24.

203 16 0
                                    

Jam weker telah berbunyi sedari tadi tapi pemilik nya tak kunjung bangun.

Padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan, yg artinya ia terlambat untuk ke sekolah.

Klek

"Reva!"

"Hey bangun ga kamu!"

Plak

"Enghhh.. kenapa sih paa.."

"Kamu ga lihat ini udah jam berapa!, bangun langsung mandi " grecio mendorong tubuh anaknya ke kamar mandi.

Lalu ia langsung bergegas menuju ruang makan, karena ia juga harus bekerja.

Di kamar adel terlihat dengan cepat memakai seragam nya setelah mandi.

Setelah selesai ia langsung menyambar tas nya dan berjalan turun ke lantai satu.

"Mama mana pa?" Tanya adel karena hanya melihat ayahnya di meja makan.

"Mama di kamar, lagi ga enak badan" jawab grecio.

Adel mengangguk dan berlalu."adel pergi dulu pa"

"Iya hati hati" sahut grecio yg masih fokus dengan makanan nya.

Di jalan raya adel memacu motor nya dengan kecepatan tinggi, mungkin karena ia sudah sangat terlambat.

Hingga tak butuh waktu lama ia telah sampai di sekolah.

"Bukain pak"

Penjaga gerbang sekolah langsung membuka gerbang untuk adel masuk.

Adel masuk dan langsung memarkirkan motor nya di parkiran sekolah.

Ia berjalan dengan santai ke kelas nya, lorong telah sepi, karena pasti seluruh siswa siswi sedang mengikuti proses pembelajaran.

"Assalamualaikum " adel berjalan masuk ke kelas begitu saja setelah mengucapkan salam.

Ia berjalan masuk dan duduk di bangku nya.

"Yg mabok olla yg penger sampe siang adel" celetuk oniel berbisik.

"Bacot" ketus adel.

Sedangkan guru yg brada di kelas itu hanya diam acuh tak acuh pada adel yg datang terlambat.

"Del tante shani sakit ya?"

Adel menoleh dan melihat sepupu nya yaitu zee."hm, ga enak badan" jawab adel.

Olla, oniel dan zee mengangguk paham lalu kembali mengerjakan tugas yg guru berikan.

***

"Kalian ga takut?"

Ketiga gadis menoleh ke arah temannya.

"Ka indah kenapa?" Tanya marsha.

"Yaa.. adel sama circle nya pasti bakal ganggu kita" jawab indah apa adanya.

"Kalau dia ganggu kita, kita ancam aja kaya ashel kemarin" sahut khatrina.

"Iya" jawab ashel dan marsha kompak.

"Ya udah deh, ayo"

Keempat gadis itu berjalan ke arah kantin karena bel istirahat baru saja berbunyi.

Saat sampai di kantin mereka langsung duduk di bangku paling pojok agar terhindar dari jmt.

"Biar aku yg pesen" khatrina berjalan ke penjaga kantin dan memesan makanan.

Grep

Indah, marsha dan ashel menoleh ke tangan yg mencekal pergelangan tangan ashel.

"Lo ngapain?, lepasin ashel ga!" Marsha berdiri dan hendak menarik tangan ashel.

"Ada apa urusan apa lo sama ashel?" Tanya indah

"Gw pinjam ashel bentar" juan menarik ashel dari sana tanpa mendengar persetujuan kedua temannya yg Brada Disana.

"Hehh"

Juan membawa ashel ke taman belakang sekolah yg sepi.

Juan menatap wajah cantik ashel yg sedikit menunduk.

"Mana uang gw?"

"Hah?"

"Gw mau uang gw"

Juan tersenyum ia yakin ashel tidak akan mengembalikan uang nya, ia melakukan hal ini karena ia masih menginginkan tubuh ashel.

"Kalau lo ga balikin, pulang sekolah lo harus puasin gw"

Ashel tersentak mendengar ucapan juan, tapi ia sudah tidak begitu gugup.

Ia mendongak menatap juan."lo bakal bayar gw enam puluh juta kan?"

Juan tersenyum.'lo masih berharap ternyata ' batin juan.

"Iya, itu pun kalau lo masih prawan " santai juan.

"Ok"

Juan tersenyum mendengar ucapan ashel."pulang sekolah bareng gw"

Setelah berucap juan langsung meninggalkan Ashel.

***

Langit telah menujuk kan keindahan nya, warna oren bercampur merah, di tambah awan hitam membuat siapa pun orang nya akan merasakan kedamaian.

Reva fidela natio itu lah nama yg terpampang di nametag seorang siswa yg sedang berbaring di roftop.

Mata nya terpejam tapi bukan tertidur.

Barusan ia mendapat telepon dari ayahnya, Seutas senyum terbit di bibirnya.'ga ada apa apa, papa lagi di rumah sakit, mama positif hamil del'

Suara grecio yg mengabarkan adel lewat telepon tadi masih terus berputar di otak adel.

Drttt
Drrttt

Adel merogoh saku jaket kulit nya, mengambil ponselnya.'zee' batin adel melihat nama yg tertera di ponsel nya.

"Kanapa?" Tanya adel via telepon.

(Lo di mana?, balik gih, kita semua di rumah lo nih)

"Iya"

Tuttt
Tutt

Adel melirik jam di layar ponselnya."setengah empat"

Lalu ia berjalan pergi dari roftop sekolah.












***

pembully! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang