan harus dilapisi lilin agar terlihat setiap keluar. Memakai pakaian tertutup dan kacamata hitam untuk melakukan kegiatan dan berinteraksi dengan orang lain. Sampai kapan aku harus melakukannya?" tanyanya dengan tatapan malas. Sementara aku mengalihkan pandangan ke arah lain, begitu melihat bentuk tubuhnya mulai terlihat. Sampai ia muncul dengan kardigan biru yang membalut dress putih bermotif bunganya tadi. Wig hitam, topi, sepatu juga melengkapi tampilannya.

Evanescent [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang