22.

244 19 0
                                    

Seorang gadis terlihat memperhatikan empat murid yg sedang merundung murid lain.

"Lihatin apa sih?" Seorang gadis ikut menoleh ke arah pandang teman nya.

"Sha, shel"

Marsha dan ashel langsung menoleh ke belakang dan melihat ke arah indah yg baru saja menghampiri mereka.

"Guru nya ga masuk kak?" Tanya ashel, karena tadi indah dan khatrina ke kantor.

"Engga, kita cuma di suruh meringkas bab 6 aja" jawab indah.

"Ouhh, nanti aja deh" monolog Marsha.

"Hay guys!"

Khatrina merangkul ketiga temannya yg menatap ke luar jendela.

"Itu tio anak kelas sebelas ga sih?" Tanya khatrina saat melihat seorang siswa yg sedang di rundung di bawah sana.

Marsha dan ashel mengangguk.

"Azizi sa- Marsha jelasin apa maksud omongan adel kemarin!" Tanya khatrina, padahal dirinya hendak menyebut nama² murid yg sedang merundung tio. Hal itu membuat indah dan ashel ikut menatap menuntut penjelasan Marsha.

Marsha menatap dalam ketiga sahabat nya.

Hufftt

Marsha menghela nafas."ayo duduk dulu" ajak Marsha berjalan ke bangku mereka.

Mereka pun duduk dengan posisi yg merapat untuk mendengarkan penjelasan Marsha.

Marsha menoleh ke segala arah kelas memastikan tidak ada yg dapat mendengar ucapan nya.

Setelah nya ia menatap ketiga temannya.,"aku sama ka zee emang pacaran"

Ketiga temannya shock tapi mereka masih diam, melihat itu marsha kembali menjelaskan.

"Kita udah pacaran dua tahun, tepatnya waktu masih kelas sepuluh"

Indah dan khatrina mengangguk-anggukkan kepalanya."kok bisa sha?" Tanya khatrina polos.

"Ya bisa... Karena kita sama² suka" jawab Marsha tenang.

Indah tiba-tiba mengelus kepala marsha."dia ga pernah kasarin kamu?, mukul, bentak, marahin, atau ... Yg lainnya?"

Marsha terkekeh mendengar ucapan indah, lalu menggeleng."dia baik, dia selalu lembut ke aku kak, Kakak tenang aja"

Khatrina terlihat masih tidak percaya walaupun Marsha telah membenarkan ucapan adel yg membuat mereka penasaran."aku masih rada negeri, karena azizi sama temen temen nya ga ada bedanya"

***

Seorang gadis termenung di boncengan seorang ojol.

"Mbak udah sampai"

Mendengar ucapan ojol itu baru lah ia tersadar dari lamunannya.

"Ah iya, ini pak" gadis itu menyodorkan uang.

"Makasih mbak" ucap ojol itu dan pergi dari sana dengan motor nya.

"Baru sampai shel?"

Gadis bernama ashel itu menoleh ke belakang dan tersenyum."iya kak, maaf telat"

Senior tempat ashel berkerja itu tersenyum."gapapa, udah ayo masuk"

Mereka masuk ke cafe bersama dan ashel langsung berganti baju.

Setelah nya ashel langsung mulai berkerja, ia mulai terlihat mahir dalam mengantarkan pesanan.

"Meja no lima, shel" ujar senior nya sambil meletakkan nampan di tangan ashel.

"Iya" ashel langsung berjalan dengan santai ke meja no lima.

Saat sampai ashel langsung menampilkan senyum ramahnya."silahkan dinikmati"

"Ashel"

Ashel menoleh pe pelanggan yang menyerukan namanya.

Deg

"Pfttt.."

"Xixixi"

"lo kerja di sini?"

Bohong kalau ashel tidak tersinggung dengan perilaku dan nada bicara mereka.

Namun ashel menutupi nya dengan senyum ramahnya, ia mengangguk kan kepala nya.'via, raya' batin ashel membaca nametag mereka.

"Udah deh pergi sana, jijik" via menujuk kan ekspresi hina.

"Xixixi, sama vii.." sahut raya.

Ashel berusaha tetap tenang dan tersenyum ia berjalan ke belakang untuk kembali mengambil pesanan untuk di antar ke pelanggan.


***

Cuaca yg mendung menambah semangat dan seru nya jalan yg sudah tidak pernah di lalui itu.

Ratusan remaja, pria dan wanita terlihat heboh di sana, mereka berbaris di tepi jalan yg akan dilalui empat motor dengan dua ratus cc.

"Del, menang kita ke club ya" bisik olla lalu menepuk nepuk pundak adel.

Adel menoleh dan mengangguk, ia telah stay di motor nya dengan helm di kepalanya.

"Lawan nya b aja, jadi santai aja del" bisik zee.

Adel kembali mengangguk.

Oniel datang."taruhan nya lima puluh, yg ikut empat, jadi dua ratus kan, di potong  untuk panitia, jadi total nya seratus sembilan puluh tujuh juta"

Ketiga temannya mengangguk paham.

"Mohon perhatian nya!, balapan akan segera di mulai jadi mohon minggir dari jalur balapan!" Triak panitia dengan toa.













***

pembully! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang